Tanah PapuaDomberaiPapuan Culture Event Bertajuk KPCTLE di Sorong Sukses Digelar

Papuan Culture Event Bertajuk KPCTLE di Sorong Sukses Digelar

SORONG, SUARAPAPUA.com — Mini festival budaya bertema “Keep Papuan Culture Through Learning English” (KPCTLE) sukses digelar Yayasan Mutiara Hitam Papua (YMHP) di gedung serba guna GKI Pniel, Malawele, kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (16/9/2023).

Fred Bundah Dimara, direktur YMHP, menjelaskan, kegiatan yang telah disukseskan itu merupakan bagian dari kegiatan yayasan melalui program Black Pearl English Course (BPEC) bertujuan untuk mempromosikan budaya Papua sembari meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak-anak asli Papua di wilayah Sorong Raya.

“Dengan mini festival yang telah kami selenggarakan itu bertujuan agar mempromosikan budaya Papua dan bersamaan juga ikut meningkatkan kemampuan bahasa Inggris peserta BPEC dari Sorong Raya,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima suarapapua.com, Senin (18/9/2023).

Dimara memaparkan, Papuan Culture Event melibatkan berbagai kelas BPEC dari beberapa wilayah, seperti BPEC dari suku Klabra di kabupaten Sorong, suku Ayamaru di Maybrat, dan BPEC Sorong Selatan dengan tujuan memberikan rangsangan kepada peserta BPEC untuk belajar bahasa Inggris dengan pendekatan kontekstual lokal dan sesuai kegemarannya yang menyenangkan, sehingga mereka dapat menerima pelajaran bahasa Inggris dengan cepat dan mudah.

Baca Juga:  Parpol Harus Terbuka Tahapan Penjaringan Bakal Calon Bupati Tambrauw

“Kegiatan ini juga akan memberikan stimulan bagi anak-anak peserta program BPEC untuk belajar bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan dengan memakai ide-ide kontekstual lokal Papua dan kegemaran yang mereka sukai agar belajar bahasa Inggris dengan mudah dan cepat,” urainya.

Peserta BPEC Maybrat sedang menjelaskan kacang tanah, produk lokal dari kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, Sabtu (16/9/2023). (Dok. YMHP for SP)

Sejumlah kegiatan ditampilkan dalam festival tersebut. Kata Dimara, antara lain tarian tradisional, lagu tradisional, cerita tradisional, puisi, drama, pertunjukan kostum tradisional, dan makanan lokal khas Papua.

“Selain itu, ada pameran fotografi budaya Papua, dan drama musikal etnik Papua. Anak-anak yang terlibat dalam BPEC tampil dengan menggunakan bahasa daerah dan bahasa Inggris. Mereka menciptakan suasana yang meriah dan edukatif.”

Dimara menambahkan, program BPEC telah tersebar di 15 pusat pembelajaran di seluruh Tanah Papua. Namun, mini festival budaya ini pertama kali digelar di wilayah Sorong Raya, yang merupakan pintu masuk pariwisata di Tanah Papua.

Ia mengapresiasi penampilan luar biasa dari peserta BPEC, terutama dari Malamoi, Sorong Selatan, Klabra, dan Maybrat, yang berhasil menyampaikan cerita rakyat dalam bentuk drama menggunakan bahasa Inggris.

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

Sementara itu, Dr. Markus Karath, staf ahli bupati bidang pembangunan kabupaten Sorong, dalam sambutannya mengapresiasi para peserta BPEC atas kerja kerasnya mempersiapkan dan berpartisipasi dalam mini festival budaya itu.

Kepada pihak YMHP diminta dapat bekerjasama lebih erat dengan pemerintah kabupaten Sorong untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris anak-anak Papua demi memberikan mereka peluang yang lebih baik dalam meraih beasiswa dari luar dan dalam negeri, serta pekerjaan nantinya.

“Dengan adanya bekerjasama yang lebih baik untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan bahasa Inggris khususnya anak-anak asli Papua yang ada di wilayah kabupaten Sorong dan sekitarnya sesuai dengan motto program BPEC yaitu learning english in creative ways with us,” kata Markus.

Penampilan BPEC dari Malamoi tentang asal mula Sagu sebagai makanan tradisional suku Moi di gedung serbaguna GKI Pniel, Malawele, kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (16/9/2023). (Dok. YMHP for SP)

Fred melanjutkan, “Melalui program mini festival budaya ini, kami ingin memberikan dorongan kepada peserta didik BPEC untuk dapat meningkatkan kreativitas talenta yang mereka miliki melalui penampilannya sambil melatih kemampuan berbahasa Inggris mereka. Kami juga bertujuan untuk memotivasi peserta BPEC untuk tidak melupakan budaya mereka ketika mereka mempelajari budaya orang lain. Kami berharap program ini akan menjadi program tahunan yang akan terus meningkatkan kemampuan para peserta didik BPEC di seluruh Tanah Papu.”

Baca Juga:  Media Sangat Penting, Beginilah Tembakan Pertama Asosiasi Wartawan Papua

“Kami ingin mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak-anak Papua dan juga bagaimana mereka dapat mengekspresikan potensi mereka itu dengan ilmu pengetahuan dan skill yang mereka miliki. Selain itu, kami juga mau memotivasi anak-anak agar suka belajar bahasa Inggris, sehingga dapat mengambil kesempatan-kesempatan beasiswa yang ditawarkan dari pemerintah daerah, pusat, dan luar negeri,” harap Dimara.

Saat Papuan Culture Event berlangsung, Lee-Anne Burnett mewakili tim Black Pearl Network (BPN) Australia, juga sangat terkesima dengan penampilan anak-anak Papua yang bangga memakai pakaian adat mereka dan menyajikan budaya Papua dalam bahasa Inggris.

Burnett menyatakan, event ini satu pengalaman yang sangat berharga.

Terakhir, Sam Kaaf, salah satu perwakilan orang tua dari BPEC Sorong Selatan, mengungkapkan kebahagiannya atas kegiatan festival itu karena telah memberikan pengetahuan baru dan meningkatkan kemampuan bahasa Inggris anak-anak.

Sam berharap, pemerintah daerah dapat lebih mendukung program ini untuk memberikan peluang pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak Papua di wilayah Sorong Raya. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

Non OAP Kuasai Kursi DPRD Hingga Jual Pinang di Kota Sorong

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Ronald Kinho, aktivis muda Sorong, menyebut masyarakat nusantara atau non Papua seperti parasit untuk monopoli sumber rezeki warga pribumi atau orang...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.