BeritaPastor Djonga: Gereja Tidur Nyenyak Depan Realitas Pelanggaran HAM

Pastor Djonga: Gereja Tidur Nyenyak Depan Realitas Pelanggaran HAM

YOGYAKARTA, SUARAPAPUA.com — Pastor Johanes Jonga, pegiat hak asasi manusa (HAM) di Papua, penerima penghargaan Yap Thiam Hien tahun 2009 ini mengatakan, laporan Komisi Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Agung Brisbane, Australia, adalah tamparan keras bagi Gereja di Indonesia dan Gereja di Papua.

Gereja Katolik Brisbane mendesak Dewan HAM dan Majelis Umum PBBB untuk turun tangan, membuat investigasi yang kredibel dan independen soal pelanggaran HAM di Papua. Menurut Jonga, desakan Gereja Katolik Australia itu tidak mengejutkan karena memang kondisi hak asasi manusia di Papua terus memburuk sejak Pepera 1969.

Baca Juga:  Seruan dan Himbauan ULMWP, Markus Haluk: Tidak Benar!

Menanggapi hal itu, imam Katholik juga aktivis HAM Papua ini menegaskan, harusnya Gereja di Indonesia dan Gereja di Papua malu karena tidak mampu membuat sesuatu yang ‘lebih’ sebagai upaya menyelamatkan bangsa Papua yang sedang tertindas.

“Kita menyaksikan pelanggaran HAM di depan mata, tetapi kita tetap tidur nyenyak,” kata Jonga yang juga petugas gereja ini mengkritik gereja di Indonesia dan di Papua.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

Sementara itu, Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik asal Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta (FKPMKP DIY) menyatakan mendukung upaya Keuskupan Agung Brisbane, Australia, dalam desakannya meminta Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB menginvestigasi pelanggaran-pelanggaran HAM di Papua.

“FKPMKP gembira dengar gereja katolik Brisbane desak agar PBB turun tangan investigas resmi dari PBB yang independen, agar semua perosalan HAM yang Indonesia tidak mampu selesaikan ini, dapat diselesaikan. Rakyat Papua sebagai korban sudah terlalu lama menanti keadilan,” tegas Yosef Fatem, wakil ketua FKPMKP kepada Suara Papua, Rabu (18/05/2016) sore.

Baca Juga:  DPD KNPI Tambrauw Gelar Rapat Pleno Satu untuk Kemajuan Pemuda

FKPMKP mendesak lima keuskupan Gereja Katolik di Tanah Papua yang ada untuk mendukung upaya Keuskupan Agung Brisbane.

“Kami ingin para imam di Papua benar-benar jadi gembala, tidak hanya di mimbar, tapi ada membela umat saat HAMnya dilecehkan. Kami ingin paroki, keuskupan, tidak diam saat umatnya dibantai, dibunuh, dihilangkan hak hidupnya,” tambah Yosep Degei, sekretaris FKPMKP.

 

Pewarta: Bastian Tebai

Editor: Arnold Belau

Terkini

Populer Minggu Ini:

Aparat Hadang dan Represi Aksi Demo Damai Mahasiswa Papua di Bali

0
“Kondisi hari ini, rakyat Papua menghadapi situasi represif, intimidasi serta pembunuhan yang sistematis dan terstruktur oleh negara pasca otonomi khsusus diberlakukan tahun 2001. Akibatnya, konflik berkepanjangan terus terjadi yang membuat aparat TNI/Porli menuduh warga sipil dengan sembarangan,” tutunya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.