BeritaJadikan Dogiyai Bersih dari Miras

Jadikan Dogiyai Bersih dari Miras

MOWANEMANI, SUARAPAPUA.com — Minuman keras (miras) yang kian beredar luas di tengah masyarakat Dogiyai hingga telah memakan korban nyawa harus dibersihkan.

Penegasan ini dikemukakan Pdt. Bernadus Anouw, ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kabupaten Dogiyai, baru-baru ini dalam kegiatan sosialisasi dampak Miras dan pergaulan bebas bagi pemuda di aula Koteka Moge, Mowanemani, distrik Kamuu.

“Kami nyatakan dengan tegas bahwa minuman keras harus ditiadakan karena dampaknya sangat besar dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang mati,” ujar Anouw.

“Semua pihak yang ada di kabupaten ini harus satu sikap, mari kita jadikan Dogiyai bersih dari Miras,” tegasnya.

Pendeta Bernadus mengajak para hamba Tuhan terus menerus menyampaikan kepada umat untuk menumbuhkan kesadaran tentang bahaya miras.

Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

“Saya minta ini harus dijadikan bahan kotbah di tempat-tempat ibadah. Setiap ibadah di gereja-gereja harus ingatkan supaya orang jangan coba-coba sentuh miras. Banyak generasi muda sudah hancur karena terlanjur dan banyak dampak sampai muncul pergaulan bebas. Hari ini kita harus selamatkan umat Tuhan,” tutur Anouw.

Perlu kebijakan tegas mengatasi maraknya peredaran miras dilontarkan H. Chaeruddin, anggota FKUB Dogiyai yang juga hadir di kegiatan itu, Rabu (30/9/2020) lalu.

“Dalam beberapa tahun ini miras banyak dijual dan sudah sangat parah bagi yang biasa minum. Saya kira ini tidak boleh dibiarkan. Harus ada upaya nyata untuk menghindari hal-hal yang kurang baik,” kata Ustad Chaeruddin.

Baca Juga:  Tak Patuhi Aturan, 38 Anggota PPD di Intan Jaya Diberhentikan Sementara

Keprihatinan sama diungkapkan beberapa pengurus FKUB dalam sosialisasi ini, antara lain Pater Agustinus Nuak OFM, Pdt. R. Novita Soumokil, Anthonius Tandililing, dan Pdt. Agustinus.

Pada prinsipnya mereka menghendaki Dogiyai segera bersih dari Miras yang saban hari marak dijual.

Dampak miras di daerah ini diakui Aloisius Sabon Igor, kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat kabupaten Dogiyai.

Aloisius dalam sambutannya mengingatkan setiap orang untuk tidak sentuh miras, terutama generasi muda sebagai tulang punggung pembangunan di kabupaten ini.

“Pemuda bagian dari masyarakat, memang harus lebih banyak sibuk dengan aktivitas positif. Dengan begitu bisa hindari miras dan pergaulan bebas. Ini satu hal penting yang perlu dipikirkan bersama,” kata guru asal NTT yang sudah 28 tahun mengabdi di Lembah Kamuu.

Baca Juga:  Dua Anak Diterjang Peluru, Satu Tewas, Satu Kritis Dalam Konflik di Intan Jaya

Pemuda menurutnya agen pembawa pembaharuan di masing-masing kampung termasuk tempat ibadah, ditantang untuk tidak mengkonsumsi miras karena akan berakibat pada pembentukan mental dan karakter.

Ia berharap, orang muda harus banyak terlibat dalam hal-hal positif untuk menentukan masa depan yang lebih baik.

Sosialisasi yang diselenggarakan FKUB kabupaten Dogiyai, menghadirkan dua narasumber, Pater Yonas Purnama, OFM dan Pdt. Obeth Magai.

Selain pimpinan dan anggota FKUB Dogiyai, kegiatan ini dihadiri pemuda remaja Masjid Nurul Kautsar serta pemuda dari denominasi gereja yang ada di 10 distrik.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

0
“Kami bersama AMAN Sorong Raya akan melakukan upaya-upaya agar Perda PPMHA  yang telah diterbitkan oleh beberapa kabupaten ini dapat direvisi. Untuk itu, sangat penting semua pihak duduk bersama dan membicarakan agar Perda PPMHA bisa lebih terarah dan terfokus,” ujar Ayub Paa.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.