Agus Tebai: Upaya  Berantas Penyakit Sosial di Dogiyai sedang Jalan 

0
941

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Dalam pembukaan kegiatan Gerakan Sosial Cinta Lingkungan, Anggota DPRD Agustinus Tebai juga menegaskan tentang pentingnya penanggulangan penyakit sosial sebagai bagian dari kepedulian bersama terutama peredaran miras di Dogiyai.

Tebai mengatakan, masyarakat Dogiyai semakin sadar akan dampak buruk dari pernyakit sosial, terutama Miras. Untuk memberantasnya, masyarakat mulai terapkan upaya berantas Miras.

Dia mencontohkan Kampung Mauwa. Dimana masyarakat dan Kepala Kampung sepakat untuk memberantas miras. Baik yang membeli maupun yang menjual. Jika kedapatan, pihak pembeli dan penjual sama-sama diberikan sanksi.

Baca Juga:  Panglima TNI dan Negara Diminta Bertanggung Jawab Atas Penembakan Dua Anak di Intan Jaya

“Masyarakat sudah mulai sadar soal dampak buruk minuman keras (beralkohol) dan sudah mulai sepakat bersama untuk menolak (distribusi miras). Gerakan ini sudah jalan di masyarakat, agar memutus mata rantai penyakit sosial di Kabupaten Dogiyai,” katanya, pada Selasa, (6/7/2021).

Ia menegaskan pemerintah setempat juga ikut menertibkan penjualan dan peredaran Miras di Dogiyai.

ads

“Ke depan, yang kami akan dorong lagi adalah Tim Pemberantas Penyakit Sosial di wilayah ini,” kata Tebai mewakili lembaga legislatif beranggotakan 25 orang tersebut.

Baca Juga:  Empat Jurnalis di Nabire Dihadang Hingga Dikeroyok Polisi Saat Liput Aksi Demo

Sementara itu, Fransiskus Yobee, koordinator aksi peduli lingkungan hidup di kabupaten Dogiyai menambahkan selain pencemaran lingkungan dan pengerusakan hutan, masalah penyakit sosial lain yang yaitu peredaran miras yang terus merenggut nyama pemuda di Dogiyai.

“Wilayah lembah hijau dan sekitarnya merupakan salah satu kawasan dengan pemasok serta penjualan miras secara bebas. Sejumlah kasus akibat miras menjadi trauma yang berkepanjangan bagi kehidupan keluarga banyak pemuda telah meninggal dunia ketika mengkonsumsi minuman oplosan, dan menyebabkan dampak sosial secara buruk yang terus meningkat di wilayah tersebut,” katanya.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Bangun Jembatan Hubungkan Kampung Banti 2 dan Banti 1

Frans menjelaskan seriusnya persoalan sosial, beberapa tokoh telah diundang untuk menyampaikan informasi dan diskusi terbuka yang telah digelar di Gedung Aula Gereja tersebut. Beberapa tokoh diantaranya Piet Tebai mewakili Dinas Sosial, dan juga kepala Distrik Kamu Tengah Frans Dogomo yang baru dilantik sepekan kemarin.

Pewarta: Agus Pabika

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaKaum Muda Bentuk Gerakan Sosial Cinta Lingkungan di Dogiyai
Artikel berikutnyaJembatan Kayu Terpanjang di Kabupaten Sorong Percahkan Rekor Muri