WAMENA, SUARAPAPUA.com — DR. H. Rudihartono Ismail, M.Pd dikukuhkan menjadi rektor Universitas Amal Ilmiah (UNAIM) Wamena oleh Ketua Yapis pusat cabang Wamena pada hari, Sabtu (29/2).
Ketua Yapis Pusat Cabang Wamena, H. Kanus Pagawak mengatakan, hadirnya universitas ini bukan semat-mata kerja keras pengurus atau hebatnya rektor, akan tetapi berkat doa yang dipanjatkan selama ini dan harapan masyarakat untuk adanya suatu universitas di daerah ini.
“Ini juga salah satu bukti nyata negara hadir di daerah ini untuk membangun, menjawab kebutuhan masyarakat akan hadirnya perguruan tinggi di daerah ini melalui UNAIM ini, agar supaya dapat membangun akses pelayanan pendidikan tinggi terhadap generasi muda putra putri pegunungan tengah dan pada umumnya di seluruh Papua,” kata Pagawak.
Dia berpesan kepada pimpinan UNAIM Yapis Wamena yang terpilih agar dapat mengimplementasikan peluang untuk menggali, meramu dan mengembangkan potensi daerah sesuai karakteristisnya.
Selain itu, Ketua Yapis Pusat di tanah Papua yang diwakili sekretaris dewan Pembina, H. Ibrahim Is Badaruddin mengatakan, perjuangan perubahan kelembagaan dari sekolah tinggi ke universitas sejak 2008 ini cukup panjang.
UNAIM adalah salah satu universitas pertama di wilayah Pegungan Tengah Papua, yang tak lama ini statusnya telah berubah universitas berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 31 Januari 2020 No. 104/m/2020.
“Kedepannya universitas ini akan menghasilkan para lulusan yang barkarakter mulia dan memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi untuk agama, bangsa dan negara sebab siap untuk membawa pembaharuan di tanah Papua ini,” katanya.
Terpisah, Pelaksana Tugas Sekda Jayawijaya, Tinggal Wusono mengatakan, penerapan standar mutu pendidikan di perguruan tinggi hendaknya senantiasa berdasarkan pada tri dharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian pada masyarakat.
Mutu penelitian hendaknya disesuaikan dengan keadaan daerah serta situasi dan kondisi saat ini, kata Wusono, dimana banyak potensi di Jayawijaya yang belum diolah dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan tangan-tangan terampil dan pemikiran yang cerdas untuk mewujudkan serta memajukannya.
“Apa yang dianggap penting itulah yang hendaknya diarahkan pada proses penelitian,” katanya.
Ia juga berharap para lulusan dari Univeristas Amal Ilmiah Yapis Wamena ini setelah kembali ke lingkungan masyarakat, dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh.
Pewarta: Onoy Lokobal
Editor: Arnold Belau