BeritaTolak Label Teroris, SRPSR: TPNPB itu Freedom Fighters!

Tolak Label Teroris, SRPSR: TPNPB itu Freedom Fighters!

SORONG, SUARAPAPUA.com — Jenner Naa, salah aktivis peduli Hak Asasi Manusia (HAM) menyatakan, pemberian label teroris terhadap TPNPB OPM hanya untuk memperlancar operasi militer di Tanah Papua.

Jenner menilai pemerintah Indonesia selama ini tak bijak dalam melihat dan menyelesaikan permasalahan di Papua.

“Dari status yang diberikan Indonesia mulai dari separatis, KKB, hingga teroris saat ini membuktikan bahwa masalah Papua tidak akan pernah diselesaikan dengan berbagai julukan itu,” ujarnya saat aksi mimbar bebas di seputaran lampu merah Elin, Kota Sorong, Jumat (21/5/2021).

Baca Juga:  Uskup Terpilih Keuskupan Timika Bicara Krisis Kemanusiaan Papua Saat Jumat Agung

Aktivis SONAMAPA ini menjelaskan, sejak 1 Juli 1973 TPNPB hadir bersama rakyat Papua untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Papua. Jika TPNPB dilabeli teroris, ujar Jenner, seluruh rakyat Papua juga teroris.

“Puluhan tahun TPNPB bersama rakyat Papua hidup damai dan berjuang merebut kembali hak-hak rakyat Papua yang direbut secara paksa oleh Indonesia. Pemerintah Indonesia yang pantas disebut sebagai teroris. Ingat kasus pelanggaran HAM yang dilakukan militer Indonesia di Papua seperti Biak berdarah, Wasior berdarah, Paniai berdarah, Abe berdarah, Wamena berdarah, dan masih banyak kasus lainnya yang tra pernah diselesaikan,” bebernya.

Baca Juga:  Pemprov PT Terbitkan SE Tentang Kebijakan 90:10 dalam Pengangkatan Pegawai Non ASN

Apey Tarami, koordinator Solidaritas Rakyat Papua Sorong Raya (SRPSR) menegaskan, TPNPB adalah pejuang kemerdekaan bagi rakyat Papua, bukan teroris.

“TPNPB itu freedom figthers yang berjuang untuk kemerdekaan Papua. TPNPB bukan teroris,” ujarnya.

Pemerintah Indonesia juga diminta untuk segera menghentikan operasi militer di Tanah Papua. juga, segera mengaktifkan jaringan internet di Jayapura, ibu kota provinsi Papua.

Baca Juga:  Pemprov PBD dan Pemkot Sorong Resmikan Pendidikan Gratis

“Pemerintah Indonesia jangan jadikan Papua sebagai daerah operasi militer (DOM). Sangat aneh, begitu TPNPB ditetapkan sebagai teroris, internet di Jayapura pun diputuskan, sementara militer terus didatangkan ke Papua,” ujar Apey.

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Konklaf, Cara Memilih Paus di Vatikan

0
“Konklav”, asli bahasa Latin “Conclave”. Kata ini secara etimologis terdiri dari dua kata, yakni “cum” artinya “dengan”, dan “clave” artinya “kunci”. Jadi, Konklav adalah pemilihan Paus yang terjadi di dalam ruangan terkunci rapat. Artinya terjadi dalam suasana sangat rahasia dan tidak diketahui oleh dunia luar. Makna lainnya adalah pemilihan yang terjadi di tempat tersembunyi dan dalam suasana tenang, dalam doa dan meditasi.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.