Tanah PapuaMamtaMahasiswa Pasang 1000 Lilin Peringati Korban Rasisme Deiyai

Mahasiswa Pasang 1000 Lilin Peringati Korban Rasisme Deiyai

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Forum Komunikasi Mahasiswa Kabupaten Deiyai (FKM-KD) se – Jayapura menggelar pemasangan 1000 lilin memperingati korban rasisme di Deiyai, yang terjadi 28 Agustus 2019. 

Koordinator Hukum dan HAM di FKM-KD se-kota studi Jayapura, Apniel Doo, mengatakan kegiatan pemasangan lilin ini dilakukan untuk mengenang para korban rasisme di Deiyai, sehingga hari ini pihaknya turut memperingati tepat satu tahun korban rasisme Deiyai terjadi.

Kata dia, sebagai mahasiswa pihaknya tidak akan diam untuk mengungkap semua persoalan diskriminasi, penindasan, penangkapan, intimidasi bahkan pembunuhan yang dilakukan oleh aparat TNI/Polri.

Baca Juga:  Pembagian Selebaran Aksi di Sentani Dibubarkan

“Kita akan tuntut pemerintah daerah, provinsi dan pusat. Karena selama ini kami lihat banyak persoalan pelanggaran HAM dan Hukum seperti di Paniai 7-8 Desember 2014, Oneibo (Deiyai) berdarah 1 Agustus 2017 dan korban rasisme Deiyai pada 28 Agustus 2019,” kata Apniel, Jumat (28/8/2020).

Dia berharap agar negara dapat menyelesaikan persoalan-persoalan ini, namun jika negara tidak mampu menyelesaikannya, maka lebih baik lepaskan bangsa West Papua menentukan nasibnya sendiri.

Ketua FKM-KD Deiyai, Yance Pakage, mengatakan dalam kegiatan ini para mahasiswa Deiyai se-kota studi Jayapura ingin melihat dan mengenang kembali para korban rasisme di Deiyai pada 28 Agustus 2019, dimana telah terjadi penembakan secara brutal oleh aparat gabungan terhadap masyarakat sipil. Itu merupakan korban pelanggaran HAM.

Baca Juga:  ULMWP: Aneksasi Papua Ke Dalam Indonesia Adalah Ilegal!

“Bukan masyarakat yang salah, tapi aparat keamanan yang salah. Dalam peristiwa itu ada 8 orang tewas, 39 orang lainnya luka-luka berat,” tegasnya.

Kata dia, pihaknya sudah melakukan pemasangan 1000 lilin untuk mengenang para korban.

Dia menambahkan, negara harus ingat semua pelanggaran HAM yang terjadi di Papua, dan harus diusut tuntas.

“Pelanggaran-pelanggaran seperti ini harus diselesaikan tuntas melalui hukum yang ada di negara ini,” ujarnya.

Baca Juga:  Raih Gelar Doktor, Begini Pesan Aloysius Giyai Demi Pelayanan Kesehatan di Papua

Yance menjelaskan sebenarnya ada banyak pelanggaran-pelanggaran HAM di tanah Papua, dan sebagai mahasiswa pihaknya akan kenang terus dengan melakukan aksi pemasangan 1000 lilin.

“Kami tidak mau dengar ujaran rasisme yang kedua dan ketiga kalinya lagi, cukup satu kali lagi saja, karena kami tidak mau korban bertambah di tanah Papua lagi,” bebernya.

Pewarta: Yance Agapa
Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Aktivitas Belajar Mengajar Mandek, Butuh Perhatian Pemda Sorong dan PT Petrogas

0
“Jika kelas jauh ini tidak aktif maka anak-anak harus menyeberang lautan ke distrik Salawati Tengah dengan perahu. Yang jelas tetap kami laporkan masalah ini sehingga anak-anak di kampung Sakarum tidak menjadi korban,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.