Usai Keroyok Massa Aksi, Polisi Rusaki Asrama Intan Jaya

0
1883

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Di saat peringati 58 tahun New York Agreement di Ekspo Waena, Jayapura pada Sabtu (15/8/20), aparat kepolisian dari Polresta Jayapura kembali beraksi brutal dengan membubarkan, mengeroyok dan mengejar masa aksi, serta merusaki aset milik asrama mahasiswa Intan Jaya.

Berbagai kalangan rakyat Papua turun jalan di Ekspo, distrik Heram, Kota Jayapura, pada 15 Agustus 2020, untuk menyampaikan protes atas penandatanganan New York Agreement sejak 58 tahun silam.

Negosiator Aksi, Agustinus Ugipa mengatakan di saat masa aksi sudah terorganisir dalam tali komando, tiba-tiba aparat kepolisian Polresta Jayapura Kota bersama TNI memasuki arena, lalu merusak semua baliho dan pamflet yang dipajang di sana, serta membubarkan masa aksi secara membabi buta.

Baca Juga:  Media Sangat Penting, Beginilah Tembakan Pertama Asosiasi Wartawan Papua

“Kami dipukul dan ditodong dengan senjata, dan perlakuan mereka [TNI/Polri] sangat tidak manusiawi. Setelah itu mereka kasih keluar tembakan peringatan sebanyak dua kali, sehingga kami lari terkocar-kacir,” kata Agustinus saat dijumpai di salah satu tempat di Waena, Jayapura. Sabtu (15/8/20).

Aparat juga menembaki masa aksi dengan gas air mata. Setelahnya, mengejar para masa yang berlari ke arah bukit Bumi Perkemahan (Buper).

ads

“Iya benar, karena mereka lihat kami lari ke arah Buper, mereka kejar pake mobil patroli sampe masuk ke hutan juga mereka masih kejar,” ucap dia.

Kata dia, saat aparat beraksi mengejar masa aksi, mereka juga merusak semua fasilitas asrama Intan Jaya, bahkan menghancurkan kaca rumah dan masuk ditiap-tiap kamar, serta menghancurkan semua aset Pemkab Intan Jaya yang ada di asrama.

Baca Juga:  AJI, PWI, AWP dan Advokat Kecam Tindakan Polisi Terhadap Empat Jurnalis di Nabire

“Ada polisi yang pake baju preman dan ada yang pake baju dinas, mereka kasih rusak pintu pagar besi, lalu menghancurkan kaca jendela asrama lalu masuk ke dalam dan kasih hancur barang-barang di dalam, baik itu di lantai bawah maupun lantai atas,” bebernya.

Setelah aparat melangsungkan aksi biadabnya, ada beberapa aset milik asrama yang hilang.

“Kami punya kursi duduk sebanyak 7 (tujuh) buah dibuang entah ke mana, dua kaca jendela dihancurkan, dua pintu gerbang pun rusak total, terus pintu kamar di lantai bawah maupun atas sebanyak 16 pintu hancur dan masih banyak lagi seperti buku-buku dan barang-barang lain juga hilang,” pungkasnya.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Dukung Asosiasi Wartawan Papua Gelar Pelatihan Pengelolaan Media

Tak hanya itu, aksi brutal yang dilakukan aparat terhadap masa aksi pun banyak. Hingga informasi ini dihimpun suarapapua.com, terdapat 11 orang dengan luka berat di tubuh.

  1. Agustinus Ugipa
  2. Marius Hagimu
  3. Apertinus Sani
  4. Pieter Diel
  5. Yuna Kulka
  6. Apkol Uropmabin
  7. Kamaniel Alindam
  8. Ismail Mimin
  9. Bertus Kurka
  10. Sarianus Kasipka
  11. Marius Hagimuni

Kemudia seorang mahasiswa atas nama “Arius Kalakmabin” kena luka tembakan dibagian pinggang. Saat ini, korban sedang dirawat intensif dari pihak keluarga.

Pewarta: Yance Agapa
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaKoalisi: Polisi Tak Hanya Bubarkan Aksi, Tapi Turut Keroyok Massa
Artikel berikutnyaAparat Intimidasi 50 Demonstran AMP dan FRI-WP Semarang