BeritaMiras di Meepago Harus Diberantas

Miras di Meepago Harus Diberantas

WAKEITEI, SUARAPAPUA.com — Pemerintah daerah di wilayah Meepago harus segera memproteksi rakyatnya dari peredaran minuman keras (miras) yang efeknya sudah sangat terasa dalam kehidupan orang Papua selama ini hingga banyak nyawa terus berjatuhan.

Desakan ini dikemukakan Agustinus Tebai, ketua Komisi I DPRD Kabupaten Dogiyai, menanggapi masih maraknya peredaran miras berbagai merk termasuk minuman oplosan yang diduga laris di beberapa daerah pedalaman Papua.

“Dampak miras sudah tingkat parah. Para bupati di wilayah Meepago segera bentuk tim untuk berantas peredaran miras. Ini harus dijadikan fokus penanganan di daerah,” ujarnya saat menghubungi suarapapua.com, Senin (5/10/2020) sore.

Agus mengaku sangat prihatin dengan miras yang terus saja dibiarkan beredar dan diperjualbelikan dengan mudah.

Baca Juga:  Aske Mabel Akhirnya Ditangkap Tim Damai Cartenz

“Minuman beralkohol entah bermerk maupun tidak, telah menimbulkan banyak korban jiwa. Ini harus disikapi, jangan dibiarkan dengan alasan sumber pendapatan asli daerah (PAD),” ujar Agus.

Ia menyebut pintu masuk miras di kawasan Meepago selama ini adalah kabupaten Nabire yang seterusnya dipasok ke beberapa kabupaten tetangga, yakni Dogiyai, Deiyai, Paniai, dan Intan Jaya.

“Pintu pemasok, pendistribusian dan penjualan miras ini segera ditutup,” tegasnya.

Tak hanya kasus kematian akibat menenggak miras, banyak efek lain yang juga selalu terjadi di tengah masyarakat.

“Kita lihat selama ini dampak dari Miras banyak kasus kecelakaan, palang memalang, pencurian dan sebagainya,” beber Agus.

Baca Juga:  Teror! Kantor Redaksi Tempo Dikirimi Kepala Babi

Selain miras bermerk, ia menduga miras oplosan paling berbahaya. “Tidak jelas dicampur dengan jenis bahan apa, miras oplosan itu sangat mematikan,” ujarnya.

Karena itu, para kepala daerah di kawasan Meepago diminta jeli melihat persoalan dan mengambil sikap tegas terhadap miras.

“Pemerintah jangan utamakan PAD dari miras, tetapi harus sayang masyarakatnya. Hari ini kita butuh manusia Papua. Pembiaran secara sengaja yang berujung nyawa manusia semakin hari semakin habis ini harus dihentikan. Segera basmi miras. Tutup pintu masuk dengan cara cabut izin,” ujar Tebai.

Yohanes Ricky Adii, salah satu intelektual Meepago, mengatakan, tak ada solusi lain kecuali semua komponen termasuk para kepala suku sepakat untuk tutup miras karena sampai hari ini dampaknya sudah menelan banyak nyawa.

Baca Juga:  Feki Mobalen, Pegiat HAM dan Pejuang Masyarakat Adat Tutup Usia

“Semua pihak harus nyatakan sikap dan tindakan tutup pintu masuk miras,” ujarnya.

Adii berharap, orang Mee perlu mengambil kesempatan untuk bicara. Undang masyarakat dan kepala-kepala suku, bicara lalu lahirkan kesepakatan bersama tentang upaya penyelamatan generasi Papua di wilayah adat Meepago.

“Semua bicara dan ambil keputusan tegas, lalu desak pemerintah ambil kebijakan proteksi. Penutupan peredaran miras wajib dilakukan demi selamatkan orang dari ancaman kematian,” pungkasnya.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Benarkah Program MBG Proyeknya Purnawirawan TNI?

0
Program MBG beda dengan apa yang dijalankan di negara demokratis lainnya. Di Kuba misalnya, program makan siang secara langsung terintegrasi dengan kurikulum pendidikan, dimana murid akan didorong untuk mengetahui jenis-jenis makanan yang dimakan oleh orang-orang di seluruh dunia dan menentukan sendiri makanan mana yang bergizi bagi mereka.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.