BeritaSuku Yali Menolak Bantuan Polres Yahukimo

Suku Yali Menolak Bantuan Polres Yahukimo

DEKAI, SUARAPAPUA.com — Suku Besar Yali yang mendiami Kabupaten Yahukimo, Yalimo, dan Pegunungan Bintang tegas menolak bantuan yang diberikan Polres Yahukimo kepada masyarakat Yali.

Assa Asso, Perwakilan Suku Besar Yali Assa Asso, yang juga anggota perwakilan Parlemen Nasional West Papua (PNWP) mengatakan, pihaknya tegas menolak pembagian ternak babi dan pakaian.

Assa mengatakan, pihaknya tegas menolak pembagian ternak dan babi itu karena pihaknya tidak perna ikut campur dalam Pepera 1969.

Baca juga: Bupati Abock Minta Petugas Kesehatan Agar Segera Kembali ke Dekai

“Perjuangan kami suku Yali saat ini adalah untuk merdeka penuh dan berdaulat di atas negeri kami. Papua merdeka adalah perjuangan suci, murni, dan kudus. Jika ada oknum-oknum tertentu yang bikin air jernih menjadi kotor, dengan menerimanya maka itu person,” kata Asso, Sabtu (21/09/2019).

Baca Juga:  Sebanyak 127 Peserta Memulai Program Pelatihan di Institut Pertambangan Nemangkawi

Kata Assa, pemberian bantuan ternak babi dan pembagian baju bertuliskan “Sa Papua, sa Indonesia” kepada beberapa suku dan warga di Yahukimo adalah person yang tidak melibatkat rakyat suku Yali besar.

Katanya, kelak yang menerima bantuan akan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Ia mengatakan, yang dilakukan pihak Polres Yahukimo tidak jauh beda dengan apa yang terjadi saat Pepera 1969, dimana orang-orang tua dibodohi. Oleh sebab itu ia tegas menolak bantuan tersebut.

Baca Juga:  PMKRI Kecam Tindakan Biadap Oknum Anggota TNI Siksa Warga Sipil di Papua

“Jadi intinnya rakyat tidak terlibat dalam permainan kotor oleh Polres Yahukimo,” tutupnya.

Jubir KNPB Pusat, Nesta Suhuniap mengatakan, pembagian ternak babi kepada masyarakat oleh Kepolisian Resor Yahukimo adalah salah satu bentuk pencitraan.

Ones mengatakan, pembagian itu penuh dengan konspirasi politik integrasi.

“Saya tidak percaya pemberian babi oleh Kapolres bagian dari mitra kerja masyarakat, namun ada kepentingannya karena rakyat Yahukimo seratus persen pro Papua merdeka, sehingga kepolisian sengaja lakukan ini dan setelah itu mereka membentuk milisi merah putih untuk menciptakan politik adu domba sesama orang Yahukimo,” kata Nesta.

Baca juga: Ini Tujuan KPID Papua Kunjungi LPPL RBS Yahukimo

Baca Juga:  Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

Selain itu, kata Ones, bantuan yang diberikan pihak Polres Yahukimo kepada masyarakat Yahukimo terkesan mendadak, sebagai bagian dari strategi untuk mendapatkan peluru diplomasi Indonesia di luar negeri bahwa polisi Indonesia di Papua humanis.

Sementara, Kapolres Yahukimo, AKBP. Angling Guntoro ketika dihubungi suarapapua.com mengakui bantuan tersebut sebagai bentuk kepedulian serta kemitraan pihaknya terhadap masyarakat,

“Pemberian ini adalah sebagai bentuk kepedulian serta kemitraan kami terhadap masyarakat, dan harapan kami nantinya ternak yang telah kami berikan dapat bermanfaat, sehingga nantinya dapat membantu perekonomian masyarakat melalui ternak babi,” tukas Kapolres Guntoro.

Pewarta : Ruland Kabak

Editor : Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

ULMWP: Aneksasi Papua Ke Dalam Indonesia Adalah Ilegal!

0
Tidak Sah semua klaim yang dibuat oleh pemerintah Indonesia mengenai status tanah Papua sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena tidak memiliki bukti- bukti sejarah yang otentik, murni dan sejati dan bahwa bangsa Papua Barat telah sungguh-sungguh memiliki kedaulatan sebagai suatu bangsa yang merdeka sederajat dengan bangsa- bangsa lain di muka bumi sejak tanggal 1 Desember 1961.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.