Tanah PapuaMamtaRayakan HUT ke-50, Warga Kawanua Tekadkan Hidup Rukun di Tanah Papua

Rayakan HUT ke-50, Warga Kawanua Tekadkan Hidup Rukun di Tanah Papua

SENTANI, SUARAPAPUA.com — Hari ulang tahun (HUT) ke-50 Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) kabupaten Jayapura dirayakan dalam sebuah ibadah syukur, Minggu (21/5/2023).

Perayaan mengusung tema “Memperkokoh kesehatian di tahun emas kerukunan keluarga Kawanua – Esa lalan esa toroan – satu jalan satu tujuan”.

Ruddy Bukanaung, pelaksana tugas ketua KKK kabupaten Jayapura, mengatakan, momentum ini merefleksikan perjalanan setahun terakhir dan selama setengah abad sejak terbentuknya wadah kerukunan bagi keluarga besar Kawanua di seluruh Indonesia.

“HUT emas secara nasional sudah 50 tahun dihitung sejak KKK didirikan 21 Mei 1973. Hari ini, 21 Mei 2023 sudah genap berusia 50 tahun perjalannnya,” kata Ruddy.

Dengan rayakan HUT emas, ia berharap, warga Kawanua terutama di kabupaen Jayapura mendapat satu spirit baru dalam membina kerukunan di antara sesama orang Kawanua maupun dengan orang lain termasuk masyarakat asli Papua.

“Dengan merayakan HUT yang ke-50 tahun semoga memotivasi kami buat Bumi Kenambay Umbai yang kami cintai ini,” ucapnya.

Ruddy juga menjelaskan, sejak tahun 2020, KKK telah menjalin kerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten Jayapura untuk melayani warga Kawanua mengurus administrasi kependudukan.

“Dan itu sangat menolong warga kami tidak perlu lagi kembali ke kota asal untuk mengurus surat-surat pindah warga dan lain-lain, tetapi bisa langsung dilayani dari sini. Maka, kami sampaikan banyak terima kasih atas semua dukungan yang sudah terjalin selama ini dan sekiranya akan ada program-program yang perlu dukungan kerukunan keluarga kami akan siap mendukungnya,” tutur Bukanaung.

Baca Juga:  Hindari Jatuhnya Korban, JDP Minta Jokowi Keluarkan Perpres Penyelesaian Konflik di Tanah Papua

Kehadiran orang Kawanua di Tanah Papua khususnya kabupaten Jayapura, kata Ruddy, sudah berlangsung lama.

“Menurut cerita dari orang-orang tua kami di kabupaten Jayapura ini, orang Kawanua hadir di sini sejak tahun 1962. Jadi, hampir 61 tahun ya. Cuma belum terhimpun dalam organisasi saja. Cukup lama waktunya, dan ini sangat panjang perjalanannya dalam wadah kekeluargaan ini,” jelasnya.

Bukanaung juga mengungkapkan fakta hingga kini KKK belum punya sekretariat sendiri. Hal itu satu pergumulan tersendiri.

“Ada lokasi yang kami sudah lihat cuma secara kemampuan swadaya anggota kita memang belum siap untuk itu. Maka, pada kesempatan ini kami mengharapkan dukungan dari pemerintah daerah agar harapan kami terwujud dan selanjutnya tetap melanjutkan partisipasi kami kepada pemerintah daerah dan masyarakat secara umum,” lanjutnya.

Ruddy menambahkan, seperti selama ini, kehadiran warga Kawanua di Tanah Papua harus menjadi berkat bagi masyarakat Papua. Bukan justru menciptakan masalah atau bahkan konflik karena konflik bukanlah budaya orang Kawanua.

“Warga Kawanua yang ada di kabupaten Jayapura hidup rukun dan damai itu budaya kita. Sekali lagi saya sampaikan budaya kita bukan berkonflik, budaya kita bukan berselisih, bukan bertengkar juga. Budaya kita dengan dasar firman Tuhan yang sudah memberikan kita kekuatan selama ini. Sumber pencerahan di malam hari ini melalui ayat dan renungan merupakan spirit inspirasi kita untuk terus kita jaga kebersamaan, jaga kekompakan kita, keberadaan warga Kawanua yang ada di Kabupaten Jayapura menjadi berkat bagi banyak orang. Kita menjaga kondisi daerah, kita membantu kerja-kerja dan program pemerintah daerah,” tuturnya menegaskan.

Baca Juga:  Jelang Idul Fitri, Pertamina Monitor Kesiapan Layanan Avtur di Terminal Sentani

Sementara itu, Dr. Elia Loupatty, pelaksana tugas KKK provinsi Papua, mengajak warga Kawanua yang sudah lebih dari 50 tahun ada dan hidup di Tanah Papua untuk melihat kembali perjuangannya sebelum melangkah dengan tetap menjalankan aktivitasnya, tidak lupa juga hargai hak-hak masyarakat asli Papua.

“Bersyukurlah baha pada hari ini bisa merayakan hari ulang tahun yang ke-50 tahun. Betul yang pendeta bilang, 50 tahun ini kuat, angin kencang tiup juga tidak mudah roboh. Semua harus syukuri dengan suasana ulang tahun ini, bersukacita, berbahagia karena orang-orang Kawanua yang ada di kabupaten ini bukan baru sekarang, sudah menjadi warga di sini,” kata Elia.

Elia juga akui selama ini keluarga-keluarga dari KKK yang tersebar di beberapa daerah yang ada di kabupaten Jayapura selalu berkontribusi dalam menjaga keamanan dan ketertiban masayrakat (Kamtikmas). Dalam kehidupan sehari-hari selalu berusaha bersolidaritas, hidup rukun, hidup damai dengan siapapun, lebih-lebih dengan orang asli setempat.

Baca Juga:  Media Sangat Penting, Beginilah Tembakan Pertama Asosiasi Wartawan Papua

“Saya senang sekali saudara-saudari Kawanua Manado memang turut jaga Kantikmas yang sangat bagus. Terima kasih. Teman-teman pengurus dan rukun-rukun saya monitor saudara-saudari juga sampai di Airu, Depapre, Demta sana bagus kelakuan mereka, selalu jaga kerukunan. Saya harap keepan juga harus lebih bagus lagi dengan hal seperti itu karena menurut Sam Ratulangi, kita harus menjadi orang yang baik dengan orang lain. Kalau orang lain jahat, anda harus tetap baik saja. Kalau orang-orang asli Papua salah, anda harus benar, harus mengalah. Kalau anda salah dan mereka benar, anda harus lebih mengalah lagi, dan jangan masalah tambah rumit sampai harus di polisi. Selesaikan dengan baik-baik saja. Jaga kedamaian untuk kita bersama di Tanah Papua,” tuturnya.

Loupatty berpesan, keberadaan orang Kawanua di kabupaten Jayapura dan dimana pun harus memberi berkat bagi siapa saja terutama semua orang asli Papua.

“Orang-orang Manado harus juga bisa mengajarkan orang Papua cara membuat kukis dan mengolah pohon seo itu menjadi gula batu dan bukan diolah menjadi air berkata-kata,” imbuhnya. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

PBB Memperingatkan Dunia yang Sedang Melupakan Konflik Meningkat di RDK dan...

0
"Rwanda melihat FDLR sebagai ancaman besar bagi keamanannya. Tentara Kongo berkolaborasi dengan FDLR, yang membuat Kigali marah,” kata Titeca.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.