Kepala Suku Miyah: Masyarakat Berhak Penuh Tolak Otsus

0
1179

KOTA SORONG, SUARAPAPUA.com — Ignasius Baru, kepala suku Miyah di kabupaten Tambrauw, menegaskan sikapnya tak bisa mengatasnamakan suku Miyah untuk menyetujui Otsus berlanjut karena masyarakat yang mengalaminya selama 19 tahun.

Menurutnya, masyarakat mempunyai hak mutlak untuk menentukan apakah Otsus dilanjutkan atau tidak. Kepala suku tak berhak untuk mengataskan masyarakat seluruhnya.

“Saya tidak punya hak untuk mengatasnamakan suku Miyah ataupun orang Papua untuk mendukung Otsus berlanjut. Saya kembalikan kepada masyarakat, bukan kepala suku. Masyarakat yang selama ini mengalami penderitaan. Mereka yang merasakan kehadiran Otsus, selama ini apakah sudah atau tidak memberdayakan masyarakat akar rumput Papua. Masyarakat punya hak untuk menolak Otsus berlanjut. Saya tidak bisa larang,” ujarnya saat dihubungi suarapapua.com, Kamis (15/10/2020).

Baca Juga:  Non OAP Kuasai Kursi DPRD Hingga Jual Pinang di Kota Sorong

Ignasius juga membantah sebuah statement disertai fotonya yang beredar di dunia maya. Menurutnya, media tidak mewawancarainya untuk berbicara tentang Otsus.

“Saya merasa tidak pernah ada yang wawancara atau dihubungi media untuk bicara terkait Otsus. Saya tidak pernah bicara begitu di media dengan mengatasnamakan masyarakat Papua khususnya suku Miyah,” tegasnya.

ads

Diunggah di instagram milik papua.perfect, seseorang mengatasnamakan kepala suku Miyah menulis kalimat: “Kami orang Papua mendukung Otsus untuk dilanjutkan”.

“Sekali lagi, saya sama sekali tidak punya hak untuk bicara begitu. Saya tidak merasa berbicara secara resmi di media yang mengatasnamakan masyarakat Papua, suku Miyah di kabupaten Tambrauw ataupun masyarakat Papua secara luas untuk mendukung Otsus berlanjut. Tidak pernah,” ujar Ignasius.

Baca Juga:  Lalui Berbagai Masalah, KPU Kota Sorong Sukses Plenokan di Tingkat Provinsi

Ia menilai Otsus gagal justru ulahnya pemerintah daerah, kabupaten/kota dan provinsi. Pemerintah daerah menurutnya, dianggap menghilangkan Otsus yang tidak turun dan merata sampai ke masyarakat.

Pelaksanaan anggaran Otsus terkesan hanya dihabiskan untuk pembangunan infrastruktur, sebab penilaian dia selama ini, pengembangan dan pemberdayaan orang asli Papua diabaikan.

“Otsus sudah bagus dari pemerintah pusat, tapi sampai di provinsi dan daerah, kebijakan dan uang hilang. Semua habis di dorang saja, akhirnya masyarakat tra dapat apa-apa. Otsus hanya habis untuk bangun infrastruktur. Bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan jadi korban,” katanya menilai.

Baca Juga:  Dua Anak Diterjang Peluru, Satu Tewas, Satu Kritis Dalam Konflik di Intan Jaya

Terpisah, Isak Bofra dari Pemuda Katolik Tambrauw, mengajak semua pihak terutama masyarakat Tambrauw untuk tidak terjebak dengan media tidak jelas yang suka menggiring opini negatif.

“Masyarakat, anak muda, jangan terjebak karena banyak media kurang jelas. Banyak hoax, mereka berusaha menggiring opini negatif diantara sesama OAP. Jangan mudah percaya,” harap Isak.

Pewarta: Maria Baru
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaStok Bapok di Sausapor Menipis
Artikel berikutnyaBEM FISIP Uncen Siap Suarakan Tolak Otsus