PasifikPesawat Kargo Militer Prancis Telah Mengganggu Bisnis Polinesia Prancis

Pesawat Kargo Militer Prancis Telah Mengganggu Bisnis Polinesia Prancis

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com– Perusahaan pelayaran di Polinesia Prancis menyatakan, penggunaan pesawat kargo militer oleh pemerintah Prancis merugikan bisnis mereka di saat krisis.

Radio New Zealand melaporkan, sejak bulan lalu, sebuah pesawat milter prancis (A400M) telah berbasis di Tahiti sebagai bagian dari Operasi Ketahanan Perancis untuk melawan dampak dari wabah Covid-19.

Pesawat itu dikerahkan ke negara itu dengan tujuan untuk menawarkan penerbangan kargo dan menyediakan evakuasi medis, dan jika diperlukan digunakan untuk penerbangan ke Selandia Baru.

Baca Juga:  Sejumlah Kegiatan Akan Dilakukan di Pasifik Memperingati Hari Kebebasan Pers Dunia

Setelah A400M menerbangkan kargo ke Marquesas, Tuamotus, dan kepulauan Austral, 10 perusahaan pelayaran swasta menyurati Komisaris Tinggi Prancis, Dominique Sorain meminta penjelasan, sekaligus mencari pertemuan guna membicarakannya lebih jauh.

Pesawat A400 Atlas, yang tiba di Polinesia, telah mulai menyediakan makanan dan pasokan ke pulau-pulau. Tahap pertama, kepulauan Austral, pulau Tubuai, Raivavea, dan Rimatara, 30 April 2020. (© FAPF-actua.fr)

Menurut laporan the La Depeche de Tahiti, sebuah media online berbahasa Prancis – English di France Polynesia melaporkan, bahwa perusahaan kapal mengakui bahwa penerbangan tersebut bertentangan dengan harapan perusahaan pelayaran untuk menjaga staf mereka dan mempertahankan layanan mereka.

Baca Juga:  Pembicaraan Politik Tentang Kaledonia Baru: Tidak Ada Hasil Setelah Tiga Hari 'Konklave'

Komisi Tinggi mengatakan, penerbangan itu adalah hasil dari beberapa orang yang bekerjasama, terutama walikota pulau yang telah mengajukan kebutuhan mereka kepada pemerintah dan Komisi Tinggi.

Ia juga mengatakan bahwa penerbangan cargo ini tidak akan menggantikan layanan yang ada, tetapi mereka akan lebih kepada menangani kebutuhan yang mendesak saja.

Pesawat kargo dijadwalkan berada di Polinesia Prancis selama sebulan.

Baca Juga:  Sejumlah Kegiatan Akan Dilakukan di Pasifik Memperingati Hari Kebebasan Pers Dunia

Sumber: Radio New Zealand

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Institut USBA Sebut Pencabutan 4 IUP Nikel di Raja Ampat Tak...

0
“Pernyataan Menteri ESDM menunjukkan sikap inkonsistensi dan tidak adanya political will dari pemerintah untuk menegakkan konstitusi dengan mencabut semua IUP yang beroperasi di Raja Ampat tanpa terkecuali,” tegas Charles Imbir.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.