Tanah PapuaDomberaiEmpat Siswi Sorong Raih Medali Emas di Kompetisi Karya Ilmiah Internasional

Empat Siswi Sorong Raih Medali Emas di Kompetisi Karya Ilmiah Internasional

SORONG, SUARAPAPUA.com — Empat pelajar dari kota Sorong, Papua Barat Daya, meraih medali emas dalam ajang karya tulis ilmiah internasional sience and invention fair di Bali, 7-11 November 2023.

Empat siswi yang tergabung dalam tim Papua Bisa itu yakni Elise Jenbise dan Yoladia Kezia dari SMA YPPK St. Agustinus Sorong, Mischa V. Kadmaerubun dari SMA YPPKK Moria Sorong, serta Misel Bless dari SMA Negeri 1 Sorong.

Tim Papua Bisa Sorong menyabet medali emas dalam kategori life science dan meraih IYSA Grand Prize. Kompetisi yang diikuti 32 negara itu diadakan secara online dan onsite di Universitas Udayana Bali.

Lebih dari 700 tim mempresentasikan karya ilmiahnya dihadapan para juri yang juga berasal dari berbagai negara, seperti Rumania, Meksiko, Hongkong, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan lainnya.

Baca Juga:  Peringatan IWD Menjadi Alarm Pergerakan Perempuan Kawal Segala Bentuk Diskriminasi Gender

Adapun penelitian yang mereka angkat adalah tentang minyak buah merah sebagai obat herbal penetral gula darah bagi pasien diabetes, di mana tim Sorong menemukan dosis serta cara pengolahan yang tepat.

“Saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus. Proses selama satu tahun. Saya belajar tentang kesabaran, kerja keras, dan disiplin diri sendiri, sehingga tim memperoleh hasil yang baik. Kami meraih medali emas,” kata Mischa Kadmaerubun, Senin (13/11/2023).

“Tim Papua Bisa Sorong memang digembleng secara akademik, mental, karakter dan spiritual oleh Yayasan Terang Papua, selama satu tahun di kampus Universitas Kristen Papua (UKiP) Sorong,” jelas Mischa.

Empat pelajar dari kota Sorong yang sukses menyabet medali emas dalam ajang kompetisi menulis karya ilmiah internasional yang diselenggarakan di Bali, 7-11 November 2023. (Dok. Yayasan Terang Papua)

Yulket Runtuboy, staf Yayasan Terang Papua, mengatakan, perolehan prestasi ini membuktikan bahwa anak Papua, dari sekolah mana saja terbuka untuk memiliki prestasi di level internasional.

Baca Juga:  Rapat Pleno Terbuka Tingkat Kabupaten Tambrauw Masih Berlanjut

Setiap tahun, kata Runtuboy, Yayasan Terang Papua melakukan audisi pelajar SMA di kota Sorong dan Manokwari untuk kemudian dibimbing mengikuti kompetisi internasional.

“Frasa Papua Bisa bukan sekadar jargon, tetapi sebuah semangat bahwa anak Papua juga bisa berprestasi sampai di tingkat internasional. Prestasi yang diperoleh empat anak ini bukanlah akhir dari sebuah perjuangan. Ini langkah awal untuk mencapai masa depan dan kemajuan generasi Papua. Tim pemenang telah menjadi ambassador atau duta untuk membawa wajah Papua yang baru yaitu Papua Bisa,” pungkasnya.

Sementara itu, Dr. Sophian Andi, rektor UKiP Sorong, menyampaikan selamat kepada tim Papua Bisa atas prestasi luar biasa meraih medali emas di International Science and Invention Fair 2023 di Bali.

Baca Juga:  20 Tahun Menanti, Suku Moi Siap Rebut Kursi Wali Kota Sorong

“Keberhasilan empat siswi bukan hanya membawa kebanggaan bagi sekolah dan kota Sorong saja, tetapi juga menjadi inspirasi bagi seluruh generasi muda di Papua dan Indonesia,” kata Sophian.

Sophian Andi beralasan anak muda mampu melakukan suatu penelitian yang ada akhirnya sangat bermanfaat bagi banyak orang merupakan satu kebanggan tersendiri.

“Penelitian tentang minyak buah merah sebagai solusi herbal untuk diabetes adalah bukti nyata dari inovasi, kerja keras, dan dedikasi. Empat siswi ini telah membuktikan bahwa dengan semangat dan usaha, segala hal bisa dicapai. Teruslah berinovasi dan menginspirasi banyak orang. Papua Bisa!,” ujar rektor UKiP. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

ULMWP Himbau Rakyat Papua Peringati 1 Mei Dengan Aksi Serentak

0
“ULMWP sebagai wadah koordinatif gerakan rakyat, siap bertanggung jawab penuh atas semua rangkaian aksi yang dilakukan dalam bentuk apa pun di hadapkan kolonialisme Indonesia dan dunia Internasional.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.