BeritaTugu Roket Dirubuhkan, Begini Rencana Bupati Nabire

Tugu Roket Dirubuhkan, Begini Rencana Bupati Nabire

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Dua hari terakhir ramai dengan suara pro dan kontra terhadap pembongkaran Tugu Roket atau Tugu Tinggal Landas yang berdiri kokoh di depan kantor bupati Nabire. Tugu tersebut dibongkar dengan alat berat pada Selasa (4/10/2022).

Tidak sedikit orang mempertanyakan kebijakan pemerintah daerah membongkar tugu yang dibangun tiga puluh tahun sebagai salah satu bagian historis dari kabupaten Nabire.

Dianggap juga tidak menghargai perjuangan masa lalu. Tugu dibuat dengan maksud tertentu di kala itu. Seharusnya direnovasi, bukan dirubuhkan.

Banyak diantaranya yang menyindir pembongkaran dengan rencana bangun tugu baru tidak terlalu mendesak untuk dilakukan saat ini. Masih ada pekerjaan lain yang mestinya diprioritaskan.

Banyak suara lain makin keras terdengar pasca pembongkaran tugu tersebut.

Tidak saja Tugu Roket, dalam tahun ini pemerintah kabupaten Nabire juga bakal bangun beberapa tugu dan patung di dalam kabupaten yang dulu terkenal dengan sebutan “kota singkong”.

Bupati Nabire Mesak Magai menyatakan well come bila siapapun berpendapat lain terhadap kebijakan pemerintah daerah saat ini terutama dengan pembongkaran Tugu Roket.

Baca Juga:  Empat Jurnalis di Nabire Dihadang Hingga Dikeroyok Polisi Saat Liput Aksi Demo

Dikatakan, kebijakan ini diambil setelah lalui banyak pertimbangan. Tidak mungkin tugu diganti baru kalau itu mau menceritakan sebuah sejarah masa lalu dan hal penting lain. Mesak justu melihat tugu tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal.

“Nabire dari awal mulai dibangun dengan tiga pilar atau tiga komponen yaitu agama, adat, dan pemerintah. Tiga komponen itu tidak tergambarkan dalam tugu ini. Harus terlihat tiga pilar itu dalam tugu, dan itu yang kita mau harus ada,” ujarnya.

Tugu Roket setelah dihancurkan dengan alat berat pada Selasa (4/10/2022) pagi. (Supplied)

Bukan soal hargai atau tidak hargai terhadap jasa pendahulu. Dia justru bilang itu keliru kalau sesuatu hal tanpa makna terus dibiarkan.

Bukan hanya Tugu Roket, kata Mesak, Tugu Kalpataru yang terletak di komplek Yapis Nabire juga tanpa ciri khas yang mau menunjukkan kearifan lokal atau minimal simbol Papua.

“Kita bongkar Tugu Tinggal Landas atau Tugu Roket itu karena kita segera bangun baru dengan desain khusus dan ornamen lokal. Di tugu baru kita bangun tiga pilar atau tiang, itu mau menggambarkan tiga pilar yaitu pilar agama, adat dan pemerintah. Di puncak tugu ditaruh logo kabupaten, dan tulisan Nabire Hebat terletak di sekitar kaki tugu,” jelasnya.

Baca Juga:  PWI Pusat Awali Pra UKW, 30 Wartawan di Papua Tengah Siap Mengikuti UKW

Bersamaan juga Tugu Kalpataru dibongkar, kata Mesak Magai, akan dibangun tugu baru dengan menampilkan sejumlah motif daerah dan kreasi khas Papua.

Sedangkan, Tugu Selamat Datang yang ada di depan bandar udara Nabire menurut dia, sudah tepat karena simbol dua suku yaitu dari pesisir dan gunung terlihat jelas. Begitupun Tugu Cenderawasih di Oyehe, dibiarkan karena ada simbol Papua yaitu burung Cenderawasih.

Karena itu, kepada yang merasa keberatan dengan kebijakan bongkar dua tugu itu, Mesak Magai menyampaikan permohonan maaf. Dia juga berterimakasih kepada mereka yang mendukung karena ini bagian dari dukungan nyata terhadap kepemimpinannya.

Selain dua tugu itu, pada tahun ini Pemkab Nabire juga akan bangun dua tugu dan satu patung.

Baca Juga:  Kepala Suku Abun Menyampaikan Maaf Atas Pernyataannya yang Menyinggung Intelektual Abun

Dalam perencanaan tahun ini, kata Mesak, Hiu Paus sebagai satu kekayaan daerah akan divisualisasikan dalam bentuk patung yang siap dibangun di lingkaran depan kantor DPRD Nabire. Gedung itu rencana digunakan sementara sebagai kantor gubernur Papua Tengah.

Menurut Mesak Magai, pembangunan Tugu Nabire Hebat dan lainnya sudah dialokasikan pada tahun anggaran 2022.

Khusus Tugu Cenderawasih, Tugu Pattimura dan Tugu Gerbang Nun Biru di taman Gizi Oyehe yang dibangun di masa Anselmus Petrus Youw, Mesak tegaskan tidak akan diganggu. Hanya direhab dan tentu juga akan mendapat porsi perawatan atau pemeliharaan.

Tugu Roket dan sejumlah tugu yang ada di kabupaten Nabire dibangun pada tahun 1991 di masa kepemimpinan Yusuf Adipatah. Sebuah patung di gerbang Batalyon 753/AV, Karang Tumaritis, dan patung lainnya di Kota Lama tepat di depan kantor KNPI Nabire dibongkar beberapa tahun lalu.

 

REDAKSI

 

Terkini

Populer Minggu Ini:

Aparat Hadang dan Represi Aksi Demo Damai Mahasiswa Papua di Bali

0
“Kondisi hari ini, rakyat Papua menghadapi situasi represif, intimidasi serta pembunuhan yang sistematis dan terstruktur oleh negara pasca otonomi khsusus diberlakukan tahun 2001. Akibatnya, konflik berkepanjangan terus terjadi yang membuat aparat TNI/Porli menuduh warga sipil dengan sembarangan,” tutunya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.