PasifikRatu Viliame Seruvakula Perjuangkan Keinginan Masyarakat Adat Fiji

Ratu Viliame Seruvakula Perjuangkan Keinginan Masyarakat Adat Fiji

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Terpilih menjadi ketua Dewan Agung Fiji pada pekan lalu dalam pertemuan masyarakat adat Pasifik di Pulau Bau, Ratu Viliame Seruvakula menyatakan siap menjalankan segala tugas dan tanggungjawabnya selama tiga tahun mendatang.

Dilansir rnz.co.nz, Ratu Viliame Seruvakula menjadi pemimpin adat Fiji setelah dalam pemilihan yang berlangsung pada Kamis (29/2/2024), meraup 27 suara dibanding pesaingnya, Ratu Meli Saukuru (10 suara), dan Ratu Jone Lalabalavu (8 suara).

Dengan terpilih sebagai ketua Dewan Adat Fiji, Ratu Viliame Seruvakula kepada wartawan mengatakan, dirinya ingin Great Council of Chiefs (GCC) independen dari Kementerian Urusan iTaukei, yang bertanggung jawab atas masalah masyarakat adat di Fiji.

Baca Juga:  Gereja Pasifik Desak MSG Keluarkan Indonesia Jika Tidak Memfasilitasi Komisi HAM PBB Ke Papua

Ratu Viliame Seruvakula, mantan perwira militer Fiji dan panglima Tailevu, mengungkapkan, sudah 16 tahun sejak GCC ditutup pemerintahan Bainimarama, dan zaman telah berubah saat ini.

“Dengan melihat kerja tinjauan tersebut, cukup jelas bahwa selama 15 tahun terakhir, masyarakat mungkin menjadi lebih sadar dalam mencari sesuatu untuk membantu mereka, membimbing mereka maju, terutama generasi muda masa kini,” ujarnya.

Seruvakula menegaskan, GCC harus bersikap apolitis, dan satu-satunya cara untuk melakukan hal tersebut adalah dengan memisahkan kementerian dan GCC.

Baca Juga:  Polisi Bougainville Berharap Kekerasan di Selatan Mereda

Menurutnya, GCC tidak hanya diperuntukkan bagi penduduk asli Fiji saja.

“Sejak awal GCC didirikan untuk menjadi suara iTaukei kepada pemerintah,” kata Seruvakula.

“Kami telah membahasnya, bahwa GCC mempunyai tanggung jawab untuk mempertimbangkan kepentingan seluruh warga Fiji, termasuk mereka yang mungkin bukan anggota iTaukei, namun menyebut Fiji sebagai rumah mereka,” ujar Viliame.

Perdana Menteri Fiji, Sitiveni Rabuka, mengatakan, walau secara intrinsik terkait dengan tata kelola dan kesejahteraan masyarakat adat, GCC mempunyai kewajiban besar untuk merangkul dan mengadvokasi setiap anggota masyarakat yang beragam di negara ini.

Baca Juga:  Pasukan Keamanan Prancis di Nouméa Menjelang Dua Aksi yang Berlawanan

Sitiveni Rabuka menyerukan anggota GCC untuk seluruh rakyat Fiji.

“Dewan Agung atau Dewan Adat Fiji diharapkan menjadi pemimpin bagi semua warga Fiji tanpa ada perbedaan sedikitpun,” ujarnya.

Rabuka meyakini pembentukan kembali GCC menandai era baru pemerintahan, sebuah era yang mengingatkan kembali pencapaian-pencapaian gemilang di masa lalu sembari menyambut tantangan dan peluang saat ini dan masa depan.

Pertemuan GCC dimulai sejak Rabu (28/2/2024) di Yatu Lau Lagoon Resort di Pacific Habour, dihadiri delegasi Pasifik, pejabat asing, menteri pemerintah, serta perwakilan provinsi. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

0
“Jadi tidak semua Gubernur bisa menjawab semua itu, karena punya otonomi masing-masing. Kabupaten/Kota punya otonomi begitu juga dengan provinsi juga punya otonomi. Saya hanya bertanggung jawab untuk formasi yang ada di provinsi. Maka ini yang harus dibicarakan supaya apa yang disampaikan ini bisa menjadi perhatian kita untuk kita tindaklanjuti. Dan pastinya dalam Rakor Forkopimda kemarin kita juga sudah bicarakan dan sepakat tentang isu penerimaan ASN ini,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.