BeritaAMP Jember: Tutup Freeport dan Buka Jurnalis Asing ke Tanah Papua

AMP Jember: Tutup Freeport dan Buka Jurnalis Asing ke Tanah Papua

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Sektor Jember, Jawa Timur menyatakan, kehadiran pihak Freeport Sulphur Company Langbourne William pada Juni 1966 di Jakarta adalah awal malapetaka tanah Amungsa, tanah Papua ke tangan Kapitalis global, Amerika.

Oleh sebab itu, AMP menegaskan agar PT. Freeport Indonesia segera di tutup dari eksplorasinya dari tanah Papua, dan hentikan perpanjangan Otsus. Berikanlah hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyat bangsa West Papua.

Penegasan itu disampaikan Mindiles Kogoya, Koordinator aksi Aliansi Mahasiswa Papua Sektor Jember, Jawa Tengah di Kontrakan Melanesia kepada suarapapua.com, Rabu (7/4/2021).

Baca Juga:  F-MRPAM Kutuk Tindakan Kekerasan Aparat Terhadap Massa Aksi di Jayapura 

“Keberadaan Indonesia di tanah Papua adalah ilegal. Tarik militer organik maupun non organik dari tanah Papua. Tutup PT. Freeport Indonesia dan perusahaan-perusahaan multi nasional dan internasional yang beroperasi di tanah Papua. Mengutuk keras segelintir elit politik Papua yang mengatasnamakan rakyat Papua minta Otsus dilanjutkan dan pemekaran Provinsi dan kabupaten di tanah Papua,” tukas Kogoya.

Berikut pernyataan sikap Aliansi Mahasiswa Papua sektor Jember di Jawa Tengah.

  1. Indonesia adalah pelaku pelanggaran HAM berat di atas tanah Papua. Hentikan diskriminasi terhadap aktivis kemanusiaan di tanah Papua.
  2. Segera membuka akses pekerja kemanusiaan asing dan jurnalis nasional maupun internasional ke tanah Papua.
  3. Hentikan segera operasi militer di seluruh teritori west Papua dan mendukung petisi rakyat Papua (PRP) untuk menolak Otsus. Termasuk tolak pemekaran daerah otonomi baru, baik provinsi maupun kota-kabupaten.
  4. Menteri dalam Negeri Indonesia dan Menteri Pertahanan agar segera hentikan upaya revisi UU Otsus 2001.
  5. Stop rasis terhadap rakyat bangsa West Papua. Mengutuk keras terhadap aktor-aktor berita dan informasi propaganda dan hoax.
  6. TNI dan Polri hentikan intimidasi terhadap mahasiswa Papua di seluruh Indonesia. Indonesia segera mengadakan mekanisme referendum bagi rakyat bangsa West Papua. Indonesia, Amerika, Belanda dan PBB harus bertanggungjawab terkait situasi krisis kemanusiaan di atas tanah Papua. Berikan hak penentuan nasib sendiri terhadap rakyat bangsa West Papua.
Baca Juga:  Hari Konsumen Nasional 2024, Pertamina PNR Papua Maluku Tebar Promo Istimewa di Sejumlah Kota

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Partai-Partai Oposisi Kepulauan Solomon Berlomba Bergabung Membentuk Pemerintahan

0
"Kelompok kami menanggapi tangisan dan keinginan rakyat kami untuk merebut kembali Kepulauan Solomon dan mengembalikan kepercayaan pada kepemimpinan dan pemerintahan negara kami," kata koalisi tersebut dalam sebuah pernyataan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.