TNI Bohongi Publik Bahwa 20 Anggota TPNPB Kodap VIII Intan Jaya Sudah Menyerah

0
2815
Dansatgas Yonif PR 433/JS Mayor Inf Yudy Ardyan Saputro memimpin kegiatan pernyataan 20 mantan anggota OPM kembali ke pabgkuan NKRI. (Fotk: Istimewa via salampapua.com)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — TNI lewat Dansatgas Yonif PR 433/JS, Mayor Inf Yudy Ardiyan telah melakukan pembohongan publik dengan mengklaim bahwa 20 anggota TPNPB Kodap VIII Intan Jaya telah menyerah.

Pembohongan publik tersebut dilakukan pada Jumat 19 Juni 2020 lalu di gereja katolik Galunggama, kampung Joparu, distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.  Pembohongan yang dilakukan adalah dengan  memaksa 20 orang yang terdiri dari pemuda, tokoh gereja, pengurus kampung, ASN, siswa dan mahasiswa dari kampung Joparu dan Ugimba.

Lalu kemudian TNI mengklaim 20 orang tersebut sebagai  adalah anggota TPNPB Kodap VIII Intan Jaya yang menyerah dan menyatakan setia kepada NKRI.

Berita tersebut terbit pada situs berita online milik Surat Kabar Harian Salam Papua pada edisi 1 Juli 2020 dengan judul 20 Mantan Anggota OPM Kodap VIII Intan Jaya Kembali ke Pangkuan NKRI.

TNI lewat Dansatgas Yonif PR 433/JS, Mayor Inf Yudy Ardiyan mengklaim bahwa sebanyak 20 mantan anggota kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap VIII Intan jaya di wilayah Kampung Joparu Distrik Ugimba, pada Sabtu, 20 Juni 2020 menyatakan diri kembali ke pangkuan NKRI dan tidak akan lagi bergabung dengan kelompok OPM.

ads

TNI juga mengklaim dalam kurun waktu empat bulan setelah dikuasai dan diduduki oleh Satgas yang ia pimpin, wilayah Joparu yang awalnya merupakan daerah hitam atau daerah yang dikuasai OPP, berubah menjadi daerah yang aman dari gangguan kelompok tersebut.

Mayor Inf Yudy Ardiyan juga mengklaim, sebelum Satgas Yonif PR 433/JS datang, masyarakat Joparu merasa terintimidasi dan tertindas dengan keberadaan OPM di tengah-tengah masyarakat karena sering mengganggu, merampas hewan ternak, harta bahkan memperkosa pemudi-pemudi yang ada di wilayah tersebut.

“Dengan kegiatan teritorial tersebut, kami berhasil mengubah pola pikir masyarakat Joparu yang sebelumnya pernah mengangkat senjata untuk membantu OPM sampai dengan secara sadar mau kembali ke pangkuan NKRI,” ujar Mayor Yudy.

Mayor Inf Yudy Ardiyan juga mengatakan, masyarakat Joparu yang pernah tergabung dalam kelompok OPM Kodap VIII Intan Jaya dibawah Pimpinan Kodap VIII Sabianus Waker menggelar kegiatan menyatakan diri kembali ke pangkuan NKRI dan berjanji tidak akan lagi membela OPM.

Baca Juga:  Aksi Hari Aneksasi di Manokwari Dihadang Aparat, Pernyataan Dibacakan di Jalan

TNI juga mencatut nama ASN Kabupaten Intan Jaya yang tidak pernah ada di lokasi di mana TNI memaksa masyarakat untuk membuat sumpah janji dan setia kepada Indonesia. Adalah Mayor Inf Yudy Ardyan Saputro mencatut nama Kasubag Humas, Rido yang tidak pernah ada dan terlibat dalam kegiatan tersebut.

Benarkah 20 Anggota TPNPB Menyerah?

Dari informasi yang dihimpun dari sumber informasi suarapapua.com di Kampung Joparu, yang enggan dimediakan namanya membantah dan menyatakan bahwa informasi yang disebarkan oleh TNI adalah tidak benar.

