ArsipPolda Papua Jamin Salat Idul Adha di Tolikara Aman

Polda Papua Jamin Salat Idul Adha di Tolikara Aman

Kamis 2015-09-10 00:55:43

JAKARTA, SUARAPAPUA.com – Kepolisian Daerah (Polda) Papua dikabarkan akan berkoordinasi dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mengamankan pelaksanaan salat Idul Adha di Kabupaten Tolikara, Papua, yang jatuh pada akhir bulan ini.

Menurut Kapolda Papua, Inspektur Jenderal Polisi, Paulus Waterpauw, kepolisian tak ingin kecolongan lagi seperti saat terjadi aksi kekerasan dalam pelaksanaan salat Idul Fitri, Juli lalu.

“Kami akan rapat dulu dengan Panglima (TNI),” kata Waterpauw, Selasa (8/9/2015), di Jakarta.

 

Menurut Waterpauw, Polri akan menjamin keamanan pelaksanaan ibadah di wilayah tersebut, apalagi koordinasi sudah dilakukan dengan TNI, sebab dalam koordinasi tersebut, Polri akan mendapat tambahan personel pengamanan.

Menurut Waterpauw, pengamanan kegiatan keagamaan merupakan kewajiban petugas Kepolisian seperti yang diatur dalam Undang-undang.

 

“Di negara ini sudah diatur hak kebebasan beragama untuk beribadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Salat Idul Adha merupakan kewajiban Muslim yang harus dijalankan, sehingga harus diamankan tanpa terkecuali,” kata Waterpauw.

 

Sementara itu, salah satu warga Tolikara, Sonny Wanimbo menegaskan, selama ini tak pernah ada konflik antar agama di Papua, secara khusus di Kabupaten Tolikara.

 

“Umat Muslim dan Kristen di Tanah Papua selama ini hidup berdampingan dan sangat toleran, insiden pembakaran kios yang merembet hingga membakar Musolah beberapa waktu lalu hanya karena arogansi aparat keamanan yang menembak mati pemuda Gereja,” kata Sonny.

 

Sonny meminta aparat keamanan melakukan evaluasi terhadap setiap anggota yang dikirim ke wilayah Papua, secara khusus di Kabupaten Tolikara, karena justru penyulut konflik paling utama adalah aparat keamanan sendiri.

 

“Sekarang anda bisa lihat, dua warga Papua yang dianggap sebagai dalam kerusuhan di Tolikara sudah ditahan dan jalani proses hukum, bagamana dengan aparat TNI/Polri yang menembak 12 pemuda Gereja, dan salah satunya meninggal dunia? Sampai saat ini proses hukum tidak terjadi, ini sebenarnya tidak boleh,” tegasnya.

 

Sonny juga meminta aparat TNI maupun Polisi tak berlaku arogan dengan tak melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, terutama tokoh-tokoh adat setempat, agar keamanan bisa benar-benar terwujud.

 

“Polisi tak boleh mengandalkan persenjataan saja, tetapi koordinasi dengan masyarakat Tolikara harus dilakukan, agar keamanan yang diinginkan semua pihak bisa benar-benar terwujud kedepan,” tegasnya.

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

TPNPB Mengaku Membakar Gedung Sekolah di Pogapa Karena Dijadikan Markas TNI-Polri

0
“Oh…  itu tidak benar. Hanya masyarakat sipil yang kena tembak [maksudnya peristiwa 30 April 2024]. Saya sudah publikasi itu,” katanya membalas pertanyaan jurnalis jubi.id, Kamis (2/5/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.