BeritaWarga Keluhkan Banjirnya Transmigran di Tambrauw

Warga Keluhkan Banjirnya Transmigran di Tambrauw

TAMBRAUW, SUARAPAPUA.com— Transmigrasi masuk secara bebas di Kabupaten Tambrauw, maka pemerintah harus segera membuat Perda. Hal ini membuat peluang anak negeri untuk mencari pekerjaan akan semakin sulit.

Hal itu disampaikan mama Rita Yenjau kepada suarapapua.com di Sausapor, Tambrauw, Rabu (30/9/2020).

Mama Rita Yenjau sendiri adalah pendiri salah satu grup tarian adat srar di Tambrauw. Ia keluhkan kondisi yang terjadi belakangan ini, terutama transmigran yang semakin banyak masuk daerah ini.

“Orang non Papua semakin banyak yang datang ke Kabupaten Tambrauw, mereka datang pertama 1 orang trus ajak keluarga sampe sekarang ini sudah banyak di Tambrauw. Ini menyebabkan peluang kerja anak-anak di Tambrauw semakin sempit, seperti ojek saja banyak anak Tambrauw cuma 5-10 orang saja yang banyak itu,” ujar mama Rita.

Baca Juga:  Masyarakat Tolak Pj Bupati Tambrauw Maju Dalam Pilkada 2024

Menurutnya, kehadiran transmigrasi baik adanya tetapi harus di dasari dengan peraturan daerah (Perda), sehingga masyarakat Kabupaten Tambrauw tidak menjadi korbankan di atas negrinya sendirinya.

“Tambrauw bukan daerah transmigrasi, stop datangkan transmigrasi ke Tambrauw.”

Andi, salah satu nelayan lokal kepada suarapapua.com menggaku nelayan non OAP lebih banyak jika di bandingankan nelayan lokal, selain itu banyak penggusaha non OAP yang mendatangkan ikan dari luar Kabupaten Tambrauw.

Baca Juga:  Seruan dan Himbauan ULMWP, Markus Haluk: Tidak Benar!

“Sudah banyak nelayan yang non OAP, bahkan ada yang mendatangkan ikan dari Sorong untuk di jual belikan di sini. Kami nelayan lokal lebih banyak mencari untuk makan saja karena untuk menjual di pasar kita kalah bersaing dengan mereka yang mempunyai rumpon karena hasil tangkapannya akan lebih banyak,” jelasnya.

Salah satu warga distrik Yembun yang tidak ingin namanya ditulis menambahkan saat ini sudah ada sekitar 100 KK warga trans lokal yang didatangkan beberapa waktu lalu dan sudah berdomisili di sekitar ibu kota distrik Yembun.

Baca Juga:  Velix Vernando Wanggai Pimpin Asosiasi Kepala Daerah se-Tanah Papua

katanya, mereka ini yang saat ini kuasai sektor pertanian dan perkebunan di sana.

Pewarta: Reiner Brabar

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

TPNPB Mengaku Membakar Gedung Sekolah di Pogapa Karena Dijadikan Markas TNI-Polri

0
“Oh…  itu tidak benar. Hanya masyarakat sipil yang kena tembak [maksudnya peristiwa 30 April 2024]. Saya sudah publikasi itu,” katanya membalas pertanyaan jurnalis jubi.id, Kamis (2/5/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.