ArsipKetua NU Papua: Ormas Luar Papua Jangan Campuri Masalah di Tolikara!

Ketua NU Papua: Ormas Luar Papua Jangan Campuri Masalah di Tolikara!

Sabtu 2015-07-25 09:29:45

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Ketua Nahdatul Ulama (NU) Papua, Toni Wanggai meminta kepada semua umat Islam di Indonesia, khususnya Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam tak terprovokasi dengan insiden Tolikara.

Menurut Wanggai, Musholla terbakar akibat api merembet dari kios yang dibakar, akibat tertembaknya beberapa warga GIDI, sebelum kejadian. Ia meminta Ormas Islam di luar Papua tak perlu mencampuri urusan di Papua.

 

“Kami Ormas Islam di Papua bisa menyelesaikan masalah ini. Jangan sampai membuat overlapping masalah di Papua. Mereka tak paham masalah sejarah, psikologi, sosial, dan budaya di Papua. Jangan menambah masalah,” kata Wanggai, seperti ditulis tabloidjubi.com, Kamis (23/7/2015).

 

Menurut informasi yang ia dapat, lanjut Wanggai, ada kelompok Ormas Islam membentuk tim investigasi berlatar belakang fundamental. Ia khawatir, hal itu justru akan menambah masalah.

 

“Kami berusaha menyelesaikan masalah, jangan mereka menambah masalah. Masalah ini jangan dipolitisasi. Kami lihat, baik dari Parpol dan Ormas Islam memblow-up masalah ini seolah mencari popularitas,” ucapnya.

 

Menurutnya, selama ini kerukunan umat beragam di Papua terjalin baik. Kejadian Tolikara, tak hanya mengorbankan umat Muslim, namun ada warga sipil dari GIDI yang juga jadi korban penembakan.

 

“Membuat berita harus proporsional. Jangan hanya Musholla terbakar yang disoroti. Ada warga yang tertembak. Tempat membangun Musholla itu adalah tanah gereja yang diberikan. Inikan toleransi yang luar biasa. Gereja memberikan tanah untuk lokasi musholla,” katanya.

 

Ia juga menyayangkan tertembaknya 12 warg sipil ketika itu. Kata Toni, kejadian itu tak perlu terjadi jika saja dilakukan pendekatan.

 

“Harusnya ada cara persuasif terlebih dahulu. Bukan melakukan penembakan,” tegasnya.

 

Sebelumnya, Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Papua, Lipius Biniluk meminta aparat kepolisian tidak menahan dua tersangka insiden Tolikara.

 

Biniluk khawatir, penahanan terhadap dua tersangka ini menimbulkan dampak negatif di Tolikara, apalagi perdamaian antara warga muslim dan GIDI telah dilangsungkan.

“Kalau boleh tak perlu ada penangkapan karena komunikasi yang tak jalan tadi. Hal sepele hanya tak jalan komunikasi. Tak perlu menangkap-menangkap itu nanti ekses jadi tak baik,” kata Lipiyus, seusai bertemu Presiden Joko Widodo, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/7/2015), seperti ditulis Kompas.com.

Lagi pula, menurut Lipius, persoalan di Tolikara sudah diselesaikan secara damai. Pihak korban pun sudah menerima kesepakatan damai itu.

 

OKTOVIANUS POGAU

 

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

0
“Jadi tidak semua Gubernur bisa menjawab semua itu, karena punya otonomi masing-masing. Kabupaten/Kota punya otonomi begitu juga dengan provinsi juga punya otonomi. Saya hanya bertanggung jawab untuk formasi yang ada di provinsi. Maka ini yang harus dibicarakan supaya apa yang disampaikan ini bisa menjadi perhatian kita untuk kita tindaklanjuti. Dan pastinya dalam Rakor Forkopimda kemarin kita juga sudah bicarakan dan sepakat tentang isu penerimaan ASN ini,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.