Tanah PapuaLa PagoDirintis Misionaris, 62 Tahun Belum Ada Perempuan Yally Angguruk Jadi Pendeta

Dirintis Misionaris, 62 Tahun Belum Ada Perempuan Yally Angguruk Jadi Pendeta

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Rukun keluarga Angguruk, Pronggoli, Panggema, dan Kosarek (Anpropakos) mengadakan ibadah 62 tahun Injil masuk di wilayah lembah Yalimo, Jumat (24/3/2023). Perayaan ibadah diadakan di asrama GKI Pdt. Silas Liborang, Padang Bulan, kota Jayapura, Papua.

Pdt. Daniel Mofu, anggota BP AM Sinode GKI di Tanah Papua Wilayah II, juga salah satu hamba Tuhan yang lahir dan besar di Angguruk, mengatakan, 62 tahun Injil masuk sampai saat ini belum ada perempuan Yally Angguruk yang menjadi pendeta.

Kata pendeta Mofu, sebenarnya STT GKI membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa saja untuk menjadi pendeta. Tetapi ternyata tak ada putri Yally Angguruk yang masuk ke kampus Theologia. Hanya baru ada beberapa putri yang memilih panggilan berkarya di ladang Tuhan.

Baca Juga:  Bappilu Partai Demokrat Provinsi PP Resmi Gelar Pleno Penutupan Pendaftaran Cagub dan Cabup

“Harapan saya kepada mereka itu yang kami tunggu jika mereka selesai dengan baik akan mereka menjadi pendeta di klasis wilayah lembah Yalimo Angguruk,” kata Daniel.

Karena hanya ada beberapa perempuan yang menjadi penginjil, diharapkan agar ada upaya dari berbagai pihak.

“Sebagai tokoh gereja, saya menyarankan kepada setiap orang tua dan pemerintah harus terus mendorong anak-anak perempuan kita agar bisa masuk STT GKI supaya mengikuti perkuliahan dan sesudahnya nanti menjadi pendeta untuk melayani umat Tuhan,” harap Mofu.

Baca Juga:  Pleno Kabupaten Yahukimo Dibatalkan KPU Provinsi Karena Masih Bermasalah
Mahasiswa-mahasiswi persembahkan lagu pada perayaan ibadah 62 tahun Injil masuk di wilayah lembah Yalimo. (Elky Silak – SP)

Miriam Ambolom, tokoh perempuan Yally diantara beberapa senior, membenarkan kaum perempuan Yally khususnya dari wilayah Angguruk belum banyak yang tampil di berbagai bidang.

Kehadiran misionaris sebagai pembuka tabir kegelapan di wilayah Yalimo Angguruk diakui karya mereka nyata sejak 62 tahun silam. Hanya saja belum ada yang tampil dan bersaing seperti teman-teman dari lain. Baik di bidang pemerintahan, Gereja maupun LSM. Yang bergerak di bidang ekonomi juga sama. Kadernya masih minim.

“Ini bahan renungan kami, khususnya saya secara pribadi. Memang perlu ada wadah untuk kita bicarakan. Melalui wadah itu kita mengarahkan anak-anak perempuan Yally yang sedang belajar hingga nantinya masuk kuliah di jurusan Theologia dan lain-lain. Tidak bisa kita begini terus,” tutur Miriam.

Baca Juga:  PT Eya Aviation Indonesia Layani Penerbangan Subsidi Wamena-Tolikara

Dari data yang ada, Injil pertama kali diwartakan oleh Misionaris di Suele, lembah Yali, 24 Maret 1961.

Tanggal 24 Maret dirayakan setiap tahun secara khusus sebagai hari yang sangat istimewa bagi segenap orang Yali dan Mek. Dirayakan untuk mengenang sejarah pertama kali Injil masuk di lembah Yalimo.

Lembah Yalimo dirambah pertama kali oleh misionaris berbarengan dengan kegiatan pewartaan dan bidang lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lain-lain. Karya para misionaris dirintis jauh sebelum pemerintah masuk.

REDAKSI

Terkini

Populer Minggu Ini:

TPNPB Mengaku Membakar Gedung Sekolah di Pogapa Karena Dijadikan Markas TNI-Polri

0
“Oh…  itu tidak benar. Hanya masyarakat sipil yang kena tembak [maksudnya peristiwa 30 April 2024]. Saya sudah publikasi itu,” katanya membalas pertanyaan jurnalis jubi.id, Kamis (2/5/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.