JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Presiden Universitas Divine Word Papua Nugini menyerukan pembentukan dana untuk membantu para korban tuduhan sihir.
Menuduh orang melakukan sihir adalah hal yang biasa terjadi di PNG dan sementara beberapa dari mereka yang dituduh secara tidak adil meninggal dunia. Mereka yang selamat dapat menjadi tunawisma dan tidak memiliki uang.
Pastor Philip Gibbs telah menjadi advokat bagi para korban kekerasan yang berhubungan dengan sihir selama bertahun-tahun, dan ingin melihat adanya dana yang dibentuk untuk menyalurkan kepada mereka.
Dia mengharapkan bahwa sebuah dana dikelola dengan baik untuk biaya-biaya seperti biaya medis dan biaya sekolah yang merupakan beban nyata bagi para penyintas.
“Saya mendapati mereka sangat membutuhkan. Seperti baru –baru ini saja [Kamis], saya mendapat kabar bahwa salah satu [korban] harus menemui dokter bedah sorenya di rumah sakit dan itu mungkin akan dilakukan operasi lagi,” kata Pastor Gibbs.
“Jadi dia mungkin akan membutuhkan 500 kina lagi untuk menjalani operasi. Seorang lagi meminta 500 kina kepada saya untuk membantu membayar sewa rumah selama sebulan ke depan,” tambahnya.
Pastor Gibbs mengatakan mereka yang terkena dampak tidak dapat tinggal di rumah lagi, karena ditolak oleh keluarga mereka karena tuduhan tersebut.
Ia mengatakan dana tersebut harus dikelola secara resmi, dengan dana yang diharapkan berasal dari pemerintah dan organisasi masyarakat sipil yang sudah terlibat dalam merawat para korban.
Namun katanya kesulitannya adalah bahwa dana di PNG memiliki kebiasaan yang sering hilang.
Universitas Divine Word adalah sebuah universitas nasional yang bersifat ekumenis, co-edukasi.