Nama Jokowi Diabadikan Jadi Nama Tempat Wisata di Kota Jayapura

0
2276

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Mama Sarah Korwa bersama saudara dan anak-anaknya membuka tempat wisata dan spot foto di Kota Jayapura. Namanya Bukit Jokowi. 

Mengapa nama tempat tersebut adalah Bukit Jokowi? Berikut ini alasannya.

Mama Sarah Korwa, sang pemilik tempat wisata dan spot foto bernama Bukit Jokowi yang terletak di Skyline yang terletak di antara Abepura dan Entrop saat ditemui suarapapua.com membeberkan alasan mengabadikan nama tempat tersebut dengan nama presiden Indonesia, Jokowi.

Mama Sarah bercerita,  pada akhir tahun 2014, dalam kunjungannya ke Papua, Jokowi sempat mencari tempat untuk foto lokasi pembanganan Jembatan Youtefa yang sudah dibangun dan berdiri mengah menghubungkan Kota Jayapura dengan Muara Tami.

“Tampat ini [bukit Jokowi] ini dulunya hutan. Lokasi ini milik keluarga kami.  Tahun 2014 tanggal 28 Desember kalau tidak salah Pak Jokowi waktu jadi Presiden punya kunjungan perdana ke Papua mau launching jembatan merah [Jembatan Youtefa]. Saat itu Jokowi cari lokasi untuk bisa ambil gambar sekalian dengan langsung gunting pita pembangunan jembatan merah,” terangnya.

ads

Dalam upaya mencari tempat yang tepat untuk foto tersebut, Jokowi dan rombongan sempat singgah di tempat mama Sarah yang saat ini menjadi lokasi wisata dan foto.

“Mereka cek pas dan cocok, akhirnya mereka minta kita keluarga cari tau siapa yang punya lokasi dan cek. Kaka laki-laki kasih tau kita semua, kita setuju untuk pakai, kita juga dikasih uang sedikit. Mereka ratakan dan dibuat bagus karena Presiden mau datang. Di tanggal 28 pagi kita semua datang, Pak Presiden [Jokowi Dodo] datang, Pak Walikota [Benhur Tomi Mano], Pak Gubernur [Lukas Enembe] semua datang kesini setelah kegiatan pemerintah,” cerita mama Sarah.

Menurut mama Sarah, dia dan keluarga tidak tahu tujuannya. Hanya tahu saja kalau tempat itu akan dikunjungi oleh preside.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Resmi Tutup Pleno Tingkat Kabupaten

“Kita juga tidak tau kalau akan di bangun jembatan merah, karena kita kira itu jembatan ringroad. Padahal mau foto tempat yang akan dibangun jembatan Youtefa yang sudah ada itu,” terangnya.

Setelah mereka [Jokowi dan rombongan] pulang, mama Sarah dan keluarganya lihat lokasi tersebut bagus untuk dibuat tempat foto dan wisata.

“Pada tahun 2015 kami coba-coba dengan bikin sedikit tempat-tempat foto saja, kita pakai baliho, rumput tutup atap. Jadi kecil-kecilan saja tapi orang datang karena kita tanam bunga. Coba bangun honai kecil-kecil kita bertahan di tahun 2015 itu orang mulai tau karena banyak di sosmed (sosial media). Mulai viral itu tahun 2015 sampai sekarang,” jelasnya.

Mama Sarah mengakui memberikan nama Bukit Jokowi pada tempat usaha yang dijalankan karena merasa tanpa Presiden Jokowi Dodo maka tempat usahanya itu akan tetap seperti hutan dan tidak akan sama seperti sekarang ini.

“Idenya pakai nama Bukit Jokowi karena Pak Presiden datang kesini. Kalau tanpa Pak Presiden ini tetap hutan dan jadi orang punya tempat mabuk-mabuk disini. Kalau mereka tidak ijin untuk pakai tempat kegiatan mereka di sini tidak mungkin kita kasih nama bukit jokowi dan saya rasa juga tidak salah kita kasih sebut bukit jokowi karena beliau Presiden yang kita anggap baik juga,” ungkapnya.

Sebelum Corona mengancam dunia, tempat tersebut dibuka dari pagi hingga malam Namun saat ini tetap ikuti protokol kesehatan dan ikuti imbauan pemerintah. Mama Sarah berencana untuk menambah jam kunjung.

 “Kita biasa buka pagi jam 10 sampai tutup jam 7 malam. Kita memang ada rencana untuk tutup jam 10 malam karena kita mau masak makanan berat,” ujarnya.

