SORONG, SUARAPAPUA.com — Samuel Moifilit, moderator dalam acara nonton bareng (nobar) dan diskusi menyebut film ‘The End Game’ sangat menginspirasi generasi muda untuk melawan korupsi.
“Ternyata perjuangan memberantas korupsi itu tidak gampang. Lembaga seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saja bisa diteror,” ujar Samuel saat diskusi usai nobar di sekretariat Aliansi Masyarakat Adat (AMAN) Sorong Raya, Minggu (6/6/2021) malam.
Samuel menguraikan film yang disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono itu menceritakan tentang perjuangan melawan korupsi di Indonesia dengan adanya banyak serangan kaum oligarki terhadap KPK dari dalam maupun luar.
“Selain lemahnya penegakan hukum, keterbukaan informasi publik sangat berpengaruh terhadap masyarakat adat, karena bisa terjadi perampasan hutan adat,” bebernya.
Karena itu, ia tegaskan pentingnya pendidikan budaya anti korupsi, penertiban administrasi dan mekanisme kebijakan yang akan berdampak terhadap masyarakat adat.
“Generasi muda Papua harus terlibat dalam melawan korupsi. Kalau film, orang menonton akan lebih mudah paham jika dibandingkan dengan kegiatan seminar karena banyak yang cepat bosan,” kata Samuel.
Selain itu, aktivis peduli masyarakat adat ini menilai bahwa saat ini film dapat menjadi salah satu alat kampanye yang efektif.
Sementara itu, Nanang, pemeran dalam film ‘The End Game’ saat dikonfirmasi suarapapua.com di Sorong menyampaikan apresiasinya kepada pengurus AMAN Sorong Raya yang memfasilitasi nobar dan diskusi.
“Terima kasih pak ketua AMAN Sorong Raya karena kegiatan berjalan dengan sangat baik,” katanya.
Nanang sepakat tujuan pemutaran film ini untuk mengedukasi sebagai bagian dari upaya menyadarkan masyarakat bahwa korupsi sangat jahat dan kejam.
“Kami ingin menyampaikan kepada masyarakat luas bahwa pemberantasan korupsi saat ini sedang diganggu oleh orang-orang yang tidak suka terhadap KPK. Kita harus berjuang dengan kapasitas kita masing-masing tanpa memandang KPK sebagai suatu lembaga yang harus dibela. Tetapi gerakan pemberantasan korupsi harus dihidupkan,” ujar Nanang.
Menurut Dandhy, film dokumenter tersebut telah ditonton oleh 713 penyelenggara di sejumlah kota besar di Indonesia.
“Film KPK The End Game ditayangkan secara terbatas di sejumlah daerah dan belum disiarkan di akun YouTube WatchDoc seperti film dokumen kami yang sebelumnya,” kata jurnalis senior ini.
Kabar terakhir, akun instagram rumah produksi film WatchDoc Documentary diretas oknum tak bertanggungjawab pada Minggu (6/6/2021). Peretasan itu diduga kuat terkait gencarnya rilis film dokumenter terbaru yang menampilkan keterangan para pegawai KPK yang dinyatakan tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TKW).
Film berdurasi dua jam berisi kesaksian 16 pegawai KPK itu diproduksi WatchDoc. Rumah produksi audio visual didirikan pertama kali dua jurnalis kawakan, Dandhy Dwi Laksono dan Andy Panca Kurniawan, pada tahun 2009. Karyanya sudah lebih dari 200 film dokumenter dan 700 serial dokumenter televisi berlatarbelakang masalah HAM, demokrasi, negara hukum, sejarah, lingkungan hidup, perempuan, dan kelompok minoritas.
Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You