Sebab, kata dia, yang benar adalah TNI memaksa tokoh masyarakat, tokoh agama, ASN, Kepala Kampung dan sekertaris, mahasiswa, siswa SD dan siswa SMP. Setelah itu mengklaim bahwa mereka ada anggota TPNPB Kodap VIII Intan Jaya.

Dia membeberkan bahwa, kejadian tersebut terjadi pada Jumat 19 Juni 2020. Dimana saat itu Dansatgas Yonif PR 433/JS, Mayor Inf Yudy Ardiyan bersamanya anggotanya memaksa dan mengintimidasi agar 20 orang tersebut. Lalu mengarahkan mereka berkumpul di halaman gereja, kemudian memaksa mereka untuk membuat sumpah dan berjanji untuk menyerah dan setia ke Indonesia.

“Informasi yang disebarkan TNI itu tidak benar. Waktu itu TNI memaksa 20 orang itu ke halaman gereja katolik Galunggama. Lalu membacakan pernyataan yang sudah dibuat oleh TNI di kertas seolah-olah mereka adalah anggota TPNPB KOdap VIII Intan Jaya. 20 orang itu dengar dan lakukan dibawah intimidasi anggota TNI karena takut,” tegasnya kepada suarapapua.com untuk meluruskan dan klarifikasi pernyataan TNI yang dimuat di salampapua.com pada 1 Juli 2020 lalu.

Sumber informasi Suara Papua yang lain yang juga tidak mau disebutkan namanya kepada suarapapua.com dari Sugapa menyatakan hal yang sama. Dia menjelaskan, kejadian tersebut bukan terjadai pada 20 Juni 2020 seperti diberitakan salampapua.com, tetapi kejadian tersebut terjadi pada Jumat 19 Juni 2020.

Dia menjelaskan, saat masyarakat ke pasar di Yokatapa, 20 orang tersebut dipanggil lalu diarahkan ke halaman gereja Katolik Galunggama. Dia membeberkan, Dansatgas Yonif PR 433/JS, Mayor Inf Yudy Ardiyan dan anggotanya memanggil 20 orang tersebut dengan tujuan untuk main gaplek. Selain itu, TNI juga menyiapkan ayam lima ekor. Ayam tersebut, kata dia, dimasak untuk makan bersama dengan 20 orang tersebut.

Baca Juga:  Wawancara Eksklusif Daily Post: Indonesia Tidak Pernah Menjajah Papua Barat!

“Setelah masak ayam tersebut, TNI bersama 20 orang tersebut gelar daun pisang di halaman lalu makan bersama,” terangnya.

Dia menegaskan bahwa 20 orang tersebut bukan anggota TPNPB Kodap VIII Intan Jaya. Tetapi 20 orang itu merupakan masyarakat, tokoh agama, pemuda, mahasiswa, siswa, ASN dan pengurus kampung.

“Mereka bukan anggota TPNPB. Mereka adalah masyarakat yang tinggal di rumah dan bekerja sebagai masyarakat. Kemudian mereka ditangkap dan dipaksa untuk membuat pernyataan menyerah dan setia kepada NKRI,” tegasnya.

Yoakim Mujizau, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung [DPMK] Kab. Intan Jaya saat dikonfirmasi suarapapua.com tentang Paulus Sani yang disebutkan TNI sebagai anggota TPNPB Kodap VIII Intan Jaya membantah klaim TNI tersebut.

Mujizau mengatakan bahwa Paulus adalah ASN yang bekerja di lingkungan dinas yang sedang dia pimpin.

“Paulus Sani itu staf [ASN] di dinas DMPK Intan Jaya,” ungkapnya.

Selain itu, dia juga membenarkan bahwa pada Jumat 19 Juni 2020 telah terjadi pemaksaan terhadap 20 orang masyarakat kampung Ugimba dan Joparu. kata dia, mereka dipaksa untuk seakan-anak menyerah dan membuat pernyataan setia kepada NKRI.

“Laki-laki semua dipaksa masuk ke dalam gereja dan TNI menyuruh mereka mengakui bendera merah putih dan ucapkan NKRI harga mati,” tambah Mujizau.

