Kamis 2014-09-11 19:56:00
Kita akan melihat lebih jauh sosok Dr. Jhon Otto Ondowame, cendekiawan asal tanah Amungsa, yang lebih memilih jalan pedang untuk mencapai pembebasan nasional bagi rakyat bangsa Papua Barat.
Oleh: Maasaizu Elias Ramos*
ÂÂ
Siapa Dr JHON OTTO ONDOWAME?
ÂÂ
Nama lengkap Jhon Otto Ondowame, Putra terbaik Papua Barat, asal Mimika, lahir di Wanamum 30 November 1953. Dia adalah seorang Akademisi, Diplomat dan Aktivis Perjuangan Pembebasan Papua Barat.
ÂÂ
Ia juga Juru bicara internasional Organisasi Papua Merdeka, Kepala Kantor Perwakilan Papua di Vanuatu, Wakil Ketua organisasi Koalisi Nasional Papua Barat untuk Pembebasan (WPNCL), sebuah organisasi Payung Gerakan Kemerdekaan Papua Barat dan tahun lalu menjadi ketua delegasi Papua Barat dalam sidang forum MSG (Melanesian Spearhead Group).ÂÂ
ÂÂ
Ia menyelesaikan Pendidikan Doktoral dalam bidang Ilmu Politik di Universitas Nasional Autralia di Cambera pada Tahun 2000.
ÂÂ
Pada Tahun 1995, memperoleh Gelar MSc dari University of Western Sydney. Memperoleh Diploma dalam bidang Politik di tahun dan kampus yang berbeda yakni, pada tahun 1986, memperoleh gelar Diploma dari Universitas Uppsala dan pada Tahun 1994 juga memperoleh gelar Diploma dari University of Sydney.
ÂÂ
Saat masih berada di Papua Tahun 1976, memperoleh gelar BA (Bachelor of Arts) dari Universitas Cenderawasih, Papua Barat.
ÂÂ
Ondowame, Melawan Dengan Pena
ÂÂ
Jhon Otto Ondowame, sebagai seorang akademisi dan intelektual, melakukan aktivitas membaca dan menulis. Kedua aktivitas itu menyatu dan melahirkan gagasan baru dalam bentuk tulisan.
ÂÂ
Dia sadari, bahwa kekuatan pena lebih kuat dari pada pedang, busur dan panah karena itu aktivitas menulis adalah bagian dari kehidupannya.
ÂÂ
Dia boleh dikatan penulis produktif karena, dia telah menulis beberapa buku dan menulis berbagai artikel tentang konflik, Perdamaian dan Kebebasan Papua Barat.ÂÂ
ÂÂ
Berikut ini adalah beberapa karyanya;
ÂÂ
– Satu Orang Satu Jiwa, Nasionalisme Papua Barat dan Organisasi Papua Merdeka, Universitas Nasional Autralia, 2000ÂÂ
ÂÂ
– Masa Depan Kepulauan Falkland dan Orang Sofia: Perbandingan antara Penentuan Nasib Sendiri Papua Barat dengan Kepulauan Falkland, Manfred Worner Foundation, 2003
 ÂÂ
– Otto Ondowame: Mempromosikan hak kolektif Masyarakat adat untuk hak penentuan Nasib Sendiri: Studi Kasus Papua Barat, sebuah Makalah yang dibawakan dalam konfrensi regional Meja Bundar untuk pendidikan Pribumi, 4-7 Desember di Suva, 2003ÂÂ
ÂÂ
– Hak Penentuan Nasib Sendiri: Membangun Masa depan yang lebih baik,(Makalah), Materi seminar Internasional Papua Barat di Belanda, Oktober Tahun 2002ÂÂ
ÂÂ
– John Ondawame dan Peter King. Papua Barat: Menjelajahi Prospek Perdamaian dengan Keadilan. Pusat Perdamaian dan Konflik di University of Sydney. Position Paper No 02, 1 September 2001
ÂÂ
– Masa Depan Papua Barat. Workshop Otonomi dan Demokrasi di kawasan Asia Pasifik (Makalah), ANU Darwin. Maret 2000
ÂÂ
– Penentuan Nasib Sendiri di Papua Barat (Irian Jaya) ", diterbitkan dalam Urusan Adat, No: 1/2000, Januari-Maret Kelompok Kerja Internasional untuk Urusan Adat Copenhagen, Denmark.
