PartnersPetisi Rakyat PapuaOtsus Sudah Gagal, Yoman: Negara Paksa Lanjutkan Itu Bukti Penindasan OAP

Otsus Sudah Gagal, Yoman: Negara Paksa Lanjutkan Itu Bukti Penindasan OAP

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Seluruh rakyat orang asli Papua sudah dengan tegas menolak Otonomi Khusus (Otsus) Papua sebagai bentuk kesadaran pemilik negeri emas ini yang merasakan cukup lama penjajahan dan penindasan oleh negara kolonial.

Penegasan ini dikemukakan Pdt. Socrates Sofyan Yoman, ketua umum Badan Pelayanan Pusat Gereja Baptis West Papua, kepada wartawan di Padang Bulan, Abepura, Kota Jayapura, Rabu (7/4/2021).

Yoman menilai sistem penjajahan yang dilakukan oleh negara kolonial akan selalu memaksakan dengan sistem menindas melalui roh rasisme dan fasisme.

“Penjajahan secara institusional sistematis, terstruktur, kolektif dan masif dilakukan oleh negara kepada rakyat Papua, bila kita sadar itu kita bisa lakukan resistensi-resistensi perlawanan dengan cara yang elegan dan terhormat seperti menulis buku agar membuka wawasan terutama orang Indonesia melihat persoalan yang sedang dihadapi orang asli Papua dan kenapa ingin merdeka dan dengan sendirinya mereka akan mendukung kami untuk berdiri sendiri,” tuturnya.

Baca Juga:  ULMWP Desak Dewan HAM PBB Membentuk Tim Investigasi HAM Ke Tanah Papua

Ia mengatakan, dalam pandangan Dewan Gereja Papua sudah nyatakan bahwa Otsus itu sudah mati, Otsus sudah gagal dari sisi pelaksanaannya.

“Dalam Otsus militerisasi luar biasa dimana membangun infrastruktur ekskalasi militer yang luar biasa di Tanah Papua dimana-mana. Kodim yang tadinya delapan, di masa Otsus sudah ada sembilan, ini kan peningkatan signifikan dengan membangun Polres, Polsek, Kodim Koramil, dimana-mana dan kegagalannya di situ,” kata Yoman.

Baca Juga:  Konflik Horizontal di Keneyam Masih Berlanjut, Begini Tuntutan IPMNI

Dalam Otsus diamanatkan untuk perbaikan pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi rakyat dan perlindungan, tetapi menurut Yoman, itu tidak terlaksana.

“Dalam perjalanan Otsus banyak terjadi banyak pembunuhan dimana-mana, pelanggaran HAM meningkatkan dan ini yang kami gereja melihat realitas, sehingga Otsus tidak berhasil,” katanya.

Di tempat terpisah, Sem Awom, juru bicara Petisi Rakyat Papua (PRP) mengatakan, hingga 1 Maret 2021, sudah ada 107 organisasi masyarakat sipil yang menyatakan bergabung mendukung rakyat Ppaua menolak Otsus jilid II.

Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

“Ada 107 organisasi sudah bergabung dan akan bertambah lagi dan update sebulan yang lalu petisi yang beredar juga sudah ditandatangani 600 ribu orang. Sekitar 18 persen OAP berpartisipasi menolak pelaksanaan Otsus jilid dua di Tanah Papua,” ujar Awom.

Pewarta: Agus Pabika
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Simamora: Penting Mengajar Anak, Tetapi Juga Pembentukan Karakter

0
"Praktekan penerapan displin positif yang telah dipelajari terhadap anak-anak. Hadapi anak-anak dulu dengan sekarang berbeda maka pendekatan pun berbeda. Contohnya, jika anak terlambat masuk sekolah, jangan langsung suruh pulang."

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.