ArsipPedagang di Pasar Tradisional Potikelek Belum Ramai

Pedagang di Pasar Tradisional Potikelek Belum Ramai

Senin 2016-01-25 11:14:25

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Pasar Tradisional Potikelek Wamena belum ramai, Mama-mama Papua lebih suka berjualan di Jalan Irian dan Safi Darwin. Hal itu dikemukakan Sekretaris Daerah Kabupaten Jayawijaya, Yohanes Walilo, kepada suarapapua.com, Senin (25/1/2016).

“Penertiban pasar yang sudah dibangun di Potikelek itu pasar yang kita khususkan untuk Mama-mama Papua,” ujar Sekda.

Sekda mengatakan, perkembangan sampai hari ini tidak terlalu ramai karena Mama-mama lebih suka berjualan sepanjang trotoar Jalan Irian dan Safi Darwin.

 

“Dari segi estetika yang kurang bagus, sementara ada tempat yang sudah sediakan di lokasi pasar, sehingga kami berharap agar Mama-mama harus mengerti baik. Tujuan pemerintah daerah itu memberikan kenyamanan bagi mereka supaya mereka bisa berjualan di dalam bangunan,” ucapnya.

 

Artinya, kata Sekda, agar mereka tidak kena panas dan hujan. “Sebenarnya menurut kami itu pasar yang sangat representatif bagi pedagang khusus mama-mama Papua dan bapak-bapak Papua berjualan apa saja di sana sesuai dengan mereka punya usaha dan jenis usaha.”

 

“Oleh sebab itu, saya menghimbau kepada mama-mama dan bapak-bapak Papua, jangan merasa bahwa tugas yang dilakukan Satpol PP setiap hari untuk arahkan kesana itu sepertinya dianggap mengusir, sebenarnya tidak,” ujar Walilo.

“Kita mau lakukan suatu hal yang terbaik. Sepanjang trotoar itu bisa dapat celaka. Ketika ada kendaraan dalam kecepatan tinggi dan jadi apa-apa, bisa kena karena mereka di pinggiran sekali,” jelasnya.

 

Lalu dari sisi etikanya kurang bagus. Dianggap pemerintah membiarkan masyarakat berjualan di bawah lantai, di pinggiran atau di tanah.

 

“Semua orang berkewajiban kasih tahu dan menyampaikan kepada kita punya mama-mama dan bapak-bapak supaya mereka kesana. Apa yang pemerintah atur ini mereka ikuti. Tujuan kita baik,” tutur Sekda.

 

“Kita bukan diskriminasi bagi pedangan orang Papua dan pedagang pendatang. Tetapi, atas permintaan mereka kami sudah tunjuk tujuh distributor. Sayur dan bumbu jalan Safi Drawin ikut masuk ke sana mendampingi mama-mama ini,” katanya. 

 

Jadi, kata Sekda, mama-mama mau berjualan ayam potong, tahu-tempe atau bumbu-bumbu yang lain mereka bisa ambil di tujuh pedagang yang ditunjuk sebagai distributor.

 

Sekda juga menambahkan, pemanfaatan los pakaian yang pernah ada harus ditarik kembali. “Saya ingatkan untuk seluruh SKPD tolong rapat rencananya kita alih fungsi kalau disana ada masyarakat yang isi kita lakukan penarikan paksa karena banyak masyarakat yang tinggal disitu di bikin tempat tinggal,” tegas Walilo.

 

“Sekarang dalam posisi kosong mungkin kita akan perbaiki sedikit lalu rencananya kalau setujui, maka menjadikan gudang untuk para pedagang yang mau ingin kiosnya di jalan Irian boleh ambil 2 pintu atau dua los boleh, tetapi itu harus daftarkan dulu,” kata Sekda. 

 

Sekda juga menegaskan, di los pakaian itu bukan tempat tinggal, tetapi gudang. “Kenapa untuk gudang? Karena pedagang rata-rata punya gudang di luar kota.”

 

“Orang tinggal situ tempat rawan bisa terbakar dan lain-lain, barang saja di sana tidak mengapa. Mereka menyimpan barang dan pakai untuk jualan,” jelasnya.

 

Editor: Oktovianus Pogau

 

DIUS KOGOYA

Terkini

Populer Minggu Ini:

Mahasiswa Papua di Sulut Akan Gelar Aksi Damai Peringati Hari Aneksasi

0
“Jadi hasil akhir dari diskusi bahwa tanggal 1 Mey 2024 akan dilakukan aksi damai (aksi kampanye), sementara yang menjadi penanggung jawab dari aksi 1 Mei 2024 ini adalah organisasi KNPB Konsulat Indonesia yang dibawahi oleh saudara Agusten dan Kris sebagai coordinator lapangan,” jelas Meage.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.