Mahasiswa Yalimo Ajak Masyarakat Tidak Terprovokasi Intrik Pilkada

0
909

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Seluruh masyarakat di kabupaten Yalimo diharapkan tidak mudah terprovokasi dengan berbagai intrik politik dalam tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Yalimo yang diduga dimainkan oknum tertentu untuk meraih kursi empuk dengan menciptakan potensi konflik horizontal.

Ajakan ini disampaikan mahasiswa asal Yalimo melalui Yonatan Ilintamon, ketua Korwil Himpunan Mahasiswa Kabupaten Yalimo kota studi Manokwari, Rabu (16/12/2020) sore.

Sesuai informasi yang didapat, tahapan penghitungan suara di tiga distrik dari lima distrik yang ada di kabupaten Yalimo diwarnai tindak kekerasan antar pendukung pasangan calon (Paslon) nomor urut 1 Erdi Dabi – John W. Wilil (ER-JHON) dan Paslon nomor urut 2 Lakius Peyon – Nahum Mabel (LA-HUM). Rakyat telah menyalurkan hak pilihnya pada Pilkada serentak 9 Desember 2020. Keduanya sama-sama putra terbaik Yalimo.

“Masyarakat tidak boleh terpengaruh dengan isu-isu tidak jelas dari tim, pendukung atau relawan melalui sosial media, juga lisan ataupun tertulis. Jangan cepat terprovokasi. Semua harus menahan diri,” ujarnya.

Yonatan tegaskan, kewajiban warga sudah berakhir pada saat memilih satu dari dua Paslon di tempat pemungutan suara (TPS). Selanjutnya urusan pihak penyelenggara bersama tim dari peserta Pilkada.

ads
Baca Juga:  Media Sangat Penting, Beginilah Tembakan Pertama Asosiasi Wartawan Papua

“Kami minta kepada semua orang di Yalimo tetap tenang. Hak sudah diberikan dari TPS pada tanggal 9 Desember lalu. Tugas sekarang jaga daerah tetap aman. Selebihnya lakukan aktivitas seperti biasanya,” kata Yonatan.

Hanya dengan begitu, semua pihak punya komitmen yang sama untuk tetap berpegang teguh dalam situasi persaudaraan dan kedamaian.

“Jangan sampai pesta demokrasi ini membuat masyarakat lima distrik menghadirkan konflik horizontal. Kalau itu terjadi, siapa yang nanti bertanggungjawab? Kami harap, lima distrik itu satu kesatuan yang harus dijaga bersama,” tegasnya.

Ia menyarankan, tidak perlu ada kubu-kubu diantara warga Yalimo.

“Kami yang ada ini hanya punya hak berbicara untuk bagaimana melindungi, mengawasi kita punya rakyat yang ditindas. Jangan lagi kita terus menerus menjadi korban dalam semua hal,” pintanya mengingatkan.

Yunus Aliknoe, salah satu mahasiswa Yalimo, mendukung penegasan ini sembari menyarankan seluruh warga lima distrik tidak mudah terprovokasi dalam ajang pesta demokrasi yang mengarah terjadinya saling ancam, tindakan anarkhis diantar para pendukung Paslon.

Baca Juga:  DKPP Periksa Dua Komisioner KPU Yahukimo Atas Dugaan Pelanggaran KEPP

“Seluruh rakyat suku Yali lebih khusus di kabupaten Yalimo tidak boleh terprovokasi dengan isu-isu dari tim relawan kedua Paslon. Kewajiban masyarakat mendukung secara demokrasi sudah dilakukan pada tanggal 9 Desember. Sekarang tahap penghitungan atau pleno itu urusan tim sukses, PPD dan KPU. Kami mahasiswa tidak memihak Paslon ER-JHON ataupun LA-HUM. Kami mahasiswa memihak masyarakat supaya hindari benih konflik horizontal,” ujarnya.

Yunus juga menekankan, anak muda penyandang status mahasiswa jangan terlibat dalam tim pemenangan pada Pilkada Yalimo.

“Mahasiswa harus independen, memberikan pencerahan yang positif. Jangan justru sebaliknya. Kami minta mahasiswa harus bersatu dan kendalikan semua situasi. Tidak boleh ada pertumpahan darah di negeri Yalimo.”

Mahasiswa Yalimo kota studi Manokwari dengan tegas mengingatkan kepada kedua kandidat wajib mengarahkan massa pendukungnya lebih tertib agar tidak memancing situasi yang menjurus terjadinya konflik.

Kedua Paslon putra asli Yali mesti bertarung secara sehat melalui momentum Pilkada dengan satu tujuan yang sama yakni untuk membangun kabupaten Yalimo setelah terpilih dan dilantik.

Berikut pernyataan sikap mahasiswa Yalimo di kota studi Manokwari:

  1. Mahasiswa dan mahasiswi Yalimo berharap masyarakat lima distrik tidak boleh ada yang melakukan aksi pertumpahan darah di kabupaten Yalimo hanya karena pesta demokrasi. Semua harus menjaga keutuhan masyarakat Yalimo dan itu yang sangat penting.
  2. Kapolsek Yalimo beserta anggotanya berperan aktif untuk mengamankan masyarakat Yalimo sesuai aturan yang ada. Termasuk pendukung Paslon nomor urut 1 maupun nomor urut 2.
  3. Jangan menyebarkan informasi menyesatkan yang meresahkan bahkan memunculkan konflik horizontal diantara masyarakat pendukung kedua Paslon.
  4. Kami juga tegaskan agar jangan membedakan denominasi Gereja. Karena Gereja itu independen, menjalankan amanah atau misi Tuhan untuk semua manusia ciptaan Tuhan.
  5. Mengingatkan kepada kawan-kawan mahasiswa yang terlibat aktif dalam pesta demokrasi di kabupaten Yalimo jangan mempengaruhi masyarakat, tetapi mahasiswa harus berdiri netral, independen.
  6. Setiap pendukung atau relawan Paslon nomor urut 1 dan nomor urut 2 yang membangun opini publik yang berpotensi menciptakan konflik horizontal di tengah masyarakat melalui postingan di media sosial atau secara lisan tidak boleh lagi, kecuali informasi yang positif dan benar.
Baca Juga:  Soal Satu WNA di Enarotali, Begini Kata Pakum Satgas dan Kapolres Paniai

Pewarta: Atamus Kepno
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaJelang Natal, MRP Desak Bupati Nabire Buka Jalur Transportasi Laut
Artikel berikutnyaSoal 400 Korban Pengungsi Nduga, Hesegem: Itu Masih Tanda Tanya