Tim Gabungan Pulangkan Lima Warga Sipil Dalam Keadaan Sakit Akibat Disiksa

0
499

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Dalam misi penyelamatan pilot Susi Air Phillips Mark Mehrtens yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) pimpinan Egianus Kogeya sejak 7 Februari 2023, tim gabungan TNI/Polri saat operasi senyap, mengamankan delapan orang warga sipil dari kabupaten Nduga dan Lanny Jaya, Papua Pegunungan.

Lima orang diantaranya, yakni Preson Gwijangge (15), Kejar Murib (15), Oumeka Tabuni (28), Cerita Telenggen (25), dan anak dari bapak Wahyu yang ditangkap dan ditahan hingga dibawa ke kabupaten Mimika, kemudian kembali dipulangkan ke keluarga.

Kondisi dari lima orang yang dipulangkan itu dalam keadaan sakit akibat mendapat pukulan dari oknum anggota TNI dan Polri ketikan ditangkap hingga ada dalam tahanan di Timika.

Enggipilik Kogoya, ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nduga se-Indonesia (IPMNI) kota studi Jayawijaya, menjelaskan, lima orang yang ditahan itu telah dipulangkan ke keluarga pada tanggal 23 April 2023.

“Iya, lima orang yang ditahan itu sudah dikembalikan ke keluarga kemarin tanggal 23 April 2023. Tiga orang sudah ada di Kuyawage, dan dua orang ke Wamena. Mereka masih hidup, tapi dalam keadaan sakit akibat dianiaya aparat keamanan,” katanya kepada suarapapua.com di Wamena, Rabu (26/4/2023) lalu.

ads
Baca Juga:  FPD Yahukimo Aksi di Kantor KPU Papua Pegunungan Tuntut Pleno Dibatalkan

Enggipilik mengatakan, Tim Pencari Kebenaran merasa sedih karena tidak hanya dianiaya, ada warga yang meninggal dunia akibat penyiksaan dan penembakan. Korban tewas atas nama Wity Unue (17), mayatnya dikirim melalui bandara Tiom, jasadnya dimakamkan para Gembala didampingi Polres Lanny Jaya di ujung jalan baru Kuyawage. Sedangkan mereka yang ditahanpun dipulangkan dalam keadaan sakit akibat penganiayaan aparat keamanan.

Operasi militer dalam misi penyelamatan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu terus berlanjut. Pilot Susi Air disandera kelompok Brigjend Egianus Kogeya, Panglima Komando Daerah Pertahanan (Pangkodap) III Ndugama Derakma.

Mengingat daerah Kuyawage menjadi tempat sentral pengungsian dari tiga kabupaten (Lanny Jaya, Nduga dan Puncak), Enggipilik minta pihak TNI dan Polri tidak menginterogasi warga sipil berlebihan hingga memukul dan menyiksa.

Baca Juga:  DKPP Periksa Dua Komisioner KPU Yahukimo Atas Dugaan Pelanggaran KEPP

Setiap warga negara di Papua termasuk di distrik Kuyawage, diharapkan mendapat perlindungan sebagaimana hak warga negara yang diatur kontitusi negara. Warga sipil di Kuyawage tidak hanya dari kabupaten Lanny Jaya saja, tetapi juga dari kabupaten Puncak dan Nduga.

Ia menyatakan, warga sipil yang mendiami Kuyawage bukan anggota dari kelompok Egianus Kogeya yang sedang dicari pasukan gabungan TNI/Polri.

“Anggota tentara dan polisi yang bertugas di sana sebagai orang baru, tidak boleh tanya-tanya identitas dan lainnya. Ditanya juga dengan represif. Itu tidak boleh terjadi. Mereka itu orang asli di sana, tinggal di sana. Anggota lakukan seperti itu kecuali kalau benar ada yang sedang gunakan senjata, itu baru bisa periksa,” ujarnya.

Dari kejadian tragis itu, Tim Pencari Kebenaran menyarankan pihak TNI dan Polri untuk tidak lagi melakukan penangkapan, penyiksaan maupun penembakan terhadap warga sipil.

Baca Juga:  Polda Papua Diminta Evaluasi Penanganan Aksi Demo di Nabire

“Kalau mau kejar pilot dan kelompok Egianus Kogeya silakan cari mereka saja. Jangan sasarannya sama rakyat sipil yang ada di Kuyawage. Daerah ini [Kuyawage] dan lainnya tempat warga sipil, bukan tempatnya TPNPB yang ada sembunyikan pilot Susi Air itu,” tegas Enggipilik.

Sementara itu, Raga Kogeya, aktivis HAM yang juga tokoh perempuan Papua asal Nduga, menyinggung temuannya dalam kasus penangkapan warga sipil itu ternyata terdapat manipulasi umur yang sangat berbeda dengan data identitas sebenarnya.

“Enam orang yang ditangkap itu semuanya usia produktif, antara 15 sampai 25 tahun. Tapi anggota yang ubah nama dan umur menjadi 30 dan 35 tahun. Kami sebagai keluarga sangat kesal dengan hal itu,” kata Raga.

Enggipilik juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah mengambil bagian dalam proses pembebasan warga sipil yang ditangkap itu.

Pewarta: Onoy Lokobal
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaPesan Pater Mathias Ohoilean Usai Lantik BPH PKJ Sorong Raya
Artikel berikutnyaBeras Bulog Merauke Enak dan Termurah di Kota Sorong