Balai Arkeologi Papua Temukan Situs Yope di Sentani Barat

0
1846

Oleh: Hari Suroto)*

Penelitian Balai Arkeologi Papua di Danau Sentani bagian barat berhasil menemukan Situs Yope. Situs Yope terletak di Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua.

Oleh masyarakat setempat, yope berarti kampung di teluk. Yope merupakan sebuah teluk, bagian dari Danau Sentani. Situs Yope dipercaya oleh masyarakat Dondai pernah dijadikan perkampungan oleh nenek moyang mereka. Penelitian arkeologi di Situs Yope berhasil menemukan gerabah prasejarah motif buaya dan bandul jala terbuat dari tanah liat yang dibakar.

Dalam mendapatkan artefak-artefak ini, tim peneliti Balai Arkeologi Papua melibatkan nelayan tradisional Dondai, artefak berada di dalam air, Balai Arkeologi Papua memiliki keterbatasan peralatan menyelam, nelayan tradisional Dondai terbiasa molo yaitu menangkap ikan sambil menyelam, mereka mampu menyelam cukup lama dalam air.

Artefak-artefak yang ditemukan berupa pecahan maupun utuh. Berdasarkan hasil penelitian dan dikaitkan dengan konteks lingkungan sekitar, maka Yope pada masa lalu merupakan hunian prasejarah, dengan rumah-rumah panggung di atas permukaan air.

ads
Baca Juga:  Sinode GKI Gelar Lokakarya Pendirian Yayasan Misi dan Diakonia

Yope dipilih oleh manusia prasejarah untuk dihuni dengan pertimbangan berada di Danau Sentani yang menjadi sumber air tawar, sumber bahan makanan berupa berbagai jenis ikan dan moluska, terdapat hutan sagu yang pohonnya menghasilkan tepung sagu, ulat sagu, daun dan pelepahnya dapat dijadikan bahan konstruksi rumah. Temuan bandul jala membuktikan bahwa manusia penghuni Yope pada waktu itu beraktivitas menjala ikan, berdasarkan studi etnoarkeologi pada budaya Sentani, sebelum dikenal jala modern, mereka membuat jala dari pintalan serat kulit pohon melinjo.

Lingkungan sekitar Yope juga dikenal sebagai daerah habitat buaya Nugini (Crocodylus Novaeguineae), sehingga gerabah motif buaya yang ditemukan dapat diasumsikan bahwa gerabah tersebut dibuat di Yope, hal ini merupakan data baru, selama ini Abar di Danau Sentani bagian tengah dikenal sebagai penghasil gerabah. Sehingga dulu di Yope, Sentani bagian barat penghasil gerabah, namun budaya ini telah punah.

Baca Juga:  Keresahan Masyarakat Kampung Imsar Dikisahkan Melalui 31 Foto Bersuara

Balai Arkeologi Papua melakukan penelitian di perairan Danau Sentani bagian barat, Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua.  Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan di Situs Ayauge. Pada penelitian sebelumnya, tahun 2018, tim peneliti Balai Arkeologi Papua berhasil menemukan tiang-tiang rumah dari pohon soang (Xanthostemon sp.) di Situs Ayauge. Tiang-tiang ini merupakan bekas hunian prasejarah berupa rumah panggung di atas permukaan air. Pada penelitian 2018, hanya dilakukan survei permukaan air saja, sehingga hanya diketahui adanya bekas-bekas tiang rumah.

Penelitian Oktober 2019, lebih difokuskan pada peninggalan yang berada di bawah air, penelitian ini melibatkan nelayan tradisional Sentani yang terbiasa dengan molo, yaitu menangkap ikan dengan menyelam. Para nelayan tradisional Sentani ini mampu menyelam cukup lama tanpa menggunakan alat selam. Eksplorasi bawah air di Situs Ayauge, berhasil mendapatkan pecahan gerabah berdinding tebal, alat tulang, dan mata panah terbuat dari kayu soang. Kayu soang dikenal sebagai kayu keras dan mampu bertahan lama hingga ratusan tahun sehingga secara tradisional oleh masyarakat Sentani dijadikan sebagai tiang rumah dan peralatan hidup lainnya.

Baca Juga:  Tingkatkan Pelayanan, Pertamina PNR Papua-Maluku Gandeng Pemda Pastikan SPBU Sentani

Berdasarkan pengamatan terhadap pecahan gerabah Situs Ayauge, memiliki ketebalan yang sama dengan gerabah yang ditemukan di Situs Megalitik Tutari, Doyo Lama.

Hal ini diperkirakan berasal dari tempat yang sama. Secara tradisional, gerabah di Sentani diproduksi di Kampung Abar, Sentani tengah. Namun hasil analisis X-Ray Diffraction (XRD) terhadap gerabah Abar dan gerabah Situs Megalitik Tutari, kandungan mineral pada tanah liat kedua gerabah tersebut tidak sama.

Hal ini membuktikan bahwa gerabah Situs Megalitik Tutari dan Situs Ayauge tidak dibuat di Abar. Berdasarkan temuan terbaru berupa gerabah motif buaya di Situs Yope, maka diperkirakan gerabah Situs Megalitik Tutari dan gerabah Situs Ayauge dibuat di Yope,   Danau Sentani bagian barat.

)* Penulis adalah peneliti di Balai Arkeologi Papua. Tinggal di Jayapura.

Artikel sebelumnyaInilah Keputusan 2000 Mahasiswa Eksodus Asal Yahukimo
Artikel berikutnyaKOMISI Somatua Intan Jaya akan Bentuk Cabang di Daerah