ArsipOrang Papua Bertobat atau Masuk Neraka?

Orang Papua Bertobat atau Masuk Neraka?

Jumat 2014-10-17 17:18:00

*Oleh: Fajar Somatua

 

Papua, kini saatnya kita bertobat. Bertobat dan bertobat. Serta berbalik kepada sang juru selamat umat manusia, Yesus Kristus.

 

Kita jangan ikut kemauan si jahat, karena si jahat mau supaya kita orang Papua masuk dalam kerajaan neraka, untuk itu si jahat ciptakan segala sesuatu di bumi Papua ini agar kita orang Papua bingung, ragu, takut dan mengikuti kemauan si jahat.

Lihat Injil Galatia 5: 19 -21, Perbuatan daging telah nyata, yaitu; percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseturuan, perselisian, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukkan, pesta pora dan lain sebagainya.
 

Terhadap semua itu ku peringatkan kamu, seperti yang telah Ku buat dahulu. Bahwa barang siapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah.

 

Si jahat, sudah mengarahkan kita orang Papua kearah injil Galatia 5:19-21, “Tetapi manusia Papua belum terlambat dan belum terlambat untuk menuju pemulihan, maka orang Papua kini saatnya kita bertekun di gereja, baca injil dan berdoa.

 

Supaya si jahat tidak lagi kuasi diri kita. Kita usir dan usir roh jahat dalam nama Yesus Kristus. Semua itu kita bisa lakukan, kalau kita bertobat, percaya dan dekatkan diri kita dari hadapan-Nya. Juga kita meneladani nilai kebaikan yang diajarkan oleh Yesus.

 

Manusia Papua jangan lagi memusuhi sesama Papua, jangan kita simpan dendam, marah. Mengejek atau menghina atau membunuh dan buanglah sihir atau penyemba berhala yang ada di tanganmu itu, karena kesudahan segala sesuatu sudah dekat.

 

Lihat Injil Petrus  4: 7 – 8, “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat, karena itu kuasailah dirimu dan jadilah terang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: kasihilah sunguh-sunguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa”.

 

Manusia Papua harus saling kuatkan dalam iman, karena si jahat sudah ada dimana-mana dan sudah tahu too,… namanya jahat, jadi ia akan buat segala kejahatan di tanah Papua ini, maka kita tetap tekun dalam doa, baca injil dan ke gereja agar si jahat tidak membawa kita ke jalannya.

 

Karena saat kita semakin dekat dengan Tuhan, ia pun akan takut dan menjauh dari kita. Lihat Injil Lukas 11:24-26 “Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggal itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapi teratur. Lalu ia kelaur dan mengajak tujuh roh lainnya yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula”.

Apabila kita sudah tekun ke gereja, baja injil dan tekun dalam doa dan hati-hati serta waspada terhadap orang-orang di sekitar kita, maka orang-orang yang selalu gunakan sihir atau kekuatan penyembah berhala itu tidak akan buat jahat lagi.

 

Malahan sihir yang mereka selalu gunakan itu akan balik dan memakan meraka sendiri, untuk itu, hindarilah dan waspadalah terhadap setiap orang yang memegang kekuatan sihir atau kekuatan penyembah  berhala.

 

Akhir, jangan mencoba-coba untuk melakukan semua tindakan kegelapan. Karena semua tindakan itu adalah tiket untuk anda menuju ke Neraka.

 

Tetapi, hari ini harus putuskan dan bertobat. Lalu menyerahkan hidup Anda untuk berbakti kepada Yesus. Karena dengan kekuatan itu, kita akan menjadi semkin dekat dengan Allah dan jalan untuk menuju ke tempat yang baik semakin terbuka.

 

Semoga….!

 

*Penulis adalah pemerhati masalah sosial di Intan Jaya, Papua.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Non OAP Kuasai Kursi DPRD Hingga Jual Pinang di Kota Sorong

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Ronald Kinho, aktivis muda Sorong, menyebut masyarakat nusantara atau non Papua seperti parasit untuk monopoli sumber rezeki warga pribumi atau orang...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.