PANIAI, SUARAPAPUA.com — Tim seleksi Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) provinsi Papua Tengah diminta dalam menyeleksi calon anggota Bawaslu mengutamakan orang asli Papua (OAP) yang berasal dari delapan kabupaten.
Delapan kabupaten itu diantaranya Mimika, Puncak Jaya, Puncak, Intan Jaya, Paniai, Deiyai, Dogiyai dan kabupaten Nabire.
Permintaan ini disampaikan Yance Bedopa, salah satu akademisi di wilayah Meepago, dalam sebuah diskusi bertema “Dinamika Politik Menjelang Pemilu 2024”, baru-baru ini di Nabire, Papua Tengah.
“Seleksi calon Bawaslu provinsi Papua Tengah saat ini merupakan langkah awal yang akan mempengaruhi proses seleksi di periode-periode berikut. Maka hal ini penting bagi Timsel menjadikan bahan pertimbangan dalam melakukan perekrutan anggota Bawaslu harus sesuai aturan yang berlaku,” ucapnya.
Yance mengingatkan, Timsel wajib memperhatikan syarat-syarat calon anggota Bawaslu sesuai Pasal 117, poin g, dan Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang berbunyi: syarat menjadi calon anggota Bawaslu Provinsi berasal dari wilayah sendiri.
“Perundang-undangan yang ada ini, kami minta Timsel harus berani tegakkan. Tidak boleh orang pendatang maupun orang Papua yang asalnya di luar dari delapan kabupaten sampai direkrut,” tegasnya.
Pendaftaran dan penyerahan berkas bagi calon anggota Bawaslu provinsi Papua Tengah telah dibuka Timsel sejak 28 Maret 2023. Kemudian, hasil verifikasi administrasinya akan diumumkan 6 April 2023.
“Sekali lagi kami minta kepada Timsel harus berpedoman pada aturan yang ada. Bila ada berkas persyaratan dari orang pendatang dan orang Papua dari luar provinsi ini harus coret namanya. Kami akan jaga nama-nama yang akan diumumkan 6 April mendatang,” ujar Yance.
Timsel dalam pengambilan setiap keputusan, diingatkan tidak boleh mendengar bisikan pihak yang bertujuan mencederai, merusak dan menghancurkan jalannya pesta demokrasi Pemilu 2024 di wilayah adat Meepago atau provinsi Papua Tengah.
Setianus Sondegau, tokoh intelektual Meepago, juga berpendapat sama, wajib memprioritaskan putra-putri asli Papua Tengah dalam proses perekrutan anggota Bawaslu sebagai solusi terbaik menurunkan secara bertahap tingkat pengangguran yang tinggi.
“Anak-anak Papua yang belum kerja jumlahnya sangat banyak, sehingga harus prioritaskan putra asli Papua dalam perekrutan anggota Bawaslu ini supaya mengurangi tingkat pengangguran yang sangat tinggi bagi anak-anak Papua,” harapnya.
Pewarta: Stevanus Yogi