BeritaStok Bapok di Sausapor Menipis

Stok Bapok di Sausapor Menipis

TAMBRAUW, SUARAPAPUA.com— Jalan trans SorongTambrauw yang rusak di sejumlah titik menyebabkan pengangkutan bahan pokok (Bapok) tersendat dan stok sejumlah barang kebutuhan sehari-hari di distrik Sausapor, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat menipis.

Masyarakat dari beberapa distrik di daerah pesisir kabupaten Tambrauw seperti Abun, Kwoor, Kwesefo, Bikar bahkan Sausapor yang selalu melakukan aktivitas jual beli di distrik Sausapor mengaku stok bawang dan beras semakin sulit didapatkan seperti biasanya.

“Saya sudah keluar masuk beberapa kios yang biasa saya beli beras, bawang dan gula. Kata penjual, semuanya habis,” ujar mama Elis Yesnath, salah warga distrik Bikar kepada suarapapua.com di Sausapor, pekan lalu.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Didemo, Ini Tuntutan Forum Peduli Demokrasi

Meski stok sembilan bahan pokok (sembako) di Sausapor menipis, mereka tetap memilih berbelanja di Sausapor daripada harus ke Sorong.

“Kami ke Sorong butuh ongkos lebih besar, apalagi kondisi jalan lagi rusak. Kapal laut juga trada. Lebih baik belanja di sini,” kata Elis.

Terpisah, Welmina dari distrik Kwoor, juga mengaku tak bisa belanja kebutuhan dapur.

Baca Juga:  Sikap Mahasiswa Papua Terhadap Kasus Penyiksaan dan Berbagai Kasus Kekerasaan Aparat Keamanan

Karena itu, para pedagang diminta tak memanfaatkan situasi dengan menaikan harga barang terutama beras dan gula.

“Harga beras 25 kilo berkisar antar 250-300 ribu, bawang satu kilo 30-50 ribu, gula satu kilo 20 ribu. Harga ini tidak berubah, apalagi situasi seperti sekarang,” katanya berharap.

Stok bapok menipis di salah satu kios di Sausapor. (Reiner Brabar – SP)

Yudi, salah satu pedagang sembako saat diwawancarai suarapapua.com mengatakan, sejak bulan lalu stok sembako menipis.

“Di sini beras dan bawang sudah kosong dari sebulan yang lalu,” kata Yudi.

Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

Para pedagang menurutnya tak ingin mengambil resiko apalagi kondisi jalan yang rusak parah di beberapa titik menghambat akses pengangkutan barang secepatnya.

“Saya tidak mau mengambil resiko dengan keadaan seperti ini. Kondisi jalan rusak dan sekarang musim hujan. Nanti kami rugi besar.”

“Dua bulan lalu saya datangkan sembako dari Sorong. Sampai tujuh hari baru tiba di sini karena truk yang kami pakai terjebak dan sekitar 40 sak beras basah,” tuturnya.

 

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Hari Konsumen Nasional 2024, Pertamina PNR Papua Maluku Tebar Promo Istimewa...

0
“Kami coba terus untuk mengedukasi masyarakat, termasuk para konsumen setia SPBU agar mengenal Pertamina, salah satunya dengan menggunakan aplikasi MyPertamina sebagai alat pembayaran non tunai dalam setiap transaksi BBM,” jelas Edi Mangun.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.