ADVERTORIALTurut Berbelasungkawa, Bupati Dogiyai: Terima Kasih Bruder Jan Sjerps

Turut Berbelasungkawa, Bupati Dogiyai: Terima Kasih Bruder Jan Sjerps

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Meninggalnya Bruder Jan Sjerps, OFM, salah satu misionaris di Tanah Papua, Sabtu (13/2/2021) di Sentani, kabupaten Jayapura, Papua, meninggalkan duka yang mendalam bagi warga masyarakat kabupaten Dogiyai dan kabupaten-kabupaten sekitarnya.

Tak terkecuali anak-anak didik dan binaannya di SMP YPPK St. Fransiskus Assisi Mowanemani dan asrama putra St. Fransiskus Assisi Mowanemani. Rasa turut berduka disampaikan secara pribadi maupun kolektif oleh beberapa pihak yang merasa kehilangan beliau, karena begitu besar jasa dan pengabdiannya.

Yakobus Dumupa, bupati kabupaten Dogiyai, juga mengungkapkan turut berbelasungkawa atas berpulangnya Br. Jan Sjerps, OFM.

“Atas nama pemerintah dan masyarakat kabupaten Dogiyai, sebagai Bupati Dogiyai, sekaligus sebagai anak didiknya, saya menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya bapak Bruder Jan Sjerps, OFM. Kami berdoa semoga arwahnya diterima di sisi Allah dan hidupnya berbahagia bersama para orang kudus di surga,” demikian Dumupa.

Baca Juga:  Pemda Intan Jaya Umumkan Jadwal Pelaksanaan Tes CAT K2

Bupati Dogiyai tak lupa menyampaikan terima kasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Bruder Jan atas jasa dan pengabdiannya selama puluhan tahun di wilayah Mowanemani dan sekitarnya.

“Bruder Jan telah berkarya menjadikan banyak orang menjadi manusia hebat,” kata Dumupa.

Dalam keterangan tertulis yang dikirim ke suarapapua.com, Dumupa secara khusus menceritakan kisah terakhir bersama almarhum pada Natal tahun 2018 di Mowanemani.

“Bruder Jan mengunjungi saya di rumah saya. Saat itu saya tanya, “Bruder tidak pulang ke Belanda?” Bruder jawab, “Nei, saya orang Papua. Saya harus mati di sini, di Papua”. Jawabnya ini menunjukkan kecintaan dan kesetiaan yang besar bagi orang Papua dan Tanah Papua. Dan mencintainya itu telah dibuktikannya dengan pengabdiannya yang luar biasa selama puluhan tahun di Papua.”

Kisah sama di lain kesempatan diceritakan Willem Bobii, salah satu anak didik Bruder Jan di Mowanemani.

Baca Juga:  Pemda Intan Jaya Umumkan Jadwal Pelaksanaan Tes CAT K2

Kisah itu terjadi pada saat Paskah 2019.

“Semalam bercerita panjang hingga jam 2 dini hari. Saya ingat sepenggal percakapan kami malam itu. Saya tanya, apakah bruder akan pulang ke negeri Belanda? Bruder jawab, ya.. kalau sudah tidak kuat, dan tidak ada yang rawat.. saya harus pulang ke Belanda.”

Willem kepada bruder katakan akan ikut ke Belanda. Bruder spontan, “Nei.. you tidak punya keluarga di sana.”

Dengan itu Willem kemukakan alasan, “Bruder, Yobee dan Bobii itu keluarga adik-kaka. Saya bilang sambil tertawa. Lalu, bruder bilang, Nei you jangan cari alasan. Ah, sedih, banyak kisah bersama bruder.”

Felix Degei, salah satu anak didik di SMP YPPK St. Fransiskus Assisi Moanemani mengaku sangat kehilangan seorang guru sekaligus pembina yang dedikasinya cukup besar.

“Mungkin bruder sudah lupa saat itu, tetapi saya tidak lupa dan tidak akan pernah lupa wejangan bruder. Karena bruder, saya hari ini bisa berbahasa Inggris. Tahun 2003 bruder kasih motivasi luar biasa, walaupun tidak disadari karena saat itu hanya karena takut, tetapi manfaatnya sangat besar bagi saya,” kata Felix mengenang.

Baca Juga:  Pemda Intan Jaya Umumkan Jadwal Pelaksanaan Tes CAT K2

Bruder Jan meninggal dunia saat sedang menjalani masa pensiun di Gardianat St. Antonius Padua Biara Fransiskan Papua, Sentani, kabupaten Jayapura, Sabtu (13/2/2021). Pemilik nama baptis Sjerps Johannes Petrus dan Iryanto Yobee nama resmi setelah dinaturalisasi menjadi warga negara Indonesia (WNI) pada 3 November 1995 ini meninggal dunia dalam usia 82 tahun.

Jenazahnya dimakamkan pada hari ini, 15 Februari 2021 di pemakaman Fransiskan yang terletak di Biara St. Antonius Padua, Sentani. Pemakaman didahului misa requiem di aula St. Clara Biara Antonius Padua Sentani.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

0
“Kami bersama AMAN Sorong Raya akan melakukan upaya-upaya agar Perda PPMHA  yang telah diterbitkan oleh beberapa kabupaten ini dapat direvisi. Untuk itu, sangat penting semua pihak duduk bersama dan membicarakan agar Perda PPMHA bisa lebih terarah dan terfokus,” ujar Ayub Paa.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.