ArsipKecewa Suara Hilang, Warga Perumnas III Palang Jalan

Kecewa Suara Hilang, Warga Perumnas III Palang Jalan

Rabu 2014-05-07 14:30:15

PAPUAN, Jayapura – Kecewa karena suara hilang ditingkat Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Jayapura, warga Perumnas III Waena, Rabu (7/5/2014) memalang jalan alternatif yang menuju ke Entrop dan Jayapura.

“Kami minta supaya pemilu dilaksanakan dengan jujur, adil dan bersih. Dimana suara saudara kami Hans Ohee dari Dapil Heram. Dia dari Partai Golkar dan mendapatkan suara sebanyak 2.225. Kami minta suara harus dikembalikan,” ujar Neri Elopere dari Aliansi Pejuang Keadilan, kepada wartawan di lokasi pemalangan.

Menurutnya, dengan perolehan suara seperti itu, Hans bisa mendapatkan satu kursi, dan kemudian suara sisa dapat dikembalikan ke Partai Politik yang mengusungnya dalam pesta demokrasi, yakni, Partai Golkar.

“Jadi, kalau jumlah suara tersebut diberikan kepada orang lain, maka itu tidak adil dan harus dikembalikan kepada yang bersangkutan,” tegasnya.

Pantauan suarapapua.com di tempat kejadian perkara, jalan dipalang dengan mobil Estrada merah, dan warga duduk di sekitar mobil sambil bermain kartu.

Sebagian lagi warga hanya berdiri dan melihat-lihat situasi dimana pihak aparat sudah mulai berdatangan dan bernegosiasi dengan beberapa pimpinan massa yang memalang jalan.

Kapolsek Jayapura Selatan, Kompol Y. Takamully tak mau memberikan keterangan kepada wartawan terkait aksi pemalangan tersebut.

“Kondisi masih seperti ini, saya belum bisa memberikan keterangan. Tunggu saja sampai situasi ini membaik,” ujar Kapolsek kepada wartawan dilokasi pemalangan.

MIKHA GOBAY

Terkini

Populer Minggu Ini:

Partai Demokrat se-Papua Tengah Jaring Bakal Calon Kepala Daerah Jelang Pilkada...

0
Grace Ludiana Boikawai, kepala Bappiluda Partai Demokrat provinsi Papua Tengah, menambahkan, informasi teknis lainnya akan disampaikan panitia dan pengurus partai Demokrat di sekretariat pendaftaran masing-masing tingkatan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.