PasifikPM Vanuatu Melakukan Pemantauan Udara Dampak Topan Lola

PM Vanuatu Melakukan Pemantauan Udara Dampak Topan Lola

 JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Vanuatu, salah satu negara yang paling terancam bencana alam di dunia, kembali berjalan di jalur ketahanan setelah mengalami tiga topan dalam delapan bulan. Lebih dari 10.000 rumah warga terkena dampak Topan Lola, beberapa di antaranya hancur bersama dengan sekolah-sekolah.

Empat provinsi di timur laut – Malampa, Senma, Penama dan Torba – terkena dampak paling parah, kelompok bantuan kemanusiaan dan staf manajemen Bencana Nasional Vanuatu melakukan penilaian awal.

Sementara itu, pasukan Pertahanan Selandia Baru, Australia, dan Prancis bersiap untuk memberikan bantuan lebih lanjut dan menilai kerusakan.

Baca Juga:  Bainimarama dan Qiliho Kembali Ke Pengadilan Tinggi Dalam Banding Kasus Korupsi

Lola merupakan badai Kategori 5 ketika pertama kali mendarat di Pulau Pentakosta pada Rabu dini hari, tetapi sejak itu telah diturunkan ke level rendah tropis.

Pemerintah bekerja sama dengan kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan untuk memberikan bantuan segera kepada mereka yang paling terdampak.

Perdana Menteri Vanuatu Charlot Salwai terbang di atas wilayah yang terkena dampak terburuk dengan pesawat Angkatan Udara Australia untuk mensurvei kerusakan awal. Dia berjanji untuk membantu mereka yang paling membutuhkan.

“Saya ingin meyakinkan masyarakat Pentakosta dan semua provinsi bahwa pemerintah akan melakukan yang terbaik untuk membantu dan memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan serta menjaga konstruksi.”

Baca Juga:  Wawancara Eksklusif Daily Post: Indonesia Tidak Pernah Menjajah Papua Barat!
Dampak topan Lola terhadap rumah warga di Vanuatu. (Yumi Talem twitter)

Kepala World Vision Vanuatu, Kendra Derousseau, mengatakan “saat ini tidak ada korban luka atau kematian yang dilaporkan”, tetapi sebuah kapal medis besar sedang dalam perjalanan”.

Kapal Helper One yang dijalankan oleh Respond Global kembali ke Port Vila untuk memuat tenaga medis dan pasokan pada Kamis malam, dan untuk merawat korban luka-luka.

Sementara laporan dari Kantor Penanggulangan Bencana Alam Vanuatu sedang diselesaikan, tim komunikasinya berbicara dengan RNZ Pacific tentang kerusakan terparah.

Baca Juga:  Negara Mengajukan Banding Atas Vonis Frank Bainimarama dan Sitiveni Qiliho

Sekolah-sekolah di Pulau Pentakosta ambruk seperti tongkat, dengan atap-atap yang terlepas dan ruang kelas yang terendam air dan terkoyak oleh pohon-pohon yang tumbang.

Petugas perlindungan anak UNICEF Pasifik, Rebecca Olul, mengatakan bahwa bencana ini sangat menghancurkan bagi anak-anak dan keluarga mereka karena “topan telah menjadi hal yang biasa”.

“Anak-anak yang berusia enam tahun telah mengalami setidaknya tiga sampai empat kali topan dengan Kategori 4 atau 5 dalam hidup mereka.”

Topan yang datang silih berganti menimbulkan “trauma dan kemudian diharapkan untuk bangkit kembali”.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kisah Dortea Kurubuy Nekat Numpang Pamer Hasil Karya di Festival BI...

0
“Seharusnya begitu. Kalo bisa dalam kegiatan begini, pemerintah harus datang jamah orang-orang kecil di pasar supaya bisa tampilkan kita punya hasil karya, sehingga tra susah cari modal ke tempat lain. Pemerintah bisa melihat kita, orang banyak bisa melihat kita. Modal itu akan datang dalam kegiatan seperti ini. Kita mendapatkan rezeki dalam kegiatan ini. Rezeki itu yang menopang kehidupan rumah tangga. Dari sItulah modal yang kita dapat. Nanti kalo ada event, dorang ke pasar, lihat mama-mama yang betul-betul berjualan, hari-hari ada di pasar dan betul-betul ciptakan karya sendiri, sehingga dia tampilkan dia pu hasil kerja hari-hari yang dia bawa ke pasar itu,” tutur Dortea Karubuy.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.