KNPB Maybrat Tolak Tuduhan dari Polda Papua Barat

0
2492

KOTA SORONG, SUARAPAPUA.com — Ketua umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Maybrat dengan tegas menolak segala bentuk tuduhan dari POLDA Papua Barat yang mana telah menuding KNPB sebagai pelaku pembunuhan terhadap anggota Brimob.

Hal tersebut dipertegas, Adam Sorry selaku ketua umum KNPB wilayah Maybrat. Ia menegaskan, KNPB bukan pelaku pembunuhan anggota Brimob. Ia mengatakan, semua tuduhan yang dikeluarkan, Polda Papua Barat, tidak benar.

“Saya menegaskan bahwa KNPB bukan pelaku pembunuhan anggota Brimob. Kami sama sekali tidak tau. Apa yang telah dikeluarkan Polda Papua Barat. Itu tidak benar. Tegas Adam,” kepada suarapapua com pada Jumat (1/5/2020).

Ia meminta kepada pemerintah, DPRD, dan pihak keamanan untuk tidak menuduh KNPB sebagai pelaku. Ia meminta untuk segera melakukan pendekatan persuasive demi meyelamatkan masyarakat yang sedang mengungsi ke hutan karena takut diteror dan intimidasi dari aparat keamanan.

Baca Juga:  Hilangnya Hak Politik OAP Pada Pileg 2024 Disoroti Sejumlah Tokoh Papua

“Pemerintah, DPRD, pihak keamanan dalam hal ini TNI, PORLI, jangan menuduh kami. Mereka seharusnya, mencari jalan damai. Melakukan pendekatan persuasive untuk meyakinkan masyarakat untuk kembali ke kampung masing-masing. Sampai hari ini, masyarakat belum kembali ke kampung masing-masing,” tegasnya.

ads

Ia juga menegaskan, PW yang dituding sebagai pengurus inti KNPB bukanlah anggota KNPB. PW adalah murni seorang Satpol PP bukan anggota KNPB. Penemuan bendera dan alat bukti lainnya. Ia menegaskan hal tersebut tidak benar.

“PW bukan anggota kami. Dia itu, Satpol PP-nya Maybrat. Terkait penemuan bendera  Bintang Kejora, bendera KNPB, empat senjata api rakitan, lima senjata angina, enam butir amunisi,dan penemuan alat bukti lainnya oleh Polda Papua Barat. Kami tegaskan, itu tidak benar,” tegasnya.

Baca Juga:  Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

Ia juga menyesal atas sikap aparat yang telah melakukan penyisiran terhadap masyarakat. Menurutnya, kehadiran aparat seharusnya mengayomi masyarakat. Ia meminta kepada pemerintah Maybrat, Bintuni, dan propinsi Papua Barat. Bertanggungjawab terhadap masyarakat yang sampai saat ini masih mengungsi di hutan.

“Kami bersama rakyat. Menyesal atas sikap aparat keamanan yang telah melakukan penyisiran. Aparat keamanan harusnya mengamankan kenapa membuat masyarakat ketakutan. Pemerintah Maybrat, Bintuni, dan Propinsi Papua Barat. Harus bertanggungjawab terhadap masyarakat yang sampai saat ini masih di hutan,” tuturnya.

Baca Juga:  Jelang Idul Fitri, Pertamina Monitor Kesiapan Layanan Avtur di Terminal Sentani

Sementara itu, Abel Asem meminta pihak aparat keamanan untuk langsung mencari oknum dan mengambil data di tempat kejadian.

“Kami minta pihak keamanan untuk mencari tahu oknum. Semua persoalan yang terjadi. Kami tidak tahu. Jangan langsung menuduh KNPB. Tolong untuk langsung ke tempat kejadian. Mencari fakta-faktanya. Jangan menuduh kami tanpa bakti,” tegasnya.

Ia juga menambahkan, sampai saat ini, masyarakat masih mengungsi di tengah hutan.

“Sampai hari ini, masyarakat dari tiga kampung, Tikiemana, Yahi, Aikrem masih di hutan. Kami juga sedang berupaya untuk mencari masyarakat di hutan sana”, tuturnya.

Pewarta: Maria Baru

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaAdam Sorry: Kami Minta Hak Politik Rakyat Papua Dikembalikan
Artikel berikutnyaTanggal 1 Mei Bintuni Bertambah Lima Papua Barat Tercatat 42 Positif