Ironis! SD Inpres Kwamki Satu ‘Kota Dolar’ Tidak Terawat dan Rusak Parah

0
1539

TIMIKA, SUARAPAPUA.com— Ironis! Nasib SD Inpres Kwamki Satu yang berada di Distrik Kwamki Narama sudah tidak layak disebut gedung sekolah lagi. 

Meski Timika dijuluki Kota Dolar, sekolah ini tidak sudah tidak terawat, rumput tingi dan gedung sekolah sedang dalam kondisi rusak parah.

Menurut seorang guru yang enggan dimediakan namanya kepada media ini mengungkapkan bahwa aktifitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah tersebut terganggu dan tidak sempat jalan karena perang suku yang sering terjadi di Kampung tersebut.

“Dari SD Inpres Kwamki I ini banyak orang-orang  yang jadi besar di Mimika Kabupaten Timika, mulai dari anggota DPR , Mantan DPR hingga Mencetak Berbagai Sarjana dan Magister. Tapi sayangnya sekolah mulai tidak aktif begini tidak ada yang datang lihat. Sekolah ini sempat tidak jalankan KBM saat perang antar suku terjadi di sini,” ungkapnya menjelaskan kepada suarapapua.com pada 3 Janurari 2019 lalu.

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

Dia menjelaskan, SD tersebut hadir sejak tahun 1980 setelah ada pemekaran distrik oleh pemerintah. Tapi karena selalu terjadi perang antar suku bikin guru-guru dan siswa tidak menetap dan tidak masuk sekolah.

ads

“SD ini ada di Kampung Landu dari tahun 1980-an sampai sekarang. Karena beberapa kali terjadi perang suku dari tahun 1996-2017 masyarakat dan guru keluar tinggalkan kampung ini,” katanya.

Baca Juga:  Jawaban Anggota DPRP Saat Terima Aspirasi FMRPAM di Gapura Uncen

Meskipun demikian katanya, pemerintah dari dinas Pendidikan Kabupaten Timika,  pada tahun 2018 hendak melakukan survei di SD Kwamki satu, untuk melakukan renovasi.

“Sampai saat ini pemerintah sudah lihat dan mau melakukan renovasi jadi saya bersyukur. Kemudian sampai saat ini ada murid yang saya ajar juga, karena saya merasa murid yang masih bertahan ini membutuhkan pelajaran dasar. Supaya mereka bisa jadi orang,” ucapnya tanpa menyebutkan jumlah siswa yang dia mengajar.

Kata guru tersebur, meski kondisinya demikian, KBM tetap jalan dengan 150 siswa dari kelas satu hingga enam.

Leis Telenggen salah satu siswa yang sekarang duduk di kelas enam mengatakan, semua orang mulai tinggalkan Distrik Kwamki karena beberapa tahun terjadi perang. Namun ia berharap untuk guru dan kepala sekolah agar kembali mengabdi mengajar.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Dukung Pengentasan Penyakit TB di Kabupaten Mimika

“Saya harap guru dan kepala sekolah kembali. Tapi yang lebih penting lagi dinas pendidikan kabupaten harus melakukan pengawasan mulai dari gedung hingga guru bahkan siswa-nya, supaya kami dapat belajar,” harap Telenggen.

Untuk diketahui, SD Inpres yang sekarang mulai tidak aktif awalnya siswa berjumlah 600 dari kelas satu hingga enam. Dengan jumlah guru 17 orang,  tetapi karena terjadi perang antar suku siswa yang sekarang bertahan hanya 150 siswa.

Pewarta: CR-06

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaAlberth Wanimbo: Kita Harus Hidup Sebagai Sahabat
Artikel berikutnyaUltras BCN 1963 Temu Awal Tahun di Sentani Timur