BeritaJalan Raya Terendam Air, Akses Transportasi Terhenti

Jalan Raya Terendam Air, Akses Transportasi Terhenti

WAKEITEI, SUARAPAPUA.com — Warga masyarakat distrik Tigi Barat, kabupaten Deiyai, Papua, mengeluhkan tiadanya akses transportasi darat sejak sebulan lalu lantaran jalan raya dari Gakokebo hingga Dedoutei terendam air luapan Danau Tigi.

Ben Pigome, salah satu tokoh masyarakat Debei, mengatakan, kesulitan yang sedang dihadapi warga setempat seharusnya segera disikapi, bukan justru dibiarkan begitu saja karena dampaknya sangat dirasakan semua orang yang berdomisili di wilayah distrik Tigi Barat.

“Bulan Agustus lalu air sempat surut selama beberapa hari. Pada saat itu seharusnya ada penimbunan jalan supaya kendaraan bisa lewat,” ujarnya kepada suarapapua.com, Minggu (4/10/2020) kemarin.

Fakta saat ini, kata dia, semua kendaraan memang sudah tak bisa melintasi seperti sebelumnya. Ini karena seluruh badan jalan raya terendam air setinggi lutut orang dewasa.

Baca Juga:  Freeport Setor Rp3,35 Triliun Bagian Daerah atas Keuntungan Bersih 2023

“Sekarang jalanan sudah terendam air lagi. Jangankan motor dan mobil, truk saja tidak bisa lewat.”

Karena hingga kini semua kendaraan baik mobil pribadi maupun mobil penumpang termasuk truk tak bisa melintasi jalan raya akibat masih tingginya air, warga lebih memilih menumpang perahu boat.

“Jumlah boat juga hanya beberapa saja, jadi sangat repot kalau ada keperluan mendesak,” kata Ben.

Ini dibenarkan Yohan Bobii, anak muda dari kampung Aiyatei, distrik Tigi Barat.

Sebagai pengguna kendaraan roda dua, Yohan tak bisa melintas jalan raya keliling Danau Tigi itu.

Baca Juga:  PTFI Bina Pengusaha Muda Papua Melalui Papuan Bridge Program

“Air bukannya surut, ini malah tambah naik. Motor tidak bisa lewat, jadi kami sangat kewalahan,” ucapnya dengan lirih.

Kondisi ini menurut Aten Waine, tokoh pemuda Deiyai, tak boleh dibiarkan hingga berbulan-bulan karena dampaknya sudah meluas.

“Jalan raya sudah terendam air setinggi paha saya. Mama-mama dari Tigi Barat tidak bisa ke Wakeitei untuk berjualan. Selain masyarakat, banyak PNS yang tinggal di Tigi Barat tidak bisa ke kantor. Kondisi sekarang harus disikapi oleh pemerintah daerah,” ujarnya dari Puyai kampung Widimei, baru-baru ini.

Gakokebo dan Oneibo

Sejumlah taksi pedesaan yang biasa melayani penumpang dari Wakeitei tujuan ke Tigi Barat sudah lama dihentikan akibat jalan raya tidak bisa dilintasi kendaraan roda empat.

Baca Juga:  Festival Angkat Sampah di Lembah Emereuw, Bentuk Kritik Terhadap Pemerintah

“Tiga bulan ini kita tidak narik ke Debei. Airnya tinggi sekali. Kita nunggu air surut dulu,” kata Sahril, sopir tujuan Debei saat dijumpai suarapapua.com di terminal Wakeitei, Selasa (29/9/2020) pagi.

“Sampai Gakokebo bisa. Kita ambil penumpang,” imbuhnya.

Mobil dan motor tujuan Tigi Barat selain sampai di Gakokebo jika ikut jalur Utara, kini lebih ramai di jalur Selatan dengan finish di tepi Kali Oneibo.

Tiap hari warga Tigi Barat terpaksa berjalan kaki dari rumah hingga tiba di Oneibo. Setelah menyeberang jembatan gantung, perjalanan ke Wakeitei dilanjutkan dengan menggunakan jasa pengojek. Pun sebaliknya.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

0
“Kami bersama AMAN Sorong Raya akan melakukan upaya-upaya agar Perda PPMHA  yang telah diterbitkan oleh beberapa kabupaten ini dapat direvisi. Untuk itu, sangat penting semua pihak duduk bersama dan membicarakan agar Perda PPMHA bisa lebih terarah dan terfokus,” ujar Ayub Paa.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.