Buzzer Indonesia Menaikkan Tagar #Tumbal1JuliOPM

0
1793
llustrasi pengibaran bendera Bintang Kejora. tirto.id/Deadnauval
adv
loading...

Oleh: Devi)*
Penulis adalah pekerja sosial

Sekarang ramai beredar tagar #tumbal1JuliOPM di Twitter. Ada ratusan cuitan yang muncul. Siapa yang menyebarkan? Tentu saja para buzzer NKRI harga mati.

Melihat propaganda mereka yang memutarbalikkan fakta saja membuat kita ingin menghajar mereka. Di Instagram ada akun baru tanpa pengikut @papualivesmatter dengan keterangan Papua bagian dari NKRI. Orang bodok mana lagi yang bikin ini barang.

Apakah kampanye mereka efektif? Selama ini hasilnya lumayan juga karena sangat banyak orang Indonesia yang percaya ada KKB di Papua yang dengan jahatnya membunuh para pendatang. Sekarang dong bikin nama KKB, malah KKSB, tambah S untuk separatis. Dulu jaman Orba sa masih kecil, sa ingat betul koran-koran sampai tabloid wanita pun diisi dengan berita GPK alias Gerakan Pengacau Keamanan di Irian Jaya. Ini contoh-contoh komen dari orang Indonesia yang percaya adanya KKSB.

ads
Baca Juga:  Musnahnya Pemilik Negeri Dari Kedatangan Bangsa Asing

Di kala keriuhan #papuanlivesmatter pun, setiap kali ada promosi tentang diskusi Papua atau pun berita tentang Papua akan selalu muncul komentar dari orang-orang Indonesia yang percaya mati bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia dan Papua tidak dijajah Indonesia. Sampai akhirnya Bappenas menyelenggarakan diskusi offline di Hotel Borobudur Jakarta tentang Papua yang menghadirkan banyak pembicara yang katanya peneliti Papua dan tokoh Papua pada jam yang sudah merupakan jam tidur menurut Waktu Papua.

Berita yang dibuat para buzzer bahkan jelas-jelas menuding KKSB sebagai  pembunuh antek kolonial yang suka menyandera rakyat sipil dan membunuh pendatang. Siapa sebetulnya yang kolonial dan yang jadi anteknya?

Hingga hari ini masih terus disebarkan berita bahwa orang Wamena yang membunuh dokter pendatang.

Baca Juga:  Vox Populi Vox Dei


Padahal jelas-jelas rilis dari ULMWP menyatakan sebaiknya, bahwa orang-orang Paguyuban Indonesia didukung TNI Polri yang mengejar-ngejar para OAP.  Bahkan penyelidikan Komnas HAM Saja tidak bisa membuktikan bahwa dokter itu dibunuh gerakan separatis, tetapi orang-orang ini bisa membuat berita yang sedemikian yakinnya.

Seperti kata Ambrosius Mulait, Tapol the Jakarta Six, selalu OAP yang dipersalahkan, dituduh, dan diyakini sebagai pelaku dalam semua kejadian di Papua.

Kita semua tahu bersama kebanyakan orang Indonesia percaya dengan narasi tunggal pemerintahnya yang sesat itu tentang sejarah Papua adalah bagian Indonesia, tentang GPK dan KKB yang jahat, tentang Dana Otsus yang sudah diberikan untuk kesejahteraan rakyat Papua.

Apa sih susahnya untuk berpikir kritis dan mencari sumber berita yang lain. Ketik beberapa kata kunci dalam Google juga pasti akan menghasilkan berita yang berbeda, coba saja ketik Free Papua Movement pasti akan langsung keluar tulisan versi asli dari OAP.

Baca Juga:  Kura-Kura Digital

Sulit memang bila hati dan kepala mereka sudah tertutup untuk mendengar langsung dari orang Papua tentang apa yang orang Papua inginkan bagi Papua. Victor Yeimo berkata negara Indonesia tidak akan pernah meminta maaf pada Papua. Victor Yeimo, dalam sebuah wawancara dengan Suara Papua mengatakan dengan tegas “Kita tidak butuh maaf. Kita mau Indonesia bertanggung jawab atas kerakusan, kejahatan, dan genosida yang negara itu lakukan di Papua. Kita mau mereka mengakui itu, bukannya malah menyebar buzzer, memainkan hashtag, menyebarkan hoax, dan mencitrakan Papua baik-baik saja bersama Indonesia. Kita lawan!” (*)

Artikel sebelumnyaLintas Generasi Papua Apresiasi Timsel, OAP Harus Jabat Sekda Papua
Artikel berikutnyaJelang HUT OPM, Kapolda Papua: Tidak Boleh Ada Upacara Atau Pengibaran Bendera