TAMBRAUW, SUARAPAPUA.com — Dinas Kesehatan kabupaten Tambrauw, provinsi Papua Barat, diminta lebih serius memperhatikan macetnya pelayanan kesehatan di Puskesmas Pembantu (Pustu) Saubeba.
Demianus Yesnath, kepala kampung Saubeba, distrik Abun, menyampaikan hal ini mengingat fasilitas gedung Pustu Saubeba sudah tak layak digunakan.
“Pustu rusak, jadi perlu direhab atau sekalian bangun yang baru,” kata Demianus saat ditemui suarapapua.com di Saubeba, Sabtu (9/1/2021) pekan lalu.
Tak hanya kerusakan gedung Pustu, lemari penyimpan obat, meja, kursi, tempat tidur dan tiang gantungan cairan pun tidak ada.
Demianus juga akui stok obat di Pustu tersebut habis sejak lama dan sudah tidak ada pengadaan lagi dari Puskesmas maupun Dinas Kesehatan Tambrauw.
“Obat tidak ada sejak tahun 2018,” ucapnya.
Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, masyarakat Saubeba harus ke Puskesmas Kwoor sekitar 45 menit hingga satu jam perjalanan. Jika harus berobat di Puskesmas Sausapor harus menempuh perjalanan 4-5 jam dengan menggunakan perahu karena tidak ada jalan darat.
“Kalau ada yang sakit harus pergi ke Kwoor atau Sausapor, tetapi semua itu tergantung cuaca juga,” imbuh Demianus.
Menurutnya, permasalahan tersebut sudah disampaikan ke pihak Puskesmas Abun, tetapi hingga kini belum ada tanggapan.
“Dinas Kesehatan Tambrauw harus segera lihat permasalahan di Pustu ini,” pinta Yesnath.
Yan Yessa, pemuda Saubeba, menjelaskan, “Petugas medis di sini hanya satu orang. Tetapi dia sudah lama pergi karena lanjutkan sekolah dan anaknya juga sakit.”
Masyarakat Saubeba berharap segera ada penugasan tenaga kesehatan di Pustu Saubeba.
“Supaya masyarakat tidak pergi jauh untuk berobat,” kata Yan.
Untuk diketahui, Pustu Saubeba dilayani satu petugas medis yang bekerja seorang diri selama 20 tahun sebelum Tambrauw dimekarkan menjadi daerah otonomi baru (DOB).
Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You