BeritaSTK “Touye Paapaa” Deiyai Peringati 127 Tahun Misi Gereja Katolik di Papua

STK “Touye Paapaa” Deiyai Peringati 127 Tahun Misi Gereja Katolik di Papua

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Memperingati 127 tahun karya misi gereja Katolik di Tanah Papua, 22 Mei 1894 – 22 Mei 2021, Sekolah Tinggi Katolik (STK) “Touye Paapaa” Deiyai, Keuskupan Timika, Papua, mengadakan seminar sehari, Sabtu (22/5/2021) kemarin di aula SMP YPPK Wakeitei, Tigi.

Seminarnya bertajuk “Pater Cornelis Le Cocq d’Armanville, SJ: Tantangan dalam karya misi Gereja Katolik pertama di tanah Nieuw Guinea kini Tanah Papua antara 22 Mei 1894 – 27 Mei 1896”, menghadirkan dua pemateri.

Okto Marko Pekei, ketua STK “Touye Paapaa” mengatakan, tujuan utama seminar adalah untuk membagi ilmu tentang sejarah karya mula-mula misi Gereja Katolik hadir di Tanah Papua.

“Bertepatan dengan masuknya agama katolik pertama kali di Tanah Papua yang dibawa oleh misionaris Pater Cornelis Le Cocq d’Armanville, SJ, pada hari ini, 22 Mei, di 127 tahun yang lalu yaitu pada tahun 1894, maka untuk memperingatinya, kami bikin lewat seminar ini,” kata Okto dalam sambutan sebelum membuka seminar.

Baca Juga:  Satgas ODC Tembak Dua Pasukan Elit TPNPB di Yahukimo

Okto mengatakan, materi dalam seminar yakni hasil dari penelitian langsung di lapangan dan lewat referensi-referensi yang diperoleh selama bertahun-tahun sebelumnya oleh pemateri.

Menurutnya, materi seminar harus dipahami baik karena merupakan bagian dari sejarah yang tak boleh dilupakan khususnya umat Katolik di Tanah Papua sebagai bentuk menghargai dan beri penghormatan kepada para misionaris atas semua pengorbanan waktu, tenaga dan nyawa terutama yang dipertaruhkan hanya untuk membawa terang Injil.

“Pemateri ada dua, bapak Hubertus Takimai dan bapak Titus Pekei. Sejarah secara umum agama katolik masuk di Papua akan disampaikan bapak Bertus. Sedangkan bapak Titus akan lebih pertegas tentang sejarah itu sendiri. Maka saya harap tiap materi yang disampaikan dapat kita pahami baik karena merupakan sejarah yang tidak boleh kita tidak tahu dan lupakan,” harap Pekei.

Peserta dalam seminar ini, dosen dan para mahasiswa dari sekolah tinggi tersebut, pastor paroki Mauwa Frans Utii, Pr, undangan dan simpatisan dari Deiyai, Dogiyai dan Paniai.

Baca Juga:  ULMWP: Aneksasi Papua Ke Dalam Indonesia Adalah Ilegal!

Hubertus Takimai, pemateri pertama, dalam ulasan materinya menyebutkan perbedaan antara Injil yang dibawa oleh misionaris pendeta dan pastor pertama masuk di tanah West Niuew Guinea selisihnya 39  tahun.

“Pendeta Ottow dan Geissler bawa Injil untuk umat Kristen protestan di Mansinam tahun 1885, lalu bagi umat Katolik itu tahun 1894 yang dibawa pertama kali oleh Pater Cornelis Le Cocq d’Armanville, SJ, setelah mendarat di Sekru, salah satu kampung terpencil di Fakfak. Jadi, selisihnya hanya 39 tahun,” jelas Takimai.

Setelah mengulas panjang lebar perjalanan pelayanan Pastor Le Cocq dan tentang sejarah masuknya agama katolik di wilayah Meepago oleh Pater Herman Tillemans, Takimai berharap sejarah pekabaran agama katolik tak boleh dilupakan dan harus dikenang seluruh umat Katolik di Tanah Papua.

Pemateri kedua, Titus Pekei, juga mengakui Pater Cornelis Le Cocq d’Armanville adalah pahlawan revolusi pertama agama katolik di Tanah Papua. Ia, kata Titus, oleh umat Katolik harus kenang jasanya setiap tahun.

Baca Juga:  PMKRI Kecam Tindakan Biadap Oknum Anggota TNI Siksa Warga Sipil di Papua

“Untuk kami, kami memulai dengan seminar ini untuk tahun ini. Untuk tahun besok dan seterusnya, kami harapkan supaya semua umat Katolik di Tanah Papua juga dapat mengenangnya dalam bentuk apa saja,” kata Titus.

Tino Mote, peserta seminar yang adalah ketua Pemuda Katolik (PK) Deiyai, mengatakan, materi tentang awal mula agama Katolik masuk di Tanah Papua yang disampaikan adalah ilmu yang baru didapatnya.

“Saya ini dari kecil sampai sekarang mau tua begini, ilmu ini baru saya dapat. Karena selama ini saya pikir yang di Mansinam itu mewakili Katolik dan Protestan. Luar biasa dan terimakasih banyak untuk ilmunya,” kata Tino dalam sesi tanya jawab.

Kedua pemateri, Hubertus Takimai dan Titus Pekei adalah dosen aktif di Perguruan Tinggi Agama Katolik Swasta (PTAKS) yang berlokasi di Wakeitei, kabupaten Deiyai.

Pewarta: Stevanus Yogi
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Poksus DPR Papua Mendukung Upaya MRP Soal Rekrutmen Politik

0
“Ini sebagai bentuk integrasi bangsa. Dan untuk mewujudkan pikiran ini, maka diharapkan bapak Presiden Republik Indonesia dapat meninggalkan legacy dengan diatur dalam Perppu dan diharapkan KPU dapat membuat PKPU Khusus Papua,” kata John Gluba Gebze.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.