Berikut ini adalah 20 orang yang dipaksa TNI membuat pernyataan untuk setia kepada NKRI di dalam gereja katolik Galunggama pada 19 Juni lalu:

No Nama Klaim  dan Tudingan TNI Pekerjaan yang Sebenarnya versi Informan Suara Papua
1 Melkias Tipagau bekerja sebagai petugas Administrasi dan penggalang dana dari pemerintah ASN sebagai staf distrik Hitadipa dan bendahara kampung Joparu
2 Oto Tigau sebagai mata-mata kelompok OPM di Kampung Japaro dan penjaga penyimpanan senjata Ketua Bamuskam Kampung Joparu
3 Markus Sani sebagai komandan kompi di Tanah Merah Japaro Pemuda dari kampung kampung Joparu. Adalah adik dari Kayus Sani yang ditembak mati oleh TNI di kampung Joparu pada Februari 2020
4 Enous Kobogau saudara dari Markus, Wakil Komandan Tanah Merah dan komandan operasi Joparu Masyarakat biasa di kampung Joparu
5 Jemmy Kogoya Kepala suku Ugimba, sebagai penggalang dana Kepala kampung Pigabu, distrik Ugimba, Kab. Intan Jaya
6 Benias Kogoya Kepala Suku Ugimba sebagai kurir senjata yang akan dikirim ke Ugimba Namanya yang benar adalah Penias Kogoya. Dia adalah sekretaris kampung Ugimba, distrik Ugimba.
7 Nathan Kobogau Kepala Suku Bulapa sebagai komandan Pos Baru bulapa dan penggalang dana dan amunisi Kepala Suku Bulapa dan Ketua Gereja Katolik Galunggama
8 Jonial Kobogau anak dari Nathan sebagai kurir pembelian amunisi Siswa SMP
9 Marlon Kobogau Sebagai kurir pembelian amunisi  Siswa SD
10 Deminius Tipagau Sebagai komandan operasi Namanya yang benar adalah Damianus Tipagau. Dia adalah masyarakat di kampung Joparu
11 Yohan Kobogau Sebagai informan/pencari informasi Siswa SD
12 Dekinius Kogoya Sebagai bendahara kelompok OPM Ugimba Namanya yang benar adalah Dekinus Tipagau. Dia adalah pemuda lulusan (alumnus) D-III STIE Port Numbay Jayapura
13 Damianus Kobogau Sebagai anggota Pemuda biasa dan pengusaha
14 Paulus Sani Sebagai penasehat ASN di lingkungan dinas BPMK Kab. Intan Jaya
15 Luki Magai Sebagai anggota Kepala kampung Dukendomba, Distrik Ugimba
16 Yopie Tipagau Sebagai mata-mata dan penggalan dana Jopi Tipagau Pengangguran. Lulusan (alumnus) D-III Keperawatan dari Sekolah kesehatan di Sentani, Kab. Jayapura
17 Yeosup Tipagau Sebagai anggota Mahasiswa FISIP Uncen, Jayapura
18 Martinus Kobogau Sebagai anggota Masyarakat kampung Gamagae
19 Gabriel Sani sebagai penasehat BPGS (Badan Pengurus Gereja Setempat) Gereja Katolik Galunggama
20 Yunus Kobogau sebagai anggota Sekertaris Kampung Joparu, distrik Sugapa
Baca Juga:  Dua Anak Diterjang Peluru, Satu Tewas, Satu Kritis Dalam Konflik di Intan Jaya

Selain 20 orang tersebut, TNI juga menghadirkan Lukas Tipagau [Kepala Kampung Joparu] dan Hermanus Kobogau [wakil klasis GKII Sugapa], selain itu Tokoh pemuda Semuel Tipagau dan Janius Tipagau.


Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaKAPP Intan Jaya: Birokrat Jangan Membunuh Karakter Pengusaha OAP
Artikel berikutnyaTolak Otsus, 17 Organisasi Luncurkan Petisi Rakyat Papua