ÂÂ
– Sekarang Timor Timur, Berikutnya Papua Barat. Kepulauan Pasifik, Majalah Bulanan, Suva, 10 Oktober 1999
ÂÂ
– Pengartar, Makt, därför ockuperade Väst Papua (Uang dan Power, untuk alasan ini Papua Barat diduduki). Bulletin, Liga Perempuan Internasional untuk Perdamaian dan Kebebasan, Stockholm, 1985
ÂÂ
Ada juga tulisannya tentang Perundingan antara Papua dan Pemerintah Indonesia, dalam bukunya Alm Muridan Dkk, tentang Konflik Poso, Maluku dan Papua, terbit sekitar tahun 2009.
ÂÂ
Ondowame dan Masa Depan Papua
ÂÂ
Pada tahun lalu, Ondoame menjadi ketua Delegasi Rakyat Papua Barat untuk hadir dalam Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Melanesian Spearhead Group (MSG/Organisasi antar Negara Melanesia) di Noumea Kaledonia Baru.
ÂÂ
Mereka diundang secara resmi oleh panitia KTT MSG setelah mengajukan lamarannya menjadi anggota MSG. Apa yang Ondowame dan kawan-kawannya lakukan adalah satu kemajuan besar dalam gerakan berpolitik Papua.
ÂÂ
Sekarang Ondowame tidak ada. Dia dan para pejuang yang telah gugur dalam medan perjuangan meletakan tugas besar, amanat bangsa itu ada di pundak generasi muda Papua Barat, untuk melanjutkan estafet perjuangan.
ÂÂ
Pesan para pahlawan Papua, mulai dari Perianus Awom dkk sampai Ondowame bahwa tugas perjuangan itu berada pada kita, generasi muda, generasi penerus bangsa.
ÂÂ
Lalu Bagaimana, pemuda?
ÂÂ
Siapkah saya dan anda membawa agenda revolusi? bisakah kita mewujudkan cita-cita bangsa? Katakan siap dan bisa. Jika, Ya, marilah kita merapatkan barisan, bersatu dan maju bersama.
ÂÂ
Letakan sikap kesukuan, keagamaan, partiarki, perbedaan berdasarkan jenis kelamin dan rasisme. Bergerak maju melawan musuh dan penindas.ÂÂ
ÂÂ
Pertama melawan musuh dalam diri kita yakni, pemalas membaca, yang suka ilusi dan kayalan yang tak realitas dan lawan stigma pemabuk mulai dari diri kita. Lalu selanjutnya kita melawan musuh besar dengan cara kita masing-masing secara profesional.
ÂÂ
Selamat Jalan Pahlawan Bangsa
ÂÂ
Kaka Jhon, kami sangat sedih kepergianmu, engkau pergi sebelum acara makan pinang bersama di Suva. Engkau pergi, ketika rakyatmu mengungsi ke hutan-hutan karena operasi militer di pegunungan Tengah, ketika rakyatmu masih memprotes perampasan tanah adat di Merauke, Bintuni, Sorong, Raja Ampat, Degeuwo, Nabire, Mimika.
ÂÂ
Engkau juga pergi ketika rakyat di Biak menolak perampasan tanah oleh TNI AU, menolak hutan mereka ditebang habis di Manokwari, Wasior, Sarmi, Jayapura dan Keerom. Tapi kami yakin bahwa kepergianmu bukan kehendakm,u melainkan kehendak Dia yang maha kuasa.
ÂÂ
Selamat jalan Kaka Jhon, semoga arwahmu diterima di Rumah Bapa di Surga dan memberikan kekuatan dan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkannya serta memberikan semangat kepada kami generasi muda untuk lanjutkan perjalanan ini.
ÂÂ
Kami menyampaikan salam duka ini dari rumah tua, tempat dimana dulu engkau belajar dan dididik; Belajar tentang nilai kemandirian dan persatuan bersama teman-temanmu dari etnis lain di Papua.
ÂÂ
Baca tulisan bagian I: Pesan Dr. Jhon Otto Ondowame: Rakyat PB Harus Bersatu dan Lanjutkan Perjuangan Sampai Papua Merdeka (Bagian I)
ÂÂ
ÂÂ
*Penulis adalah aktivis hak asasi manusia, tinggal di Jayapura, Papua
ÂÂ