Tanah PapuaDomberaiFDC Lahirkan Tujuh Seruan Pemuda Adat Papua

FDC Lahirkan Tujuh Seruan Pemuda Adat Papua

SORONG, SUARAPAPUA.com — Tujuh poin tuntutan Pemuda Adat se-Tanah Papua dibacakan secara terbuka saat penutupan Forest Defender Camp (FDC) di kampung Manggroholo-Sira, distrik Saifi, kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya, 20-22 September 2023. 

Pertama, mendesak pemerintah untuk mencabut seluruh izin eksploitasi sumber daya alam di Tanah Papua yang merampas ruang hidup dan merugikan masyarakat adat.

Kedua, mendesak pemerintah pusat dan DPR RI untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-undang (RUU) masyarakat adat yang berpihak kepada masyarakat adat.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

Ketiga, mendesak partai politik dan para pimpinan termasuk calon presiden dan wakil presiden untuk memberikan pengakuan secara utuh kepada masyarakat adat.

Keempat, mendesak pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di Tanah Papua yang belum memiliki regulasi pengakuan, perlindungan dan penghormatan hak-hak masyarakat adat harus segera menyusun regulasi tersebut dengan melibatkan masyarakat adat dan publik secara umum.

Kelima, mendesak pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di Tanah Papua yang sudah memiliki regulasi pengakuan, perlindungan dan penghormatan hak-hak masyarakat adat harus segera implementasikan.

Baca Juga:  PWI Pusat Awali Pra UKW, 30 Wartawan di Papua Tengah Siap Mengikuti UKW

Keenam, mendesak pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran untuk pemetaan wilayah-wilayah adat.

Ketujuh, mendesak para pimpinan di Tanah Papua baik pemerintah, politik, agama, adat untuk lebih menujukan keberpihakan terhadap masyarakat adat di Tanah Papua.

Sebagian peserta kegiatan Forest Defender Camp (FDC) di hutan adat Knasaimos, kampung Manggroholo-Sira, distrik Saifi, kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya. (Reiner Brabar – Suara Papua)

Kegiatan FDC yang pertama di Papua dihadiri 150 orang muda perwakilan dari 10 kabupaten di empat provinsi di Tanah Papua. Perwakilan Sorong Raya, Pegunungan Arfak, Manokwari, Bintuni, Jayapura, Merauke hingga Boven Digoel.

Baca Juga:  Kronologis Tertembaknya Dua Anak Oleh Peluru Aparat di Sugapa, Intan Jaya

Menurut Yakobus Srefle, ketua panitia FDC, para peserta merupakan perwakilan generasi muda yang konsen dengan persoalan hutan dan tanah adat mereka.

“Kegiatan GDC diadakan hasil kolaborasi Greenpeace, Bentara Papua, dan komunitas Safir Wet Yiffi,” katanya kepada suarapapua.com di arena FDC.

Pembukaan kegiatan Forest Defender Camp (FDC) di kampung Manggroholo-Sira, distrik Saifi, kabupaten Sorong Selatan, provinsi Papua Barat Daya, Rabu (20/9/2023) lalu. (Reiner Brabar – Suara Papua)

Srefle menjelaskan, kegiatan ini bagian dari penyadaran generasi muda terhadap pentingnya hutan adat di Tanah Papua. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kondisi Kamtibmas di Papua Barat Daya Sedang Tidak Baik-baik Saja

0
"Jika kita belum mencari solusi untuk atasi masalah-masalah ini, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi pencurian, begal hingga pemerkosaan di kabupaten yang lain juga," ujarnya mengkhawatirkan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.