SENTANI, SUARAPAPUA.com— Warga keluhkan akses jalan dari Sentani – Depapre atau biasa disebut dengan jalan Kemiri – Depapre karena terdapat kerusakan di beberapa tempat.
Seorang sopir Sentani – Depapre yang tidak ingin dimediakan namanya saat ditemui media ini mengatakan, ia merasa terganggu karena jalan banyak rusak sejak pekerjaan tidak dilanjutkan pada 2017 lalu.
“Saya rasa terganggu dengan jalan yang masih rusak. Kami yang bisa antar masyarakat pulang pergi, kami kuatir kalau jalan tidak dikerjakan dan diperbaiki bisa terjadi kecelakaan atau hal-hal yang kami tidak inginkan,” katanya kepada suarapapua.com pada Selasa (5/11/2019) di Sentani.
Menurutnya, jalan Sentani – Depapre adalah jalan utama yang digunakan semua masyarakat, termasuk anak-anak sekolah. Ia meminta pemerintah untuk segera perbaiki dan menyelesaikan pengerjaan jalan.
“Jalan yang rusak parah itu di Kertosari. Jembatan sudah miring. Tetapi masih dilewati kendaraan roda dua, empat dan enam. Kontainer juga sering lewat di situ. Jembatan itu sudah miring, jadi sebaiknya perbaiki cepat sebelum ambruk dan ada korban,” ungkapnya.
Sementara itu, Daud Magginta, seorang warga yang tinggal di pinggiran gunung Jln. Depapre mengaku ia dan keluarganya terkena dampak dari pengerjaan jalan Kemiri-Depapre.
Daud menjelaskan, rumahnya berada di bawah jalan turun Depapre. Tahun 2018 rumahnya tertimbun tanah bekas gusuran yang dibiarkan begitu saja.
“Untungnya ada tembok rumah. Jadi rumah kami tertimbun material bekas galian,” ungkapnya.
Setelah rumahnya tertimbun dengan material bekas gusuran pembangunan jalan, ia mengaku telah mendapat bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Jayapura.
“Saya berharap jalan ini dapat diselesaikan cepat. Jangan tunda-tunda, karena material dari gunung ini suatu waktu dapat mengancam nyawa kami,” tegasnya.
Pewarta : SP-CR02
Editor: Arnold Belau