PartnersSitiveni Rabuka Terpilih Sebagai Perdana Menteri Baru Fiji

Sitiveni Rabuka Terpilih Sebagai Perdana Menteri Baru Fiji

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Akhirnya, setelah proses pemilihan anggota parlemen dan pembentukan pemerintahan yang panjang, Sitiveni Rabuka, ditunjuk menjabata Perdana Menteria baru Fiji, setelah memperoleh 28 suara parlemen. Sementara saingan dekatnya yang memimpin Fiji selama 16 tahun, Frank Bainimarama mendapat 27 suara.

Pemilihan itu dilakukan dalam pemilihan suara rahasia di parlemen Fiji di Suva.

Stiveni Rabuka didukung oleh tiga partai koalisi yaitu, People’s Aliansi Party (Parti Aliansi Rakyat), the National Federation Party (Partai Federasi Nasional) yang dipimpin Biman Prasad dan Sodelpa Party (Partai Sodelpa) yang dipimpin Viliame Gavoka.

Hasil tersebut disambut meriah rakyat Fiji di ibu kota Suva dengan adegan serupa yang dimainkan di seluruh negeri di media sosial.

Sitiveni Rabuka Dilantik
Usai dilantik, Rabuka mengaku bahwa dirinya mendukung demokrasi ala barat.

Baca Juga:  KBRI dan Universitas Nasional Fiji Gelar Seminar Perspektif Kolaborasi yang Lebih Dekat

Manifesto partainya ingin membangun dialog dengan kekuatan-kekuatan besar dan menilai kembali praktik-praktik peminjaman untuk memastikan negara tidak berakhir dalam perangkap utang.

Fiji akan memiliki tiga wakil perdana menteri, dimana Wakil PM Biman Prasad sebagai menteri keuangan, Wakil PM Viliame Gavoka menteri pariwisata, dan Wakil PM Manoa Kamikamica adalah menteri perdagangan luar negeri, yang mana telah diatur di bawah pengaturan koalisi partai.

Jaksa Agung baru Fiji adalah Siromi Turaga, Lynda Tabuya menjabat menteri perempuan dan Pio Tikoduadua bertanggung jawab atas urusan dalam negeri. Aseri Radrodro mendapat portofolio sebagai menteri pendidikan, Ratu Antonio sebagai menteri kesehatan, Ifireimi Vasu menjabat urusan warga pribumi.

Sementara, pengacara terkenal di Suva, Filimoni Vosarogo menjabat menteri pertanahan dan sumber daya mineral.

Baca Juga:  Ratu Viliame Seruvakula Perjuangkan Keinginan Masyarakat Adat Fiji

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, mengucapkan selamat kepada Rabuka dalam sebuah pernyataan usai dilantik sebagai PM Fiji baru.

“Saya mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri Fiji yang baru, Sitiveni Rabuka, atas terpilihnya sebagai PM baru Fiji. Selandia Baru berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah baru Fiji untuk lebih memperkuat hubungan kita yang sangat hangat.”

“Kami sangat menghargai Fiji sebagai teman dekat dan mitra saat kami memajukan prioritas bersama kami untuk kawasan ini.”

“Saya ingin mengakui warisan penting mantan Perdana Menteri Frank Bainimarama untuk Fiji dan perannya sebagai pemimpin regional yang mendukung tindakan pada isu-isu regional, termasuk perubahan iklim,” tukas Ardern.

Viliame Gavoka, pemimpin partai Sodelpa mengatakan demokrasi telah memenangkan pemungutan suara tahun ini.

Baca Juga:  Angkatan Bersenjata Selandia Baru Tiba di Honiara Guna Mendukung Demokrasi Pemilu Solomon

“Demokrasi telah menang. Kita hidup di negara yang indah,” kata Gavoka kepada wartawan usaia pemungutan suara.

Biman Prasad dari Partai Federasi Nasional mengatakan bahwa partainya senang bekerja sama dengan semua orang dan bahkan pihak oposisi.

Mantan Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama ketika menyampaikan keterangan persnya. (RNZ Pacific)

Feank Bainimarama, mantan perdana menteri yang menjabat selama 16 tahun, mengatakan kepada media bahwa kekalahannya dari kekuasaan mencerminkan sebuah proses demokrasi di Fiji.

Frank sendiri telah terpilih sebagai pemimpin oposisi.

“Saya ingin berterima kasih kepada para pendukung partai FijiFirst. Kami masih merupakan partai politik terbesar di sana, jadi saya ingin berterima kasih kepada pendukung untuk itu,” kata Frank.

“Ini adalah demokrasi, dan ini adalah warisan saya, ketika Konstitusi 2013.”

 

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

ULMWP: Aneksasi Papua Ke Dalam Indonesia Adalah Ilegal!

0
Tidak Sah semua klaim yang dibuat oleh pemerintah Indonesia mengenai status tanah Papua sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena tidak memiliki bukti- bukti sejarah yang otentik, murni dan sejati dan bahwa bangsa Papua Barat telah sungguh-sungguh memiliki kedaulatan sebagai suatu bangsa yang merdeka sederajat dengan bangsa- bangsa lain di muka bumi sejak tanggal 1 Desember 1961.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.