BeritaRufinus Tigau Ditembak Tanpa Alasan

Rufinus Tigau Ditembak Tanpa Alasan

ENAGOTADI, SUARAPAPUA.com — Fakta terbaru terungkap melalui rilis kronologi penembakan terhadap Rufinus Tigau, Katekis atau Pewarta Katolik dari Paroki Bilogai, Dekenat Moni-Puncak, Keuskupan Timika.

Keuskupan Timika membeberkan, sesuai keterangan saksi di kampung Jalae, distrik Sugapa, Rufinus Tigau tewas ditembak oleh anggota TNI di kampung Jalae setelah menjawab pertanyaan aparat keamanan, Senin (26/10/2020) pagi.

“Anggota aparat gabungan TNI/Polri menanyakan tentang rumah yang ada di hadapan mereka (rumah milik Rufinus) dan siapa yang sedang ada di dalam rumah itu. Setelah menjawab bahwa yang ada di dalam rumahnya adalah istri, anak dan seorang mama tua, Rufinus ditembaki dengan beberapa kali tembakan oleh aparat gabungan yang bertanya,” dikutip dari rilis Keuskupan Timika yang disebar ke media, 1 November 2020.

Pengakuan aparat keamanan sebagaimana diwartakan sejumlah media, Rufinus sempat melakukan perlawanan pada saat penyisiran di kampung Jalae. Ini berbeda dengan kesaksian warga yang dirangkum Keuskupan Timika.

Rufinus juga dicap sebagai anggota KKSB (Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata). Istilah KKSB lazim digunakan aparat keamanan untuk menyebut Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Karena dituduh terlibat dalam kelompok KKSB, aparat keamanan mencatatnya dalam “target”. Bahkan disebutkan Rufinus anggota TPNPB sesuai pengakuan ayah tiri Rufinus, Antonius Abugau dan adik Rufinus, Junianus Abugau.

Baca Juga:  Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

Warga Jalae membantah hal itu. Menurut warga, Rufinus Tigau seorang petugas Gereja atau Katekis. Ditembak tanpa ada kesalahan, tanpa ada alasan yang kuat, hanya menjawab dengan baik kepada aparat gabungan setelah memperkenalkan identitasnya.

Dalam laporan Keuskupan Timika, Antonius dan Julius dipaksa menggali lubang sedalam setengah meter untuk menguburkan Rufinus.

Jenazah Rufinus dikuburkan di samping rumahnya setelah diberondong beberapa peluru milik aparat gabungan yang pagi itu melakukan penyisiran di kampung Jalae. Sekira Pukul 14.00 WIT, kuburan digali kembali keluarga untuk dimakamkan secara layak dengan didahului ibadah singkat.

Penembakan terjadi setelah dini hari sekitar Pukul 04.00 WIT terdengar bunyi rentetan senjata. Bunyi tembakan cukup lama terdengar, bahkan kedengaran sampai di Bilogai.

Pastor Marthen Ekowaibi Kuayo, Pr, Administrator Diosesan Keuskupan Timika, sebelumnya telah menegaskan bahwa Rufinus Tigau adalah Katekis Stase Jalae, Paroki St. Michael Bilogai. Rufinus tak terlibat dalam aktivitas TPNPB di wilayah kabupaten Intan Jaya.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Bangun Jembatan Hubungkan Kampung Banti 2 dan Banti 1

Dugaan keterlibatannya dalam TPNPB Intan Jaya juga dibantah Sebby Sambon, juru bicara TPNPB.

Lulusan PKN STAK

Usai menamatkan SMA, Rufinus Tigau melanjutkan pendidikan di Jakarta. Tepatnya di kampus Politeknik Keuangan Negara STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara). Ini karena ia terpilih dalam program Afirmasi Khusus Papua.

Selama menempuh pendidikan program studi diploma satu bidang keuangan negara di perguruan tinggi kedinasan yang berada dibawah Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Keuangan Republik Indonesia itu, dilansir dari orangmudakatolik.net, ia tergolong sebagai mahasiswa kalem dan paling rajin.

Tak hanya di kampus, Rufinus juga aktif dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Selain di OMK (Orang Muda Katolik), ia rajin dalam kegiatan Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) PKN STAN.

Bahkan Rufinus pernah menjadi anggota pemain tablo Jalan Salib Hidup di Paroki Gereja St. Matius Penginjil, Bintaro.

Setelah selesai kuliah pada tahun 2014 ia memilih pulang kampung.

Di kampung anak muda ini selalu aktif dalam kegiatan keagamaan. Hingga akhirnya dilantik menjadi Katekis pada tahun 2015 lalu.

Rufinus dilantik sebagai Katekis oleh Pastor Paroki Santo Michael Bilogai, Pastor Yustinus Rahangiar, Pr. Rufinus menggantikan Katekis Frans Wandagau yang meninggal dunia.

Baca Juga:  Dewan Pers Membentuk Tim Seleksi Komite Perpres Publisher Rights

Sebagai seorang Katekis, Rufinus membantu Pastor di Stasi Jalae karena Pastor Yustinus maupun Imam lain yang melayani umat di Jalae tak paham bahasa lokal dan hal-hal lain yang berkaitan dengan konteks budaya setempat.

Katekis Rufinus juga biasa bertugas di Gereja Paroki Bilogai pada saat perayaan Natal maupun Paskah. Tugas utama, menerjemahkan isi khotbah dari Pastor dalam bahasa daerah (Migani). Dengan begitu umat Katolik yang belum tahu bahasa Indonesia mudah pahami penyampaian khotbah ataupun renungan dalam perayaan ibadah.

“Setelah kami selesai kuliah, Rufinus Tigau kembali ke Sugapa, Intan Jaya. Dia menjadi seorang Katekis atau Pewarta di Keuskupan Timika untuk membantu para Pastor di paroki Bilogai. Dia menerjemahkan materi katekese ke dalam bahasa mereka,” demikian Salomina Gobay, teman kuliahnya di PKN STAN.

“Rufinus juga melayani umat di kampungnya. Rufinus anak muda terpelajar dari kampungnya itu.”

Rufinus menurutnya orang yang selalu tampil sederhana, santai, sopan, murah senyum, dan paling rajin.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.