Masa Pandemi, Supir Taksi di Kota Jayapura Keluhkan Pendapatan yang Minim

0
1482
Wawancara sopir taksi di Waena. (Frengky Helaua - SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Supir taksi di Kota Jayapura keluhkan pendapatan harian mereka yang menurun pasca pandemi Covid-19, yang bermula sejak Maret 2020. Hal itu dikeluhkan supir taksi Abe Waena, Abe Kotaraja dan Abe Entrop pada, Senin (19/10/2020).

Rimin, salah satu sopir taksi Abe Expo Waena mengakui, pendapatan per hari sebelum Covid-19 mencapai Rp300 ribu hingga Rp350 ribu. Dari hasil pendapatan itu, Rp150 ribu menjadi uang setoran ke majikan atau boss.

“Sedangkan selama masa Covid-19, pendapatan sehari sangat minim. Perhari hanya bisa 100 ribu, sehingga setor ke boss 50 ribu saja dan 50 ribu untuk saya,” jelas Rimin kepada suarapapua.com, Senin (19/10/2020).

Baca Juga:  Masyarakat Tolak Pj Bupati Tambrauw Maju Dalam Pilkada 2024

Rimin yang 11 tahun menjadi supir taksi itu mengakui, pendapatan perharinya itu digunakannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. “Memang tidak mencukupi kebutuhan. Ya mau bagaimana.”

Serupa disampaikan Jubri, supir taksi Abe Kotaraja, bahwa pendapatan perhari dirinya sebelum Covid-19 mencapai Rp300 ribu dari jumlah penumpang sebanyak 4-7 orang. Katanya, pendapatan itu bisa mencukupi kebutuhan kehidupan keluarga dan biaya kos.

ads

Namun demikian, kata Jubri, pada masa pandemi, jumlah penumpang hanya 1-3 orang, dan pendapatan per hari hanya mencapai Rp110 ribu. Pendapat ini katanya, menyulitkan pihaknya untuk makan minum, belum lagi biaya kebutuhan lain.

Baca Juga:  Dua Anak Diterjang Peluru, Satu Tewas, Satu Kritis Dalam Konflik di Intan Jaya

“Susa bikin menangis dalam hati. Supir sekarang ini susa stenga mati sekali. Ini bayar kos juga sulit. Ya bagaimana lagi, namanya mencari ya bigitulah. Pokoknya setelah Corona ini stenga mati,” ujar Jubri.

Wawancara supir taksi Abe Kotaraja. (Guntur Mulait – SP)

Sementara, Raman Hani, supir taksi trayek Abe Entrop mengakui, pendapatan sebelum Covid-19 bisa mencapai empat kali lipat, namun untuk saat ini, pendapatan menurun hingga 1 kali lipat.

“Kalau selama masa pandemi Covid ini kita cuma dapat sekali sehari. Jadi penumpang kami usulkan menggunakan masker. Jadi sebenarnya kita ini susa dari sisi pendapatan, karena hanya ada 7 penumpang.”

“Jadi kita minta dari kebijaksanaan penumpang. Artinya, tidak paksa, kalau bisa muat 6 orang saja terus perorangnya bayar doubel. Satu orang 5 ribu, jadi bayar doubel 10 ribu. Ini tidak ada paksaan. Karena ikuti aturan pemerinta selama Covid.”

Baca Juga:  KPU Tambrauw Resmi Tutup Pleno Tingkat Kabupaten

Selain itu, pihaknya berharap agar pemerintah pusat dan daerah untuk turun langsung memberikan perhatian kepada para supir taksi, terutama kondisi di terminal, penumpang dan juga kepada para supir.

Para supir juga mengakui, pada awal masa pandemi, pihaknya mendapatkan bantuan bahan makanan dari pemerintah, baik pemerintah pusat, dinas perhubungan kota dan pihak kepolisian. Termasuk bantuan dari pihak gereja.

 

Pewarta: Mahasiswa STIKOM
Editor: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaPemuda Katolik Tambrauw Tolak Omnibus Law yang Pro Pemodal
Artikel berikutnyaFOTO: Wasterdam, Taman Teratai yang Indah di Kampung Nolokla