Produk Kosmetik Indonesia Rasis Bagi Orang Papua

0
2597

MANOKWARI, SUARAPAPUA.com— Markus Fatem, Aktivis HAM Papua  menyatakan, semua produk kosmetik atau alat kecantikan bagi wanita di Indonesia tidak cocok bagi perempuan Papua. 

“Ingat, Orang Asli Papua memiliki ras yang berbeda dengan Indonesia. Oleh sebab itu, produk Indonesia tidak cocok bagi OAP,” kata Fatem kepada suarapapua.com dari Manokwari, Minggu (16/8/20).

Dengan demikian kata Faten, identitas orang Papua lama kelamaan berubah menjadi Indonesia, dan itu berbahaya bagi orang Papua. Sebab itu adalah inti diri mereka sebagai Papua.

OAP berubah menjadi seperti orang Indonesia atau diubah menjadi standar Indonesia dengan berbagai pola pendekatan.

“Hal yang sama dengan produk kecantikan. Misalnya, tidak ada bedak yang sesuai dengan warna kulit hitam dan rambut keriting krikil OAP di supermarket yang ada di Papua,” ucap Fatem.

ads
Baca Juga:  Parpol Harus Terbuka Tahapan Penjaringan Bakal Calon Bupati Tambrauw

Katanya, jika hidup di Papua berarti selalu diingatkan pada pendudukan, dimana melihat diskriminasi, rasisme dan kekerasan di depan mata setiap hari. Dengan demikian, dirinya memandang pendudukan Indonesia atas Papua bukan hanya soal teritorial, tetapi juga mengubah pola pikir OAP dan mengubah bagaimana OAP melihat diri mereka sendiri.

“Anak-anak OAP diajarkan hal-hal yang salah di sekolah, terutama tentang sejarah kami.”

Menurutnya, bagian ini semacam bagian dari perbudakan mental ajaran dan doktrin Indonesia. “Kayak kami karena kami orang Papua pantas diperlakukan tidak adil seperti itu,”

Baca Juga:  Peringatan IWD Menjadi Alarm Pergerakan Perempuan Kawal Segala Bentuk Diskriminasi Gender

“Kami tidak sadar telah menerima ini sebagai sebuah diskrimisasi atas hak asasi manusia, terutama kebebasan berpikir untuk mempertahankan budaya kolegial sebagai manusia beraklat dan beradab.”

Ia mengakui, hal ini sempat terjadi kritikan, terutama setelah dampak isu rasisme global dalam gerakan black lives matter memuncak, dimana kosmetik dan produk perawatan kecantikan luar negeri yang menggunakan kata-kata seperti ‘memutihkan’ atau ‘mencerahkan’. Dengan demikian, sebagian kosmetik telah menghapus kata-kata tersebut untuk menunjukkan sikap anti rasisme.

“Grup perusahaan telah memutuskan untuk menghapus kata-kata putih/memutihkan, cerah/mencerahkan, bercahaya dari semua produk,” begitu bunyi pernyataannya yang dikutip dari the Guardian.

Baca Juga:  Tragedi Penembakan Massa Aksi di Dekai 15 Maret 2022 Diminta Diungkap

Serupa disampaikan, Ester Febbyana Leleran, salah satu perempuan Papua itu mengakui, , Kosmetika yang ada di Indonesia tidak akan cocok bagi perempuan Papua. Bahkan katanya, iklan produk kosmetik Indonesia rata-rata lebih mengiklankan kulit yang gelap menjadi putih bersinar, sementara orang Papua memiliki kulit yang hitam.

“Setiap nonton tayangan ikan produk kosmetik Indonesia, mereka rata-rata iklankan yang berkulit putih dan bahkan pemain iklannya juga tidak ada yang sama seperti kami (orang Papua). Saya tidak bicara soal korban iklannya, tapi memang produk kecantikan yang di produksi untuk kami orang Papua sangat tidak cocok,” ujarnya.

 

Pewarta : Charles Maniani

Editor: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaMRP Mendapat Masukan JDP Terkait Rencana RDP Evaluasi Otsus
Artikel berikutnyaPencaker Yalimo Palang Sejumlah Kantor Tuntut Kembalikan Hak CPNS Orang Yali