Baca Juga:  Sikap Mahasiswa Papua Terhadap Kasus Penyiksaan dan Berbagai Kasus Kekerasaan Aparat Keamanan

Mama Sarah membeberkan, saat ini mereka menjual snack seperti gorengan dan mie instant. Yang paling murah adalah gorengan satu porsi dengan sambal itu 15 ribu. Ada pisang goreng, singkong goreng ada juga kentang. Kalau mie instant yang rebus 17 dan goreng itu 20 ribu karena kita pakai pentolan telur dan sosis. Kalau untuk minumannya, kelapa murni 15 ribu dan yang campur susu sirup 25 ribu.

“Tapi kita masih jualan sebatasnya saja, mie kita belum bikin, kopi juga belum bikin. Cuma sekarang yang ada pisang goreng, kentang goreng dan kelapa,” katanya.

Mama Sarah yang pada saat itu hendak mau pergi berkebun, mengakui bahwa Bukit Jokowi baru dua minggu saja dibuka karena akibat dari dampak pandemik covid-19 yang mengharuskan mereka menutup tempat usahanya sementara waktu dan mengikuti anjuran dari pemerintah.

“Corona ini bikin kita susah juga, kita punya tempat mencari jadinya tutup. Mulai dari bulan Februari itu sudah mulai sunyi. Pas maret disuruh lockdown tutup kita juga tutup. Sampai baru buka dua minggu ini setelah dibatasi sampai jam lima sore. Kaka saya buka duluan orang mulai datang baru satu minggu kemudian kita buka lagi pelan-pelan,” ungkapnya.

Penghasilan yang biasa didapat pada saat sebelum pandemik jauh berbeda setelah terjadinya pandemik.

“Kalau omset biasanya sebelum corona ini bisa dapat tiga sampai empat juta per hari kalau setiap hari minggu dan sabtu karena pengunjungnya banyak. Tapi kalau hari biasa bisa dapat satu juta hingga dua juta. Kita juga buka itu lihat cuaca kalau cuaca baik puji Tuhan kita bisa dapat bagus, tapi kalau hujan kita dapat sedikit saja,” katanya.

Baca Juga:  KPK Menang Kasasi MA, Bupati Mimika Divonis 2 Tahun Penjara

Hingga kini, mama Sarah memunyai 10 karyawan. Mereka bekerja di setiap pondok Mama Sarah. Dia mewajibkan karyawannya untuk tetap menjalankan protokol kesehatan untuk wajib memakai masker dan juga menyediakan tempat cuci tangan di setiap tempat usaha.

“Kita di sini berusaha jalankan protokol kesehatan, tempat cuci tangan di sini juga ada, harus memakai masker. Seperti saya di sini sendok yang pakai makan itu saya pakai sendok plastik yang hanya sekali pakai, yang tadinya pakai sendok besi yang harus dicuci lagi tapi kita ubah karena covid bikin saya juga takut anak-anak pegang. Jadi mending kelapa kalau habis pegang langsung buang saja,” jelasnya.

Mama Sarah menyampaikan agar masyarakat jangan takut untuk kembali mengunjungi tempat wisata, khususnya Bukit Jokowi agar jangan merasa bosan tinggal dirumah.

“Semoga masyarakat bisa kembali percaya datang lagi kunjungi kita punya tempat dengan tidak ada rasa takut untuk dapat penyakit. Karena sekarang untuk kepercayaan masyarakat kembali ke orang punya tempat atau warung itu sudah susah karena mereka sudah takut. Kalau mereka sudah bisa kembali jalan-jalan, karena saya lihat sudah ada juga beberapa yang datang paling karena tidak betah juga dirumah,” tuturnya,” katanya.

Tidak memiliki banyak harapan untuk usahanya kedepan. Mama Sarah tetap ingin meningkatkan dan mengembangkan tempat usaha dalam segi menu maupun tempat yang menarik agar pengunjung tetap berdatangan ke Bukit Jokowi.

“Tidak punya harapan yang banyak, karena korona ini juga bikin mau berharap apa tempat usaha juga jadinya tutup. Untuk harapan ke depannya ingin meningkatkan lagi ke makanan berat, . Kita juga rencana mau bikin sesuatu yang menarik nantinya,” harapnya.

Pewarta: Lenny Aninam

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaPemerintah Kab/Kota di Papua Diminta Berangkatkan Calon Maba ke Tempat Studi
Artikel berikutnyaApa Kabar Kemanusiaan di Nduga?