BeritaRufinus Tigau Katekis Katolik, Sebby: Bukan Anggota TPNPB!

Rufinus Tigau Katekis Katolik, Sebby: Bukan Anggota TPNPB!

ENAGOTADI, SUARAPAPUA.com — Rufinus Tigau yang tewas ditembak aparat keamanan Indonesia di kampung Jalae, distrik Sugapa, kabupaten Intan Jaya, Papua, Senin (26/10/2020) lalu, bukan anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Rufinus sehari-harinya bertugas sebagai Katekis atau Pewarta Gereja Katolik dari Paroki Bilogai.

Demikian Sebby Sambom, juru bicara TPNPB, dalam keterangan tertulis yang dikirim ke suarapapua.com, Selasa (3/11/2020).

“Setelah ada penembakan dari militer Indonesia, saya sudah mengecek ke Kodap VIII Kemabu Intan Jaya dan dalam data base tidak ada anggota TPNPB di Intan Jaya yang bernama Rufinus Tigau.”

Sebby menegaskan hal ini menanggapi pernyataan Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kol Czi IGN Suriastawa, bahwa Rufinus Tigau adalah anggota Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB). KKSB adalah sebutan dari pihak aparat keamanan Indonesia untuk TPNPB.

Dilansir sejumlah media, Suriastawa mengatakan, operasi penyisiran sejak pukul 05.30 WIT oleh Tim Gabungan TNI dan Polri berhasil menewaskan salah satu anggota KKSB atas nama Rufinus Tigau.

Kata dia, ini merupakan hasil pengembangan pasca penghadangan TGPF oleh KKSB 9 Oktober lalu. Hasil pengembangan dan pengumpulan informasi dari masyarakat, katanya, diperoleh informasi akurat bahwa salah satu kelompok KKSB bermarkas di kampung Jalae distrik Sugapa.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

Dalam operasi ini, kata Suriastawa, berhasil mengamankan dua orang, salah satunya mengaku adik dari Rufinus Tigau.

Sebby menilai pembohongan publik digencarkan institusi TNI dan Polri pascapenembakan terhadap Rufinus Tigau. Hal itu menurutnya upaya menutupi aksi penembakan terhadap warga sipil yang direkayasa sedemikian rupa supaya dipercaya publik.

“Salah satunya dari Kol Czi IGN Suriastawa selaku Kepala Penerangan Kogabwilhan III. Pernyataan tidak benar. Dia berbohong atas penembakannya, berusaha direkayasa untuk meyakinkan publik.  Mereka tembak warga sipil. Rufinus Tigau ini seorang Hamba Tuhan, petugas Gereja Katolik,” beber Sebby.

Sebby mencatat bukan kali ini saja, pernyataan pembelaan yang sama juga diungkapkan Suriastawa terkait penembakan terhadap Pendeta Yeremia Zanambani.

“Waktu itu dia bilang Pendeta Zanambani itu anggota TPNPB. Tetapi pada akhirnya terbukti bahwa pernyataan itu tidak benar karena pelakunya adalah TNI sendiri,” ujarnya.

Sama hal pula dalam kasus penembakan terhadap Rufinus Tigau, Sebby memastikan korban bukan anggota TPNPB sebagaimana dituding TNI dan Polri.

“TNI dan Polri suka peralat beberapa media tertentu untuk menyampaikan informasi yang tidak benar hanya demi berusaha menutupi kesalahan mereka di West Papua. Jadi, TNI dan Polri itu tukang tipu banyak. Mereka berusaha berbohong ke publik, tetapi fakta di lapangan membuktikan bahwa TNI dan Polri salah besar, sudah melanggar aturan perang,” tutur Sebby.

Baca Juga:  PWI Pusat Awali Pra UKW, 30 Wartawan di Papua Tengah Siap Mengikuti UKW

Rufinus Tigau menurut Pastor Marthen Ekowaibi Kuayo, Pr, Administrator Diosesan Keuskupan Timika, seorang Katekis di Stasi Jalae, Paroki St. Michael Bilogai, Dekenat Moni-Puncak.

“Tuduhan bahwa Rufinus terlibat dalam gerakan separatis atau kelompok bersenjata yang dituduhkan kepadanya adalah tidak benar,” ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis.

Rufinus Tigau diakuinya telah bekerja sebagai Katekis sejak tahun 2015 setelah dilantik Pastor Paroki St. Michael Bilogai, Pastor Yustinus Rahangiar, Pr. Rufinus menggantikan Katekis Frans Wandagau yang meninggal dunia.

Setelah dilantik sebagai Katekis, lanjut Kuayo, Rufinus membantu Pastor di Stasi Jalae karena Pastor Yustinus tak paham bahasa lokal dan hal-hal lain yang berkaitan dengan konteks budaya setempat.

Selain punya kemampuan baca dan tulis, untuk dilantik menjadi Pewarta atau Katekis seperti Rufinus Tigau yang sudah berpendidikan, kata Pastor Kuayo, Paroki atau Gereja Katolik memang selalu butuh orang yang taat pada aturan dan setia menjalankan tugas pelayanan di tengah umat Tuhan.

Dalam ibadah setiap hari minggu maupun pada perayaan Natal dan Paskah, Pewarta juga berdiri di depan mimbar bersama Pastor. Katekis menerjemahkan dengan bahasa daerah seluruh isi khotbah dari Pastor. Dengan begitu umat bisa pahami dengan baik.

Baca Juga:  ULMWP Mengutuk Tindakan TNI Tak Berperikemanusiaan di Puncak Papua

Pada hari minggu Katekis juga memimpin perayaan ibadah bersama umat setempat. Ini karena tak setiap hari minggu Pastor melakukan pelayanan ke setiap Stasi.

Tak hanya di Stasi Jalae, Rufinus bertugas di pusat paroki pada saat perayaan Paskah dan Natal. Ia mendampingi Pastor memimpin ibadah dan misa.

Penembakan di kampung Jalae selain menewaskan Rufinus Tigau, juga melukai seorang anak bernama Meinus Bagubau akibat terkena rekoset peluru dari aparat keamanan. Anak berusia enam tahun yang terluka di bagian pinggang kiri itu telah diterbangkan bersama dua saudaranya ke Timika dari bandar udara Sokopaki Bilogai, untuk menjalani perawatan medis.

Sebelum Rufinus Tigau ditembak mati, Pastor Kuayo juga menyebutkan seorang Katekis di Gereja Katolik Stasi Emondi, Agustinus Duwitau ditembak oleh aparat keamanan pada 7 Oktober 2020.

Agustinus yang dilantik menjadi Katekis setelah pelantikan Rufinus di Stasi Jalae itu ditembaki dalam perjalanan ke Emondi. Saat ini ia masih menjalani perawatan karena luka tembak yang dialaminya.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

61 Tahun Aneksasi Bangsa Papua Telah Melahirkan Penindasan Secara Sistematis

0
“Kami mendesak tarik militer organik dan non organik dari tanah Papua dan hentikan operasi militer di atas tanah Papua. Cabut undang-undang Omnibus law, buka akses jurnalis asing dan nasional seluas-luasnya ke tanah Papua,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.